INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali mengalami penurunan tajam pada perdagangan Jumat pagi (27/6/2025). Berdasarkan data resmi dari situs Logam Mulia, harga emas Antam turun sebesar Rp 17.000 per gram, sehingga kini dipatok di angka Rp 1.907.000 per gram.
Penurunan ini melanjutkan tren koreksi yang terjadi sejak dua hari terakhir. Pada Kamis (26/6/2025), harga emas sempat melemah Rp 8.000 dan berada di posisi Rp 1.924.000 per gram. Sementara pada Rabu (25/6/2025), harga logam mulia tersebut sempat stabil di angka Rp 1.932.000 per gram.
Harga tertinggi emas Antam sepanjang sejarah (all time high/ATH) tercatat pada Selasa (22/4/2025), yakni Rp 2.039.000 per gram. Artinya, dalam kurun waktu dua bulan, harga emas telah terkoreksi lebih dari Rp 130.000.
Tak hanya harga jual, nilai buyback atau harga pembelian kembali emas Antam juga mengalami koreksi serupa. Hari ini, harga buyback turun Rp 17.000 menjadi Rp 1.751.000 per gram. Harga buyback adalah patokan bagi investor yang ingin menjual kembali emas batangan ke PT Antam.
Daftar Harga Emas Antam Hari Ini (27/6/2025)
Ukuran Emas | Harga (Rp) |
---|---|
0,5 gram | 1.003.500 |
1 gram | 1.907.000 |
2 gram | 3.754.000 |
3 gram | 5.606.000 |
5 gram | 9.310.000 |
10 gram | 18.565.000 |
25 gram | 46.287.000 |
50 gram | 92.495.000 |
100 gram | 184.912.000 |
250 gram | 462.015.000 |
500 gram | 923.820.000 |
1.000 gram | 1.847.600.000 |
Meredanya Ketegangan Geopolitik Tekan Harga Emas Dunia
Penurunan harga emas belakangan ini disebut-sebut seiring dengan mulai meredanya ketegangan antara Iran dan Israel. Konflik yang sebelumnya memanas di kawasan Timur Tengah sempat mendorong harga emas global mendekati rekor tertinggi. Namun dengan membaiknya situasi geopolitik, para pelaku pasar mulai meninggalkan aset safe haven seperti emas dan kembali memburu instrumen berisiko.
Sejumlah analis menilai, tren penurunan ini masih berpotensi berlanjut jika tidak ada gejolak besar di pasar global. Namun, dengan volatilitas yang masih tinggi, investor diimbau untuk tetap mencermati pergerakan harga dan memperhatikan sentimen global, termasuk kebijakan suku bunga Amerika Serikat dan fluktuasi nilai tukar rupiah.