INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Suasana tenang di lingkungan Masjid Agung Sumber, Kabupaten Cirebon, mendadak berubah menjadi kepanikan pada Senin malam, 2 Juni 2025, usai salat Isya. Seorang pria yang diketahui bernama Nursyafi’i, warga Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan. Diduga kuat, korban melakukan aksi bunuh diri dengan melompat dari atap masjid.
Insiden tersebut terjadi di sebelah kanan area depan pengimaman, lokasi yang biasanya menjadi titik tenang bagi jamaah. Bahkan, kegiatan rutin Hadroh malam Selasa terpaksa dibatalkan menyusul kejadian tersebut.
Tangis Tersedu-Sedu Sebelum Melompat
Menurut keterangan sejumlah saksi mata dan jamaah masjid, korban sempat terlihat menangis tersedu-sedu sebelum akhirnya nekat mengakhiri hidupnya. Tindakannya sempat mengundang kecurigaan, hingga beberapa jamaah dan satpam meminta korban meninggalkan area masjid.
“Memang korban sempat terlihat mencurigakan. Kami sempat menegur dan menyarankan keluar,” ujar Mushafa, Ketua DKM Masjid Agung Sumber.
Namun korban tetap bertahan, dan tak lama kemudian diketahui menaiki tangga di sisi selatan masjid. Tak berselang lama, korban ditemukan sudah dalam kondisi terkapar, diduga akibat terjatuh dari ketinggian.
Identifikasi oleh Polisi, Korban Dibawa untuk Otopsi
Tim Inafis Polresta Cirebon segera tiba di lokasi untuk melakukan identifikasi. Jenazah korban kemudian dibawa ke RSD Gunung Jati untuk proses otopsi.
Hasil identifikasi mengonfirmasi bahwa korban bernama Nursyafi’i, beralamat di Banyuasin, Sumatera Selatan. Dugaan sementara, korban mengalami depresi berat yang memicu tindakan ekstrem tersebut.
“Diduga korban bunuh diri karena depresi. Ini pelajaran agar kita lebih peduli terhadap orang di sekitar yang mungkin mengalami tekanan mental,” tambah Mushafa.
Masjid dan Ruang Publik Perlu Antisipasi Keamanan Psikologis
Peristiwa ini menggugah keprihatinan banyak pihak. Masjid sebagai tempat ibadah dan ketenangan, juga perlu menjadi ruang aman secara fisik dan psikologis. Penting pula adanya peningkatan kewaspadaan dan pendampingan terhadap individu yang menunjukkan gejala gangguan mental, terutama di ruang publik.
Peristiwa ini masih dalam penanganan lebih lanjut oleh pihak berwajib. Diharapkan semua pihak tetap menghormati privasi keluarga korban dan tidak menyebarkan foto atau video kejadian yang bisa memperkeruh suasana duka.