INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Suasana duka menyelimuti rumah keluarga Slamet Nugraha (42), seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Padukuhan Mulusan, Kalurahan Mulusan, Kapanewon Paliyan, Gunungkidul, yang dikabarkan meninggal dunia di Taiwan.
Kabar duka tersebut pertama kali diterima oleh Marno (57), kakak kandung almarhum, pada Sabtu malam, 21 Juni 2025. Seorang teman Slamet yang juga bekerja sebagai TKI mengabarkan bahwa Slamet ditemukan tak bernyawa saat tiba di rumah sakit.
“Teman-temannya sempat membawanya ke rumah sakit, tetapi katanya Slamet sudah tidak tertolong,” ujar Marno kepada Beritasatu.com, Selasa (1 Juli 2025).
Bekerja Tanpa Dokumen Resmi, Sakit Ditahan Demi Keluarga
Slamet diketahui bekerja di Taiwan secara ilegal tanpa dokumen resmi. Demi menghindari razia aparat imigrasi, ia kerap berpindah-pindah pekerjaan, dari buruh kebun hingga pekerja serabutan.
“Kadang dia cerita habis nebang pohon, kadang kerja apa saja yang penting bisa kirim uang. Kami sendiri enggak tahu pasti dia kerja apa,” jelas Marno.
Meski hidup dalam keterbatasan, Slamet dikenal bertanggung jawab. Ia rutin mengirim uang untuk keluarganya dan tetap menjaga komunikasi melalui pesan singkat dan video call.
Yang memilukan, beberapa jam sebelum kabar duka datang, Slamet sempat melakukan panggilan video dengan keluarganya.
“Pagi harinya dia masih video call, ngobrol seperti biasa. Enggak nyangka sorenya kami dapat kabar dia meninggal,” ucap Marno.
Sakit Tak Terobati Karena Terbentur Biaya
Keluarga mengungkapkan bahwa Slamet mengeluhkan sakit dalam beberapa waktu terakhir, namun menolak memeriksakan diri ke dokter karena keterbatasan biaya. Ia hanya mengandalkan obat warung seadanya, karena memilih mengirim semua uangnya ke Indonesia.
“Dia bilang enggak punya biaya buat berobat. Semua uang dikirim ke sini. Jadi cuma beli obat apa adanya,” kata Marno.
Keluarga Berharap Jenazah Bisa Dipulangkan ke Tanah Air
Kini, harapan keluarga hanya satu: agar jenazah Slamet Nugraha bisa dipulangkan ke kampung halamannya di Gunungkidul. Namun proses pemulangan jenazah dari luar negeri bukan perkara mudah.
“Katanya bisa habis ratusan juta. Kami sudah berkoordinasi dengan KBRI Taiwan. Sekarang hanya bisa menunggu kepastian dan berdoa,” tambah Marno.
Kisah tragis Slamet menjadi potret nyata betapa rentannya TKI non-prosedural yang bekerja tanpa perlindungan hukum. Tanpa akses kesehatan dan jaminan kerja, mereka menghadapi risiko besar demi menghidupi keluarga di tanah air.