...
Indonesia Updates
BeritaLombokNasionalNusa Tenggara Barat

Ketua Ponpes di Lombok Barat Tersangka Pencabulan Santriwati, Terinspirasi Film “Bida’ah” Korban Akhirnya Bersuara

×

Ketua Ponpes di Lombok Barat Tersangka Pencabulan Santriwati, Terinspirasi Film “Bida’ah” Korban Akhirnya Bersuara

Sebarkan artikel ini
Pria berinisial AF yang dijuluki Walid Lombok menjadi tersangka kasus pencabulan santri. (Beritasatu/Muhammad Awaludin)
Pria berinisial AF yang dijuluki Walid Lombok menjadi tersangka kasus pencabulan santri. (Beritasatu/Muhammad Awaludin)

INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Seorang pimpinan pondok pesantren berinisial AF yang dikenal dengan julukan Walid Lombok, resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus kekerasan seksual terhadap belasan santriwati. Penetapan tersebut diumumkan oleh Satreskrim Polresta Mataram setelah serangkaian penyelidikan dan pengumpulan bukti yang menguatkan keterlibatan AF dalam dugaan pencabulan dan persetubuhan terhadap anak didiknya.

Kasatreskrim Polresta Mataram, AKP Regi Halili, dalam keterangannya Kamis (24/4/2025), menyebutkan bahwa tersangka kini telah ditahan dan proses hukum akan dilanjutkan. “Setelah melalui serangkaian proses penyelidikan dan pengumpulan bukti, yang bersangkutan telah resmi kami tetapkan sebagai tersangka dan saat ini telah dilakukan penahanan,” ujar Regi.

Korban Bertambah, Diduga Lebih dari 20 Santriwati

Polresta Mataram mencatat, hingga saat ini terdapat 13 korban yang telah dimintai keterangan. Dari hasil pemeriksaan, lima orang di antaranya diduga mengalami pencabulan, lima lainnya menjadi korban persetubuhan, dan satu korban mengalami keduanya.

Tak hanya itu, Regi juga menyebut bahwa laporan dari korban terus bertambah. “Pagi tadi, kami kembali menerima laporan dari tiga orang korban baru,” katanya.

Terbongkar Berkat Serial Film “Bida’ah”

Kasus ini mencuat ke publik setelah beberapa korban memberanikan diri melapor usai menonton film serial asal Malaysia berjudul “Bida’ah”. Film tersebut menggambarkan kisah seorang pemuka agama yang menyalahgunakan pengaruhnya untuk melakukan kekerasan seksual terhadap santri di bawah pengasuhannya. Tokoh antagonis dalam film tersebut dikenal dengan sebutan “Walid”, serupa dengan julukan AF.

Film tersebut menjadi titik balik bagi sejumlah korban yang sebelumnya memilih bungkam karena tekanan sosial dan posisi pelaku yang memiliki otoritas di lingkungan pesantren.

Polisi Dalami Bukti dan Lanjutkan Pemeriksaan

Menurut AKP Regi Halili, penyidik kini sedang memeriksa para korban baru secara intensif guna menggali keterangan lebih rinci. Pemeriksaan ini diharapkan bisa memperkuat berkas perkara sekaligus membuka lebih luas jaringan pelaku bila ditemukan ada keterlibatan pihak lain.

“Keterangan para korban menjadi salah satu dasar penting dalam proses hukum. Ini menyangkut kejahatan yang sangat serius di lingkungan pendidikan dan keagamaan,” ujar Regi.

Sorotan terhadap Keamanan di Lembaga Pendidikan Agama

Kasus ini menambah daftar panjang kekerasan seksual di lingkungan lembaga pendidikan berbasis agama yang selama ini kerap luput dari pengawasan publik. Sejumlah pihak mendorong adanya audit menyeluruh terhadap tata kelola pesantren dan pengawasan yang lebih ketat terhadap pengasuh dan pengelola pondok pesantren.

Polresta Mataram menyatakan akan terus membuka ruang bagi korban lain yang ingin melapor dan menjamin perlindungan hukum bagi mereka.


Pertanyaan Umum (FAQ): Kasus Kekerasan Seksual oleh ‘Walid Lombok’


1. Siapa tersangka dalam kasus ini?
Tersangka berinisial AF, dikenal sebagai Walid Lombok, merupakan ketua yayasan pondok pesantren di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

2. Apa yang dituduhkan kepada AF?
AF dituduh melakukan kekerasan seksual terhadap belasan santriwati di lingkungan pesantrennya, termasuk tindakan pencabulan dan persetubuhan.

3. Berapa jumlah korban sejauh ini?
Hingga saat ini, sebanyak 13 korban telah diperiksa oleh pihak kepolisian, dan jumlah ini masih bisa bertambah. Lima korban mengalami pencabulan, lima lainnya mengalami persetubuhan, dan satu korban mengalami keduanya.

4. Bagaimana kasus ini terungkap?
Kasus ini terbongkar setelah beberapa korban terinspirasi dari serial film Malaysia berjudul “Bida’ah” yang menggambarkan pelecehan seksual di lingkungan pesantren oleh tokoh religius bernama Walid.

5. Apa status hukum AF saat ini?
AF telah resmi ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh Polresta Mataram setelah penyelidikan dan pengumpulan bukti.

6. Apakah ada korban baru yang muncul?
Ya, polisi baru saja menerima tiga laporan tambahan dari korban baru pada Kamis pagi, 24 April 2025.

7. Apakah polisi masih melanjutkan penyelidikan?
Ya. Penyidik Satreskrim Polresta Mataram masih terus melakukan pemeriksaan terhadap para korban untuk menggali keterangan lebih lanjut dan memperkuat berkas perkara.

8. Apakah tindakan tersangka memiliki pola tertentu?
Polisi belum membeberkan pola spesifik, namun disebutkan bahwa AF menggunakan posisinya sebagai tokoh religius untuk melakukan tindakan asusila.

9. Bagaimana respons masyarakat terhadap kasus ini?
Kasus ini mendapat sorotan luas karena pelaku adalah tokoh publik di dunia pendidikan keagamaan, dan mendorong diskusi soal perlindungan santri di lembaga pendidikan berbasis agama.


IKUTI INDONESIAUPDATES.COM

GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL