...
TangerangBeritaNasional

Orangtua Keluhkan Harga Seragam di SMPN 8 Tangsel Nyaris Rp 1 Juta

×

Orangtua Keluhkan Harga Seragam di SMPN 8 Tangsel Nyaris Rp 1 Juta

Bagikan Berita Ini
Ilustrasi - Siswa Baru Kelas 10 SMPN 8 Kota Tangerang Selatan saat mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Tahun Ajaran 2025/2026.
Ilustrasi - Siswa Baru Kelas 10 SMPN 8 Kota Tangerang Selatan saat mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Tahun Ajaran 2025/2026.

INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Harga seragam dan atribut sekolah di SMP Negeri 8 Kota Tangerang Selatan, yang terletak di Jalan Puspiptek, Kademangan, Kecamatan Setu, dikeluhkan sejumlah orangtua siswa. Pasalnya, harga total paket seragam yang dijual koperasi sekolah disebut mencapai Rp 885.000, angka yang dinilai memberatkan di awal tahun ajaran baru 2025/2026.

Informasi yang beredar bahkan menyebutkan harga bisa menembus Rp 1,5 juta, namun pihak sekolah membantahnya.

Kepala Sekolah: Bukan Wajib dan Bisa Beli di Luar

Kepala SMPN 8 Tangsel, Muslih, mengonfirmasi bahwa koperasi sekolah memang menyediakan paket seragam dan atribut untuk siswa baru. Namun, ia menegaskan bahwa pembelian tidak diwajibkan dan siswa bisa membeli seragam di luar koperasi sesuai kebutuhan.

Sekolah tidak pernah menjual, yang menjual adalah koperasi. Seragam ini bukan paksaan. Kalau siswa sudah punya dari kakaknya, ya tidak perlu beli lagi,” ujar Muslih, Selasa (15/7/2025).

Muslih juga menyatakan bahwa seragam yang dijual merupakan seragam ciri khas sekolah, seperti baju batik, olahraga, atribut sekolah, dan baju laboratorium. Ia merujuk pada aturan dari Peraturan Menteri Pendidikan yang menyebutkan bahwa seragam sekolah terbagi menjadi tiga: nasional, khas daerah, dan ciri khas sekolah.

Harga Rp 885.000 untuk 4 Setel

Menanggapi isu harga yang disebut mencapai Rp 1,5 juta, Muslih membantahnya. Menurutnya, harga yang ditetapkan koperasi sekolah adalah Rp 885.000 untuk empat setel seragam.

“Tidak benar harga sampai Rp 1,5 juta. Harga paket yang dijual koperasi hanya sekitar Rp 885.000. Dan itu pun bisa dibeli sesuai kebutuhan, tidak harus satu paket penuh,” jelasnya.

Orangtua Minta Transparansi dan Keringanan

Kendati pihak sekolah menegaskan tidak ada kewajiban membeli, sebagian orangtua merasa tetap tertekan karena khawatir anaknya akan berbeda jika tidak menggunakan seragam “resmi” dari koperasi sekolah.

“Kalau memang tidak wajib, seharusnya sekolah lebih aktif menyampaikan hal itu sejak awal. Jangan sampai orangtua merasa terpaksa beli demi menjaga kenyamanan anak di sekolah,” ujar salah satu wali murid yang enggan disebut namanya.

Di tengah situasi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, harga seragam nyaris Rp 1 juta dinilai cukup tinggi bagi sebagian besar keluarga, terutama di sekolah negeri yang seharusnya berkomitmen memberikan pendidikan terjangkau.