...
KaranganyarBeritaJawa TengahNasional

Ramai Bendera One Piece Jelang 17 Agustus, Pengusaha Cetak Kain Kebanjiran Order

×

Ramai Bendera One Piece Jelang 17 Agustus, Pengusaha Cetak Kain Kebanjiran Order

Bagikan Berita Ini
Ilustrasi - Penjahit di Desa Jati Kecamatan Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah menunjukkan bendera One Piece yang sedang dibuatnya,
Ilustrasi - Penjahit di Desa Jati Kecamatan Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah menunjukkan bendera One Piece yang sedang dibuatnya,

INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Di tengah kontroversi pengibaran bendera One Piece menjelang HUT ke-80 Republik Indonesia, sejumlah pengusaha konveksi justru kebanjiran pesanan. Karakter tengkorak bertopi jerami milik bajak laut fiksi Monkey D. Luffy kini banyak dicetak dalam berbagai ukuran dan bahan, bahkan menjadi salah satu produk paling laris sejak Juli lalu.

Dendy Christanto, pemilik usaha Wik-Wik Apparel yang berlokasi di Desa Jati, Kecamatan Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah, menyebut permintaan bendera One Piece melonjak drastis seiring viralnya fenomena tersebut di media sosial.

“Sebenarnya, sudah sejak lama kami mencetak desain bajak laut Luffy. Tapi pesanan mulai naik tajam sejak benderanya ramai dipasang di berbagai tempat dan dibagikan di media sosial,” ujar Dendy saat ditemui, Jumat (1/8).

Menurutnya, pada tanggal 1 Agustus saja, tercatat ada 300 pesanan masuk melalui marketplace seperti Shopee dan Tokopedia. Ia mengatakan jumlah tersebut belum termasuk pesanan langsung dan pemesanan partai besar dari komunitas atau toko-toko distribusi.

“Pesan hari ini, bisa hari ini dikirim. Tergantung panjang antrean,” tambahnya.

Wik-Wik Apparel menyediakan berbagai bahan untuk produksi bendera, seperti polyester, peles, dan satin, dengan harga mulai dari Rp 10.000 per lembar. Bahan satin disebutnya sebagai kualitas terbaik. Berkat lonjakan permintaan, omzet usahanya naik hingga 50 persen, dengan margin keuntungan yang menurutnya sangat menjanjikan.

Proses pencetakan dilakukan secara instan dengan mesin sablon digital di atas kain hitam, dengan desain bendera bajak laut khas anime Jepang tersebut. Ia mengunggah produknya lewat akun marketplace @martoartworkshop.

Meski pesanan membeludak, Dendy mengaku tak tahu pasti untuk apa bendera tersebut digunakan oleh para pembeli. Ia hanya menduga, sebagian besar pemesan terdorong oleh tren media sosial dan narasi protes simbolik menjelang peringatan kemerdekaan.

“Biasanya bendera One Piece ini dipakai penonton konser, tapi kali ini banyak yang memasangnya di bawah bendera Merah Putih,” katanya.

Di media sosial, fenomena pengibaran bendera bajak laut fiksi itu kerap disertai narasi kekecewaan terhadap kondisi pemerintahan saat ini. Tak sedikit pula yang menyebut negara sedang seperti “negeri Konoha”, merujuk pada dunia fiksi dalam anime Naruto.

“Simbol bajak laut Luffy dianggap sebagian orang sebagai bentuk sindiran dan kritik terhadap sistem,” ujar Dendy.

Fenomena ini tak luput dari perhatian elite politik. Sejumlah tokoh menyuarakan kekhawatiran bahwa simbol-simbol budaya pop ini digunakan sebagai bentuk perlawanan simbolik yang bisa memicu gesekan. Namun, sebagian lainnya menilai fenomena ini adalah kritik kreatif yang perlu didengar, bukan dimusuhi.