...
JakartaBeritaNasional

Bos BGN Pastikan Perketat SOP Usai 196 Orang Keracunan Makan Bergizi Gratis di Sragen

×

Bos BGN Pastikan Perketat SOP Usai 196 Orang Keracunan Makan Bergizi Gratis di Sragen

Bagikan Berita Ini
Ilustrasi - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana jawab kritik soal MBG, di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Sabtu (22/3/2025).
Ilustrasi - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana jawab kritik soal MBG, di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Sabtu (22/3/2025).

INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana buka suara terkait insiden keracunan yang menimpa 196 orang, terdiri dari siswa, guru, hingga orang tua di SDN 4 Gemolong dan SMPN 3 Gemolong, Sragen, Jawa Tengah, usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG).

Dadan menegaskan, pihaknya telah mengambil langkah mitigasi untuk mencegah kejadian serupa. Salah satu fokus utamanya adalah memperketat pemilihan bahan baku, memperpendek waktu masak, hingga mempercepat proses penyiapan makanan.

“Kami berusaha sebaik mungkin agar tidak ada kejadian lagi. SOP ditingkatkan, mulai dari memilih bahan baku yang baik, memendekkan waktu masak, hingga penyiapan,” ujar Dadan usai bertemu Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (12/8/2025).

Pengiriman Dipercepat, Penyimpanan Dipangkas

Dadan menambahkan, waktu pengiriman makanan ke sekolah juga akan diperpendek. Tujuannya, agar makanan tidak terlalu lama disimpan sebelum dikonsumsi.

“Pengiriman ke sekolah harus lebih cepat, dan makanan tidak boleh disimpan lebih dari empat jam,” tegasnya.

Jangkauan MBG dan Keterlibatan Lembaga Besar

Saat ini, jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk program MBG mencapai 5.103 orang yang tersebar di 38 provinsi, 502 kabupaten, dan 4.770 kecamatan. Penerima manfaat program ini telah melampaui 15 juta orang, mulai dari anak-anak hingga ibu hamil.

Dadan juga membeberkan, program MBG dijalankan melalui kemitraan luas, melibatkan berbagai pihak seperti TNI Angkatan Darat, Kepolisian, Badan Intelijen Negara (BIN), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (APJI), dan lainnya.

“Yang menonjol, 5.103 SPPG sudah terdaftar di sistem, ditambah 14.000 SPPG sedang disiapkan. Semua ini bagian dari kemitraan besar lintas sektor,” jelasnya.

Insiden di Sragen menjadi peringatan serius bagi penyelenggara MBG untuk memastikan kualitas dan keamanan pangan, agar program ini tetap menjadi solusi gizi tanpa mengorbankan kesehatan penerimanya.