...
GazaBeritaInternasional

Dapur Bantuan di Gaza Terancam Tutup, Anera: Persediaan Makanan Tersisa Dua Minggu

×

Dapur Bantuan di Gaza Terancam Tutup, Anera: Persediaan Makanan Tersisa Dua Minggu

Bagikan Berita Ini
Selanjutnya, Israel kembali melancarkan berbagai serangan udara dan darat ke wilayah Gaza pada 18 Maret 2025. (Eyad BABA/AFP)
Selanjutnya, Israel kembali melancarkan berbagai serangan udara dan darat ke wilayah Gaza pada 18 Maret 2025. (Eyad BABA/AFP)

INDONESIAUPDATES.COM, INTERNASIONAL – Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza terus memburuk setelah Israel memperketat blokade sejak awal Maret 2025. American Near East Refugee Aid (Anera), organisasi bantuan asal Amerika Serikat yang mengoperasikan dua dapur komunitas di Gaza, memperingatkan bahwa mereka hanya memiliki persediaan makanan untuk dua minggu ke depan—atau bahkan kurang.

“Orang-orang bergantung pada makanan kami. Mereka tidak punya penghasilan, pasar pun kekurangan bahan pangan,” ujar Sami Matar, pemimpin tim Anera, dikutip dari BBC. Ia menambahkan, dapur mereka yang biasanya menyajikan nasi dan daging kini tidak lagi mampu menyediakan protein maupun sayuran segar.

Blokade Israel yang dimulai pada 2 Maret telah menghentikan masuknya semua barang, termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar. Dua minggu kemudian, Israel melanjutkan serangan militernya ke wilayah tersebut, mengakhiri gencatan senjata dengan Hamas. Israel mengklaim langkah ini sebagai tekanan agar Hamas membebaskan sandera yang masih ditahan.

Namun, berbagai lembaga kemanusiaan termasuk Program Pangan Dunia (WFP) dan UNRWA menyatakan bahwa stok bantuan telah habis. Memblokir bantuan berarti membunuh,” kata Tom Fletcher, Kepala Badan Kemanusiaan PBB, menyebut tindakan ini sebagai bentuk “hukuman kolektif yang kejam.

Dapur Anera di Khan Younis saat ini memberi makan 6.000 warga setiap hari. Tapi tanpa pasokan baru, seluruh operasi dapur ini akan berhenti. Kami dulu menerima 100 truk bantuan per minggu, sekarang gudang kami kosong total,” tambah Matar.

Sementara itu, Israel menuduh Hamas menyalahgunakan bantuan kemanusiaan, tuduhan yang dibantah keras oleh PBB dan LSM internasional. Kami punya sistem distribusi transparan dengan database ribuan penerima manfaat,” tegas Matar.

Lima kasus penjarahan dilaporkan terjadi di gudang UNRWA minggu ini, mencerminkan meningkatnya keputusasaan masyarakat. Sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023, lebih dari 52.400 orang di Gaza telah tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Sekitar 90 persen dari populasi 2,1 juta telah mengungsi—banyak yang berpindah tempat berulang kali.

PBB menyebut situasi saat ini sebagai yang terburuk sejak konflik pecah, akibat gabungan blokade, serangan militer, dan perintah evakuasi massal yang memaksa 500.000 orang mengungsi sejak pertengahan Maret.


Pertanyaan Umum (FAQ): Krisis Pangan dan Kemanusiaan di Jalur Gaza


1. Apa itu Anera dan apa peran mereka di Gaza?
Anera (American Near East Refugee Aid) adalah organisasi kemanusiaan berbasis di Amerika Serikat yang menyediakan bantuan darurat, termasuk makanan dan layanan kesehatan, di wilayah-wilayah krisis seperti Jalur Gaza. Mereka mengoperasikan dapur komunitas yang memberi makan ribuan warga setiap hari.

2. Mengapa dapur komunitas di Gaza terancam tutup?
Sejak Israel memberlakukan blokade total pada 2 Maret 2025, tidak ada lagi pasokan makanan, bahan bakar, atau obat-obatan yang masuk ke Gaza. Akibatnya, stok bahan pangan di dapur-dapur bantuan semakin menipis dan bisa habis dalam waktu dua minggu.

3. Berapa banyak warga yang bergantung pada dapur komunitas ini?
Ratusan ribu warga Gaza bergantung pada beberapa puluh dapur umum yang masih beroperasi. Dapur Anera di Khan Younis sendiri memberi makan sekitar 6.000 orang per hari.

4. Apa alasan Israel memberlakukan blokade total?
Pemerintah Israel menyatakan blokade dimaksudkan untuk memberi tekanan pada Hamas agar membebaskan para sandera yang masih ditahan sejak serangan 7 Oktober 2023.

5. Apakah benar bantuan kemanusiaan disalahgunakan oleh Hamas?
Israel menuduh Hamas mencuri bantuan, namun tuduhan ini dibantah oleh PBB dan organisasi kemanusiaan. Mereka menyatakan memiliki sistem distribusi yang transparan dan mekanisme pemantauan ketat.

6. Apa dampak dari blokade ini terhadap warga sipil?
Blokade menyebabkan kelaparan, kurangnya layanan kesehatan, dan meningkatnya penderitaan warga sipil. PBB menyebutnya sebagai bentuk “hukuman kolektif” yang kejam dan memperingatkan risiko bencana kelaparan massal.

7. Berapa jumlah korban jiwa dalam konflik ini?
Sejak perang pecah pada Oktober 2023, lebih dari 52.400 orang di Jalur Gaza telah tewas, sebagian besar adalah perempuan, anak-anak, dan lansia. Sementara itu, sekitar 90% penduduk telah mengungsi dari rumah mereka.

8. Apakah ada solusi atau upaya internasional untuk menghentikan krisis ini?
Sejumlah badan PBB dan organisasi kemanusiaan menyerukan gencatan senjata dan pembukaan akses bantuan. Namun hingga kini, situasi masih sangat genting dan akses bantuan masih dibatasi.


IKUTI INDONESIAUPDATES.COM

GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL