INDONESIAUPDATES.COM, INTERNASIONAL – Sejumlah dokter asal Inggris yang tengah bertugas di Jalur Gaza melaporkan kondisi kemanusiaan yang sangat memprihatinkan, menggambarkan situasi di rumah sakit sebagai “rumah jagal” akibat banyaknya korban luka dan kekurangan gizi yang parah.
Dr. Tom Potokar, seorang ahli bedah luka bakar yang telah 16 kali bertugas di Gaza, mengatakan bahwa kunjungannya kali ini adalah yang paling buruk. Setelah rumah sakit tempatnya bertugas sebelumnya terkena serangan rudal, ia kini bekerja di Rumah Sakit Amal di Khan Younis. Ini mengerikan, seperti rumah jagal,” ujarnya kepada Sky News setelah menangani seorang wanita yang kehilangan seluruh keluarganya dalam serangan udara Israel.
Bersama dokter lain seperti Dr. Victoria Rose dan Dr. Graeme Groom, mereka menyaksikan langsung bagaimana sistem kesehatan Gaza berada di ambang kehancuran. Unit luka bakar di Rumah Sakit Nasser bahkan terpaksa ditutup akibat serangan. Sementara itu, banyak tenaga medis lokal terpaksa meninggalkan tugas demi keselamatan keluarga mereka.
Sejak meletusnya konflik pada Oktober 2023, lebih dari 53.000 orang dilaporkan tewas. Blokade bantuan kemanusiaan sejak Maret telah membuat persediaan medis dan makanan sangat terbatas, memperparah kondisi korban yang mengalami luka akibat ledakan dan kekurangan gizi akut.
Kondisi di rumah sakit pun sangat memprihatinkan. Anak-anak dengan luka parah berdatangan setiap hari, bahkan ada bayi yang lahir dengan luka bakar. Para dokter Inggris menyerukan tindakan nyata dari para pemimpin dunia untuk menghentikan penderitaan warga Gaza dan memulihkan akses bantuan kemanusiaan.
Dengan operasi militer Israel yang terus meluas dan minimnya bantuan, para tenaga medis di Gaza khawatir evakuasi rumah sakit akan menjadi tak terelakkan, meninggalkan ribuan warga sipil dalam kondisi kritis dan tanpa pertolongan.
Pertanyaan Umum (FAQ): Kondisi Kemanusiaan di Jalur Gaza Menurut Dokter Inggris
1. Siapa saja dokter Inggris yang bertugas di Gaza?
Dokter-dokter Inggris yang bertugas di Gaza termasuk Dr. Tom Potokar (ahli bedah luka bakar), Dr. Victoria Rose (ahli bedah plastik), dan Dr. Graeme Groom (ahli ortopedi). Mereka bekerja di Rumah Sakit Amal dan Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza Selatan.
2. Mengapa mereka menyebut Gaza sebagai “rumah jagal”?
Istilah ini digunakan oleh Dr. Tom Potokar untuk menggambarkan parahnya kondisi pasien, tingginya jumlah korban luka dan tewas, serta sistem kesehatan yang kolaps akibat serangan udara dan kelangkaan bantuan medis.
3. Apa saja tantangan utama yang dihadapi tenaga medis di Gaza?
Tantangan utama meliputi:
-
Serangan terhadap fasilitas kesehatan
-
Kekurangan obat-obatan dan peralatan medis
-
Blokade bantuan kemanusiaan sejak Maret
-
Banyaknya korban dengan luka parah dan kekurangan gizi
-
Tenaga medis yang terpaksa meninggalkan rumah sakit demi menyelamatkan keluarga
4. Seberapa parah kerusakan di rumah sakit di Gaza?
Beberapa rumah sakit telah diserang dan ditutup, seperti Rumah Sakit Eropa di Gaza dan unit luka bakar di Rumah Sakit Nasser. Rumah sakit yang masih beroperasi sangat kewalahan dan kekurangan sumber daya.
5. Apa dampak konflik terhadap warga sipil, khususnya anak-anak?
Warga sipil, terutama anak-anak, sangat terdampak. Banyak anak yang mengalami luka parah akibat ledakan, kelaparan, dan trauma. Dilaporkan ada bayi yang lahir dengan luka bakar dan anak-anak yang kehilangan penglihatan akibat serpihan peluru.
6. Apa seruan para dokter kepada komunitas internasional?
Para dokter mendesak pemimpin dunia untuk berhenti hanya berbicara dan mulai bertindak nyata untuk menghentikan kekerasan, membuka akses bantuan kemanusiaan, dan menyelamatkan warga sipil yang masih bertahan di Gaza.
7. Bagaimana kondisi tenaga medis lokal di Gaza?
Tenaga medis Palestina menunjukkan dedikasi luar biasa meskipun mereka juga menjadi korban dari konflik. Mereka tetap bekerja di tengah ancaman keselamatan pribadi, kekurangan makanan, air, dan tempat tinggal.
8. Apakah ada kemungkinan evakuasi rumah sakit dalam waktu dekat?
Ya, para dokter khawatir rumah sakit di Gaza, termasuk di Khan Younis, harus segera dievakuasi karena operasi militer Israel yang terus meluas dan situasi keamanan yang semakin memburuk.
IKUTI INDONESIAUPDATES.COM
GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL