Gulir Ke Atas Untuk Baca!
Indonesia Updates
BantenBeritaNasional

Pembunuhan Bocah di Cilegon: Motif Utang Piutang dan Penyimpangan Seksual

×

Pembunuhan Bocah di Cilegon: Motif Utang Piutang dan Penyimpangan Seksual

Sebarkan artikel ini
Image Credit Heru Yustanto/Beritasatu - Salah satu pelaku perempuan dalam pembunuhan anak kecil asal Cilegon yang dilakban dan dibuang di Lebak.
Image Credit Heru Yustanto/Beritasatu - Salah satu pelaku perempuan dalam pembunuhan anak kecil asal Cilegon yang dilakban dan dibuang di Lebak.

INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Kasus pembunuhan tragis menimpa seorang bocah perempuan, Aqilatunnisa Prisca Herlan, di Cilegon, Banten. Lima pelaku berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian, yaitu Saenah, Rahmi, Emi, Yayan, dan Ujang. Dari kelima pelaku tersebut, dua di antaranya, yakni Saenah dan Rahmi, adalah dalang utama yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga korban.

Kronologi Penculikan dan Pembunuhan

Peristiwa nahas ini terjadi ketika korban diculik dari rumah kontrakannya di Cilegon saat ibunya sedang menjemput sang ayah di tempat kerja. Pada saat itulah pelaku membawa korban ke sebuah gudang yang berada di samping rumah kontrakan keluarga korban. Di tempat tersebut, korban dibunuh dengan cara yang sangat kejam. Ia dipukul dengan besi, kepalanya diduduki oleh dua pelaku, dan mulutnya dilakban hingga tewas.

ADVERTISEMENT
GOOGLE ADS

Emi, salah satu pelaku yang terlibat dalam pembunuhan, mengaku bahwa ia melakukannya karena dijanjikan imbalan uang sebesar Rp 50 juta. Selain itu, Emi mengungkapkan kekesalannya terhadap ibu korban, yang kerap memarahi anaknya. Setelah pembunuhan, jasad korban sempat disimpan di dalam sebuah kontainer di gudang hingga malam hari.

Upaya Manipulasi Pelaku

Ironisnya, Rahmi, salah satu otak dari pembunuhan ini, sempat mengantar ibu korban ke kantor polisi untuk membuat laporan terkait hilangnya anak tersebut. Sementara itu, di tempat lain, Saenah dan Emi membawa jenazah korban menggunakan sepeda motor ke daerah Lebak. Jenazah korban dimasukkan ke dalam tas dan diserahkan kepada dua pelaku lain, Yayan dan Ujang, yang diberi imbalan Rp 100.000 untuk membuang tubuh korban dari atas jembatan.

Motif Utang Piutang dan Penyimpangan Seksual

Penelusuran polisi mengungkapkan bahwa motif utama dari kasus ini adalah masalah utang piutang. Ibu korban terus-menerus menagih utang sebesar Rp 75 juta kepada Saenah. Selain itu, muncul dugaan adanya hubungan sesama jenis antara Saenah dan Rahmi, yang menambah kompleksitas motif pembunuhan ini. Saenah cemburu karena Rahmi memiliki hubungan dekat dengan ibu korban, yang memicu dendam dan kebencian terhadap keluarga korban.

Dalam pengakuannya, Saenah mengakui bahwa ia merasa marah dan cemburu terhadap Rahmi. Ia juga mengungkapkan bahwa rencana pembunuhan ini terjadi secara spontan, meskipun Saenah merupakan pelaku yang pertama kali melakban mulut korban. “Saya cemburu sama Rahmi karena dekat dengan ibu korban. Soal besi, memang ada di situ, dan saya spontan saja memukulnya,” ujar Saenah.

BACA :   Prabowo Ungkap Uji Kelayakan Calon Menteri Sudah Dilakukan Sejak Lama

Peran Masing-Masing Pelaku

Kasatreskrim Polres Cilegon, AKP Hardi Meidikson Samula, menjelaskan bahwa kelima pelaku memiliki peran masing-masing dalam pembunuhan ini. Peran utama dimainkan oleh Saenah dan Rahmi, dengan Emi membantu dalam eksekusi. Yayan dan Ujang, dua pelaku pria, berperan dalam membuang jenazah korban ke wilayah Lebak. Mereka diberi imbalan yang sangat kecil untuk membantu menyingkirkan tubuh korban.

Motif dari kelima pelaku bermacam-macam, mulai dari utang piutang hingga dendam pribadi. AKP Hardi juga menegaskan bahwa ada faktor penyimpangan seksual dalam hubungan antara Saenah dan Rahmi, yang turut memicu peristiwa tragis ini.

Penutupan

Kasus pembunuhan ini mengguncang masyarakat Cilegon dan mengungkap sisi gelap dari konflik pribadi yang berujung pada tindakan keji. Saat ini, para pelaku telah ditangkap dan sedang menjalani proses hukum. Polisi terus mendalami kasus ini untuk memastikan semua pelaku bertanggung jawab atas tindakan yang mereka lakukan.

Kasus ini tidak hanya menggambarkan betapa berbahayanya utang piutang dan konflik personal, tetapi juga menunjukkan bagaimana kecemburuan dan emosi negatif bisa mendorong seseorang untuk melakukan kejahatan yang sangat mengerikan.

Penanganan Lebih Lanjut

Pihak kepolisian berjanji akan mengusut tuntas kasus ini hingga para pelaku mendapatkan hukuman setimpal. Masyarakat pun diimbau untuk lebih berhati-hati dan waspada terhadap lingkungan sekitar serta menjaga hubungan baik dengan sesama demi mencegah terjadinya konflik serupa di masa depan.


Pertanyaan Umum : (FAQ) Kasus Pembunuhan Bocah di Cilegon


1. Siapa korban dalam kasus ini? Korban adalah Aqilatunnisa Prisca Herlan, seorang bocah perempuan yang diculik dan dibunuh pada 17 September 2024 di Cilegon, Banten.

2. Siapa saja pelaku yang terlibat? Lima pelaku telah ditangkap dalam kasus ini, yaitu Saenah, Rahmi, Emi, Yayan, dan Ujang. Saenah dan Rahmi adalah otak dari pembunuhan ini, sementara Emi, Yayan, dan Ujang berperan dalam eksekusi dan pembuangan jenazah korban.

BACA :   Putusan Bebas Ronald Tannur: Komisi III DPR Desak KY Audit Hakim Pengadilan Negeri Surabaya

3. Apa motif di balik pembunuhan ini? Motif utama pembunuhan ini adalah masalah utang piutang. Ibu korban terus menagih utang sebesar Rp 75 juta kepada pelaku Saenah. Selain itu, cemburu dan kecemburuan seksual juga memicu aksi kejam ini, karena ada dugaan hubungan sesama jenis antara Saenah dan Rahmi, yang membuat Saenah cemburu terhadap kedekatan Rahmi dengan ibu korban.

4. Bagaimana cara pelaku melakukan pembunuhan? Korban dibawa ke sebuah gudang di samping rumah kontrakan keluarga korban, kemudian dipukul dengan besi dan kepalanya diduduki oleh dua pelaku. Setelah korban tewas, mulutnya dilakban dan jenazahnya sempat disimpan di dalam kontainer sebelum dibuang.

5. Apakah pelaku memiliki hubungan dengan keluarga korban? Ya, Saenah dan Rahmi, dua otak pelaku, dikenal dekat dengan keluarga korban. Mereka memanfaatkan kepercayaan keluarga untuk melaksanakan rencana jahat mereka.

6. Bagaimana proses pembuangan jenazah korban? Jenazah korban dimasukkan ke dalam tas dan dibawa oleh Saenah dan Emi ke daerah Lebak menggunakan sepeda motor. Di sana, Yayan dan Ujang membantu membuang jasad korban dari atas jembatan setelah diberi imbalan Rp 100.000.

7. Apakah semua pelaku sudah tertangkap? Ya, kelima pelaku telah berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian di beberapa lokasi berbeda di Cilegon dan Pandeglang. Mereka saat ini sedang menjalani proses hukum.

8. Apakah ada unsur manipulasi dalam kasus ini? Rahmi, salah satu pelaku, sempat berpura-pura membantu ibu korban untuk melapor ke polisi tentang hilangnya anaknya, padahal ia merupakan bagian dari komplotan yang melakukan penculikan dan pembunuhan.

9. Bagaimana polisi mengungkap kasus ini? Polisi berhasil mengungkap kasus ini melalui penyelidikan mendalam dan keterangan para tersangka yang saling menguatkan. Motif utang piutang dan kecemburuan seksual menjadi pendorong utama dalam aksi pembunuhan ini.

10. Apa yang akan dilakukan selanjutnya oleh pihak berwajib? Para pelaku sedang menjalani proses hukum dan polisi berjanji akan mengusut tuntas kasus ini. Masyarakat diimbau untuk lebih waspada dan menjaga hubungan baik dengan tetangga dan orang-orang di sekitarnya.


IKUTI INDONESIAUPDATES.COM DI GOOGLE NEWS