...
Indonesia Updates
Amerika SerikatBeritaInternasionalNasional

Penipuan Berkedok Legalitas Sasar Mahasiswa Asing di Tengah Ketatnya Kebijakan Imigrasi AS

×

Penipuan Berkedok Legalitas Sasar Mahasiswa Asing di Tengah Ketatnya Kebijakan Imigrasi AS

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi FBI (AFP Photo / Mandel Ngan)
Ilustrasi FBI (AFP Photo / Mandel Ngan)

INDONESIAUPDATES.COM, INTERNASIONAL – Kekhawatiran mahasiswa asing di Amerika Serikat meningkat seiring diperketatnya kebijakan imigrasi, dan kondisi ini dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber. Penipuan yang menyasar pemegang visa pelajar, khususnya visa F-1, semakin marak, dengan modus berpura-pura sebagai pejabat pemerintah yang mengancam status imigrasi korban.

Dalam beberapa kasus, visa mahasiswa dicabut hanya karena pelanggaran ringan seperti tilang lalu lintas. Aktivisme mahasiswa, termasuk dukungan terhadap Palestina, juga dilaporkan menjadi alasan bagi pihak berwenang untuk meninjau kembali status visa. Ketidakpastian ini menciptakan atmosfer ketakutan yang dijadikan celah oleh para penipu untuk menguras uang korban dengan kedok legalitas dan ancaman deportasi.

Modus dan Tanda-Tanda Penipuan

Biro Investigasi Federal (FBI) mengungkap sejumlah ciri umum dari penipuan yang kini marak terjadi:

  • Komunikasi tiba-tiba: Penipu biasanya menghubungi korban secara tak terduga melalui telepon atau pesan, mengaku sebagai petugas imigrasi, polisi, atau pegawai pemerintah.

  • Situs palsu: Pelaku sering kali menyertakan tautan ke situs web yang tampak resmi, namun bukan domain pemerintah. FBI menegaskan bahwa situs resmi lembaga AS selalu menggunakan akhiran .gov.

  • Permintaan kode autentikasi: Korban diminta membagikan kode verifikasi dua langkah yang seharusnya bersifat pribadi. Ini dapat digunakan pelaku untuk membobol akun pribadi atau keuangan.

  • File mencurigakan: Tautan atau dokumen yang dikirim oleh pelaku bisa mengandung malware atau menjadi alat untuk mengelabui korban lebih jauh.

Dampak dan Respons

Mahasiswa yang menjadi korban penipuan ini kerap mengalami kerugian finansial besar, bahkan trauma psikologis akibat tekanan yang diberikan oleh pelaku yang mengancam akan melaporkan mereka ke pihak imigrasi.

FBI mendorong siapa pun yang merasa menjadi target untuk:

  1. Menyimpan semua bukti komunikasi, termasuk rekaman, email, dan pesan teks.

  2. Melaporkan insiden ke Internet Crime Complaint Center (IC3) milik FBI di www.ic3.gov.

  3. Menghubungi bank untuk membatalkan transaksi mencurigakan.

  4. Melapor ke kedutaan besar negara asal serta Biro Keamanan Diplomatik di Departemen Luar Negeri AS.

  5. Memverifikasi identitas penelepon langsung ke lembaga pemerintah terkait, bukan melalui informasi kontak yang diberikan oleh penelepon.

Meningkatnya Ketidakpastian

Para advokat imigrasi menyatakan bahwa ketatnya pengawasan terhadap mahasiswa asing, terutama yang terlibat dalam kegiatan politik, menciptakan ketakutan yang berlebihan. “Kami melihat pola di mana kekhawatiran yang sah digunakan untuk menipu mereka yang paling rentan,” ujar seorang pengacara imigrasi di New York yang enggan disebutkan namanya.

Banyak mahasiswa asing kini hidup dalam ketidakpastian, waspada terhadap setiap pesan yang masuk, dan ragu untuk terlibat dalam kegiatan sosial maupun akademik yang berpotensi dipolitisasi.

Kesadaran adalah Perlindungan Terbaik

FBI menekankan bahwa kesadaran dan informasi yang benar adalah perlindungan terbaik terhadap modus penipuan semacam ini. Mahasiswa asing diimbau untuk tidak panik dan selalu memverifikasi kebenaran informasi melalui saluran resmi.

Di tengah ketegangan politik dan ketatnya kebijakan imigrasi, mahasiswa asing tak hanya berjuang demi pendidikan mereka, tetapi juga demi keamanan pribadi dari ancaman yang justru datang dari luar sistem hukum.


Pertanyaan Umum (FAQ): Penipuan Berkedok Legalitas terhadap Mahasiswa Asing


1. Apa itu penipuan berkedok legalitas?

Ini adalah jenis penipuan di mana pelaku mengaku sebagai pejabat pemerintah (misalnya petugas imigrasi atau penegak hukum), lalu menakut-nakuti korban dengan ancaman pencabutan visa, deportasi, atau tindakan hukum. Tujuannya adalah memeras uang atau informasi pribadi korban.


2. Mengapa mahasiswa asing menjadi sasaran utama?

Mahasiswa asing sering kali tidak sepenuhnya memahami sistem hukum dan imigrasi AS, serta merasa rentan karena status visa mereka. Ketakutan akan kehilangan izin tinggal membuat mereka lebih mudah dipengaruhi.


3. Apa saja tanda-tanda umum penipuan ini?

  • Telepon atau pesan tiba-tiba dari orang yang mengaku sebagai pejabat.

  • Permintaan data pribadi, kode autentikasi, atau informasi keuangan.

  • Situs web mencurigakan (bukan domain .gov).

  • Tautan atau dokumen asing yang dikirim tanpa diminta.

  • Nada komunikasi yang menakut-nakuti atau memaksa.


4. Apakah pemerintah AS pernah meminta uang lewat telepon?

Tidak. Lembaga resmi seperti USCIS, IRS, atau FBI tidak akan pernah meminta pembayaran atau informasi sensitif melalui telepon, pesan teks, atau media sosial.


5. Apa yang harus saya lakukan jika menerima telepon mencurigakan?

  • Jangan panik dan jangan langsung menuruti permintaan penelepon.

  • Jangan membagikan informasi pribadi atau kode autentikasi.

  • Catat nomor penelepon, isi percakapan, dan nama yang digunakan.

  • Hubungi langsung lembaga pemerintah yang bersangkutan menggunakan nomor resmi dari situs web .gov.


6. Bagaimana cara melaporkan penipuan?

  • Laporkan ke FBI melalui IC3: www.ic3.gov

  • Hubungi bank Anda untuk membatalkan transaksi mencurigakan.

  • Laporkan ke kedutaan besar negara asal Anda.

  • Hubungi Biro Keamanan Diplomatik (U.S. Dept. of State) jika penipuan berkaitan dengan visa atau dokumen perjalanan.


7. Apakah dukungan hukum tersedia bagi korban penipuan?

Ya, beberapa universitas menyediakan bantuan hukum gratis atau murah melalui kantor layanan internasional atau bantuan hukum mahasiswa. Selain itu, organisasi advokasi imigrasi juga dapat membantu memberikan nasihat hukum.


8. Apa yang bisa saya lakukan untuk melindungi diri di masa depan?

  • Jangan pernah membagikan kode verifikasi dua langkah kepada siapa pun.

  • Verifikasi situs web dan nomor telepon sebelum membalas.

  • Simpan bukti komunikasi mencurigakan.

  • Ikuti seminar keamanan digital atau pelatihan dari kampus Anda.

  • Diskusikan hal mencurigakan dengan teman, penasihat kampus, atau petugas imigrasi resmi universitas.


IKUTI INDONESIAUPDATES.COM

GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL