INDONESIAUPDATES.COM, INTERNASIONAL – Harga minyak dunia melonjak pada perdagangan Selasa pagi setelah Israel melancarkan serangan ke Rafah di Gaza. Kenaikan ini terjadi di tengah kegagalan negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang berlanjut tanpa adanya resolusi. Menurut data dari Yahoo Finance tanggal 7 Mei 2024, harga minyak mentah berjangka Brent naik 46 sen atau 0,55 persen menjadi USD 83,79 per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 46 sen atau 0,59 persen menjadi USD 78,94 per barel.
Kenaikan ini membalikkan sebagian penurunan yang terjadi minggu lalu, di mana kedua kontrak tersebut mencatat penurunan mingguan terbesar dalam tiga bulan terakhir. Fokus investor sempat beralih pada data pekerjaan AS yang menunjukkan penurunan, dan spekulasi tentang kemungkinan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve.
Pada hari Senin, kelompok militan Palestina Hamas dikabarkan menyetujui proposal gencatan senjata di Gaza yang diajukan oleh para mediator. Namun, Israel menyatakan bahwa persyaratan yang diajukan Hamas tidak memenuhi tuntutannya, sehingga serangan di Rafah terus berlanjut. Israel juga berencana untuk melanjutkan negosiasi mengenai kesepakatan damai.
Pasukan Israel telah menyerang Rafah, yang terletak di tepi selatan Gaza, dari udara dan darat. Mereka juga memerintahkan penduduk untuk meninggalkan sebagian kota tersebut, yang telah menjadi tempat perlindungan bagi lebih dari satu juta pengungsi Palestina. Situasi ini memicu kekhawatiran investor bahwa eskalasi konflik regional bisa mengganggu pasokan minyak mentah di Timur Tengah, memberikan dukungan lebih lanjut terhadap harga minyak.
Di sisi lain, keputusan Riyadh untuk menaikkan harga jual resmi minyak mentahnya yang dijual ke Asia, Eropa Barat Laut, dan Mediterania pada bulan Juni juga mendukung harga. Eksportir utama dunia ini telah menaikkan harga minyak mentah Arab Light ke Asia sebesar USD 2,90 per barel di atas rata-rata Oman/Dubai pada Juni, level tertinggi sejak Januari dan lebih tinggi dari ekspektasi para pedagang. Hal ini menandakan adanya ekspektasi permintaan yang kuat pada musim panas ini, menambah faktor pendukung terhadap harga minyak global.
Peningkatan harga minyak ini menggambarkan bagaimana ketegangan geopolitik, terutama di kawasan Timur Tengah, dapat memiliki dampak langsung dan signifikan terhadap ekonomi global, khususnya dalam sektor energi.
Pertanyaan Umum ‘FAQ’: Kenaikan Harga Minyak Akibat Serangan Israel di Gaza
1. Mengapa harga minyak dunia naik setelah serangan Israel di Gaza?
Harga minyak dunia naik karena pasar khawatir bahwa konflik berkelanjutan antara Israel dan Hamas akan mempengaruhi stabilitas di Timur Tengah, sebuah kawasan yang krusial bagi pasokan minyak global. Serangan terhadap Rafah meningkatkan kecemasan akan potensi gangguan pada pasokan minyak.
2. Apa dampak dari serangan Israel terhadap harga minyak?
Serangan tersebut menimbulkan ketidakpastian di pasar minyak, menyebabkan investor khawatir tentang risiko eskalasi lebih lanjut yang dapat mengganggu produksi dan distribusi minyak, terutama dari kawasan Timur Tengah yang merupakan salah satu produsen utama minyak mentah.
3. Bagaimana negosiasi gencatan senjata mempengaruhi harga minyak?
Negosiasi gencatan senjata yang berlangsung tanpa resolusi menciptakan ketidakpastian politik, yang sering kali menyebabkan volatilitas di pasar minyak. Ketidakpastian mengenai kelanjutan dan hasil negosiasi dapat menyebabkan fluktuasi harga.
4. Apakah ada faktor lain yang menyebabkan harga minyak naik?
Selain konflik di Gaza, beberapa faktor lain juga berpengaruh, termasuk keputusan Riyadh untuk menaikkan harga jual resmi minyak mentahnya dan data ekonomi AS yang lemah yang memicu spekulasi mengenai penurunan suku bunga oleh Federal Reserve, yang dapat mendukung permintaan minyak.
5. Bagaimana serangan Israel di Gaza bisa mempengaruhi pasokan minyak global?
Jika konflik berlanjut dan meluas, ada risiko gangguan terhadap produksi dan pengiriman minyak, terutama jika jalur pengiriman di kawasan tersebut terpengaruh atau jika negara-negara produsen minyak utama terlibat lebih jauh dalam konflik.
6. Apakah ada kemungkinan harga minyak akan terus naik?
Kemungkinan kenaikan harga minyak tergantung pada banyak faktor, termasuk lamanya konflik, hasil dari negosiasi gencatan senjata, dan kondisi ekonomi global. Juga, kebijakan produksi dari negara-negara OPEC+ akan memainkan peran penting dalam menentukan arah harga minyak.
7. Bagaimana konsumen dapat melindungi diri dari fluktuasi harga minyak?
Konsumen dapat mengurangi ketergantungan mereka pada bahan bakar fosil dan meningkatkan efisiensi energi. Investasi dalam energi terbarukan dan teknologi hemat energi juga dapat membantu mengurangi dampak dari kenaikan harga minyak.
8. Apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengurangi dampak kenaikan harga minyak?
Pemerintah dapat meningkatkan kebijakan energi yang berfokus pada diversifikasi sumber energi, meningkatkan cadangan strategis minyak, dan mendorong penggunaan alternatif energi yang lebih bersih dan berkelanjutan untuk mengurangi ketergantungan pada minyak mentah.
9. Bagaimana situasi ini mempengaruhi pasar energi global?
Situasi ini menambah volatilitas di pasar energi global, mempengaruhi harga dan strategi perdagangan, serta memotivasi negara dan perusahaan untuk mencari solusi alternatif untuk mengamankan pasokan energi mereka.
10. Apa yang dapat diharapkan dari pasar minyak dalam waktu dekat?
Pasaran akan terus memantau situasi di Timur Tengah dan respons pasar global terhadap perkembangan terbaru. Analisis dan prediksi dari para ahli dan lembaga keuangan akan membantu dalam memahami tren pasar yang mungkin terjadi.
IKUTI INDONESIAUPDATES.COM DI GOOGLE NEWS