...
ChinaBeritaInternasional

China Diduga Luncurkan Kampanye Disinformasi untuk Gagalkan Penjualan Jet Tempur Rafale ke Asia

×

China Diduga Luncurkan Kampanye Disinformasi untuk Gagalkan Penjualan Jet Tempur Rafale ke Asia

Bagikan Berita Ini
Ilustrasi - Jet tempur Rafale buatan Prancis lepas landas pada hari pembukaan Aero India 2021 di pangkalan udara Yelahanka di Bengaluru, India, Rabu, 3 Februari 2021.
Ilustrasi - Jet tempur Rafale buatan Prancis lepas landas pada hari pembukaan Aero India 2021 di pangkalan udara Yelahanka di Bengaluru, India, Rabu, 3 Februari 2021.

INDONESIAUPDATES.COM, INTERNASIONAL – Prancis menuding China terlibat dalam kampanye disinformasi global untuk merusak reputasi jet tempur Rafale buatan perusahaan Dassault Aviation. Tuduhan itu muncul setelah serangkaian pertempuran udara antara India dan Pakistan pada Mei 2025, yang menjadi momen krusial dalam persepsi performa pesawat tempur tersebut.

Menurut informasi yang diperoleh Associated Press (AP) dari pejabat militer Prancis, atase pertahanan China di berbagai kedutaan besar disebut aktif menyuarakan narasi negatif soal performa Rafale dalam pertempuran. Mereka diduga mencoba meyakinkan negara-negara pembeli—termasuk Indonesia—agar tidak melanjutkan pembelian tambahan Rafale, serta mendorong pembeli potensial memilih jet tempur buatan China.

Rafale Dijadikan Target Strategis Serangan Siber dan Propaganda

Rafale disebut sebagai aset strategis nasional Prancis. Kementerian Pertahanan Prancis menyatakan jet ini bukan hanya simbol kekuatan udara, tetapi juga representasi kemandirian strategis dan keunggulan industri pertahanan Prancis.

“Dengan menyerang Rafale, pihak-pihak tertentu berusaha merusak kredibilitas Prancis dan daya saing industrinya,” tulis Kemhan Prancis di situs resminya.

Jet tempur Rafale telah dijual ke delapan negara, termasuk Indonesia, yang saat ini memesan 42 unit dan tengah mempertimbangkan tambahan pembelian. Rafale juga menjadi salah satu ujung tombak diplomasi militer Prancis di kawasan Indo-Pasifik, kawasan yang tengah menjadi arena perebutan pengaruh antara Barat dan China.

Pertempuran India–Pakistan Jadi Alat Propaganda

Selama konflik India–Pakistan yang berlangsung selama empat hari pada Mei 2025, Pakistan mengklaim menembak jatuh lima pesawat India, termasuk tiga Rafale. Prancis membantah angka tersebut dan menyebut hanya satu Rafale yang jatuh, bersama satu Sukhoi dan satu Mirage 2000.

Klaim Pakistan itulah yang kemudian menjadi bahan utama narasi negatif di media sosial dan lobi diplomatik. Menurut data intelijen Prancis, terdapat lebih dari 1.000 akun baru di media sosial yang aktif menyebarkan konten manipulatif, termasuk gambar puing Rafale hasil AI, serta simulasi pertempuran dari video game.

Fokus Lobi China: Indonesia Jadi Sasaran Utama

Menurut laporan intelijen, Indonesia menjadi salah satu target utama lobi dari atase militer China. Indonesia sendiri adalah pembeli baru Rafale, dan pengaruh narasi soal performa buruk jet tersebut bisa berdampak langsung pada keputusan pertahanan jangka panjang.

“China melihat peluang untuk melemahkan hubungan strategis antara Prancis dan negara-negara Asia, termasuk Indonesia,” ujar Justin Bronk, analis dari Royal United Services Institute (RUSI).