...
KambojaBeritaInternasional

Konflik Thailand-Kamboja 2025 Memanas: Apa Pemicu Utama & Potensi Perangnya?

×

Konflik Thailand-Kamboja 2025 Memanas: Apa Pemicu Utama & Potensi Perangnya?

Bagikan Berita Ini
Ilustrasi - Ketegangan Thailand dan Kamboja memuncak.
Ilustrasi - Ketegangan Thailand dan Kamboja memuncak.

INDONESIAUPDATES.COM, INTERNASIONAL – Ketegangan antara Thailand dan Kamboja kembali memuncak. Pada Kamis (24/7/2025), sengketa perbatasan yang telah berlangsung selama lebih dari satu abad berubah menjadi bentrokan berdarah, menewaskan sedikitnya 12 warga Thailand—mayoritas adalah warga sipil.

Pertempuran melibatkan baku tembak, peluncuran roket, dan penembakan lintas batas. Meski jumlah korban di pihak Kamboja belum dikonfirmasi secara resmi, situasi kini disebut sebagai yang paling serius dalam satu dekade terakhir.

Apa Penyebab Konflik Thailand vs Kamboja Terbaru?

Konflik ini dipicu oleh insiden baku tembak pada Mei 2025 yang menewaskan satu tentara Kamboja. Insiden itu memicu aksi saling balas dari kedua negara. Ketegangan meningkat drastis ketika pada Rabu (23/7/2025), lima tentara Thailand terluka akibat ranjau darat yang dituding baru dipasang di perbatasan.

Thailand langsung menutup perbatasan timur laut, memanggil pulang duta besar dari Phnom Penh, dan mengusir duta besar Kamboja. Kamboja membalas dengan menurunkan hubungan diplomatik dan menarik seluruh staf kedutaannya dari Bangkok.

Sejarah Panjang Perselisihan Thailand-Kamboja

Sengketa perbatasan Thailand-Kamboja bukan hal baru. Perselisihan ini berakar sejak era kolonial Prancis yang memetakan wilayah Kamboja pada awal abad ke-20. Salah satu titik panas konflik adalah Kuil Preah Vihear, situs warisan budaya abad ke-11 yang terletak di perbatasan.

Pada 2008, konflik kembali memanas ketika Kamboja mendaftarkan kuil tersebut sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, yang ditolak keras oleh Thailand. Bentrokan sporadis terjadi, menewaskan personel dari kedua belah pihak dalam beberapa tahun berikutnya.

Faktor Politik dalam Konflik Thailand-Kamboja 2025

Konflik terbaru juga dipicu oleh situasi politik dalam negeri kedua negara:

  • Di Kamboja, Perdana Menteri Hun Manet—yang menggantikan ayahnya, Hun Sen, pada 2023—diduga menggunakan isu nasionalisme untuk memperkuat legitimasinya di dalam negeri.

  • Di Thailand, Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra diskors oleh Mahkamah Konstitusi setelah rekaman percakapannya dengan Hun Sen bocor ke publik. Hal ini mengguncang kepercayaan publik terhadap pemerintah dan memicu sikap keras terhadap Kamboja.

Potensi Perang Besar? Ini Analisisnya

Meski ketegangan meningkat, kemungkinan terjadinya perang skala penuh tetap rendah. Namun, risiko eskalasi tetap ada jika:

  • Terjadi provokasi lokal, seperti serangan roket atau ranjau yang menyebabkan korban lebih banyak.

  • Kedua negara gagal menjaga jalur komunikasi diplomatik.

  • Nasionalisme di dalam negeri dijadikan alat politik, yang mendorong pemerintah mengambil langkah ekstrem.

Perdana Menteri sementara Thailand, Phumtham Wechayachai, menyatakan bahwa pihaknya menginginkan solusi damai sesuai hukum internasional. Namun, Kamboja menegaskan akan merespons agresi dengan kekuatan bersenjata jika serangan terus berlanjut.

Dampak Diplomatik dan Ekonomi Thailand-Kamboja

Konflik ini membawa dampak luas pada sektor ekonomi dan hubungan bilateral:

  • Kamboja melarang impor buah, sayuran, film Thailand, dan memutus akses internet dari Thailand.

  • Kedua negara menghadapi ancaman tarif tinggi dari Amerika Serikat mulai Agustus 2025, sehingga konflik ini dapat memperparah tekanan ekonomi nasional masing-masing.

Konflik ini merupakan gabungan dari sengketa historis, nasionalisme politik, dan instabilitas domestik. Meski kemungkinan terjadinya perang terbuka masih rendah, eskalasi militer tidak bisa dikesampingkan jika tidak segera ada intervensi diplomatik yang serius.

ASEAN, PBB, dan mitra internasional perlu segera memediasi dan membuka jalur negosiasi sebelum konflik berkembang menjadi bencana regional.