Indonesia Updates
AfghanistanBeritaInternasional

Bencana Hujan Lebat dan Hujan Es di Afghanistan 39 Tewas: Dampak Fatal dan Manfaat yang Tersembunyi

×

Bencana Hujan Lebat dan Hujan Es di Afghanistan 39 Tewas: Dampak Fatal dan Manfaat yang Tersembunyi

Sebarkan artikel ini
Image Credit Lovelyday12 - Ilustrasi Hujan.
Image Credit Lovelyday12 - Ilustrasi Hujan.

INDONESIAUPDATES.COM, INTERNASIONAL – Afghanistan baru saja dilanda bencana alam yang mengerikan, dengan hujan lebat disertai hujan es yang telah menewaskan sedikitnya 39 orang, menurut laporan pejabat manajemen bencana. Bencana ini terjadi pada Rabu (26/2), menyebabkan kerusakan parah di beberapa provinsi di negara tersebut, yang terkenal dengan tantangan besar akibat perang panjang dan ketidakstabilan politik.

Hujan deras yang mengguyur Afghanistan kali ini tidak hanya membawa kerusakan fisik yang besar, tetapi juga meningkatkan kekhawatiran akan dampak perubahan iklim yang semakin memperburuk kondisi di negara yang sudah sangat rentan ini. Meskipun demikian, beberapa pejabat dan ilmuwan memandang hujan ini memiliki dampak positif dalam mengurangi kekeringan panjang yang melanda beberapa wilayah.

Hujan Es dan Banjir Bandang di Farah

Provinsi Farah, yang terletak di barat daya Afghanistan, menjadi salah satu daerah yang paling parah terdampak. Hujan es yang turun dalam intensitas tinggi disertai dengan banjir bandang telah menyebabkan kerusakan luar biasa. Setidaknya 21 orang dilaporkan tenggelam akibat banjir, sementara tiga lainnya tewas setelah rumah mereka runtuh karena hujan es yang sangat deras.

Menurut laporan dari Gubernur Distrik Farah, Mohammed Sadeq Jehadmal, badai tersebut sangat dahsyat, dengan kekuatan angin yang cukup besar untuk melemparkan pagar sejauh 30 hingga 35 meter dan menerbangkan benda-benda yang terbuat dari kayu. Akibatnya, sedikitnya 50 rumah dan 60 toko rusak parah, menghancurkan mata pencaharian banyak orang yang sudah berada dalam keadaan kesulitan akibat krisis ekonomi.

Lebih lanjut, panel surya yang dipasang untuk memberikan sumber energi alternatif di daerah tersebut juga tidak luput dari kerusakan. Sekitar 2.000 hingga 2.500 panel surya hancur akibat angin kencang dan hujan es, yang tentu saja semakin memperburuk akses energi di wilayah yang sudah sangat terbatas infrastruktur energinya.

Korban Jiwa di Helmand dan Kandahar

Selain Farah, provinsi lainnya seperti Helmand dan Kandahar juga mencatatkan angka kematian yang tragis akibat bencana ini. Di Helmand, enam orang tewas, termasuk seorang anak yang tersambar petir selama badai. Sementara itu, di Kandahar, sembilan orang dilaporkan meninggal, memperburuk angka kematian di seluruh negara akibat cuaca ekstrem yang tak terduga ini.

Peristiwa ini bukanlah yang pertama kalinya bagi Afghanistan, yang sering kali dilanda cuaca ekstrem sebagai akibat dari perubahan iklim yang semakin memperburuk kondisi alam. Pemerintah dan otoritas terkait kini dihadapkan pada tantangan besar dalam memberikan bantuan kepada korban bencana serta memitigasi dampak dari peristiwa cuaca ekstrem yang terus berulang.

Dampak Positif bagi Sektor Pertanian

Meskipun bencana hujan lebat dan hujan es ini memakan korban jiwa dan merusak banyak infrastruktur, beberapa pejabat di Afghanistan melihat bahwa hujan tersebut dapat memberikan dampak positif bagi sektor pertanian dan peternakan negara tersebut.

Abdullah Jan Sayeq, juru bicara Otoritas Manajemen Bencana Nasional Afghanistan, mengungkapkan bahwa curah hujan yang tinggi ini dapat membantu mengurangi kekeringan yang telah berlangsung cukup lama di beberapa provinsi. Dalam beberapa tahun terakhir, kekeringan parah telah melanda Afghanistan, menyebabkan gagal panen, penurunan produktivitas pertanian, dan mempengaruhi ketahanan pangan negara yang sudah miskin ini.

Hujan deras dan salju yang turun di berbagai wilayah kini diperkirakan dapat memperkaya infrastruktur air, mengisi kembali sumber daya air yang sangat dibutuhkan untuk irigasi pertanian. Mengingat sekitar 80% dari penduduk Afghanistan bergantung pada pertanian sebagai mata pencaharian utama mereka, hujan ini menjadi sinyal positif untuk sektor yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim ini.

BACA :   Program Makan Bergizi Gratis: Langkah Nyata Pemprov Jateng Cegah Malnutrisi dan Tingkatkan Prestasi Anak

“Di tengah bencana, kami masih melihat sisi positif yang datang dari curah hujan yang tinggi ini. Kami berharap bisa memperbaiki kualitas air dan meningkatkan produksi pangan yang sangat dibutuhkan,” kata Sayeq.

Afghanistan dan Kerentanannya terhadap Perubahan Iklim

Afghanistan adalah salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Bahkan, menurut indeks kerentanannya, Afghanistan menempati peringkat keenam sebagai negara paling rentan terhadap perubahan iklim di dunia. Negara ini menghadapi berbagai ancaman, termasuk kekeringan, banjir, degradasi lahan, serta penurunan produktivitas pertanian akibat suhu yang semakin ekstrem dan cuaca yang tidak menentu.

Ilmuwan memperingatkan bahwa bencana seperti hujan lebat dan badai es ini hanyalah sebagian kecil dari konsekuensi jangka panjang dari perubahan iklim yang lebih besar. Selain itu, peningkatan suhu global dan pola cuaca yang semakin tidak menentu diperkirakan akan menyebabkan lebih banyak bencana alam di masa depan, mengingat bahwa Afghanistan memiliki infrastruktur yang sangat terbatas dan masyarakatnya sangat bergantung pada sektor pertanian untuk kelangsungan hidup mereka.

Tahun lalu, Afghanistan mengalami kekeringan besar yang merugikan lebih dari 10 juta orang, menyebabkan kelaparan dan ketidakstabilan sosial di banyak daerah. Meskipun hujan ini membantu meredakan beberapa masalah terkait kekeringan, dampaknya terhadap infrastruktur dan korban jiwa tetap menjadi masalah besar yang perlu segera ditangani oleh pemerintah dan lembaga kemanusiaan internasional.

Tantangan Pemulihan dan Tindakan Mitigasi

Tantangan terbesar bagi Afghanistan kini adalah bagaimana membangun kembali kehidupan dan infrastruktur yang rusak akibat bencana ini. Pemulihan dari bencana ini memerlukan upaya besar dari pemerintah Afghanistan serta dukungan internasional untuk memberikan bantuan kepada keluarga yang kehilangan rumah dan orang-orang yang tewas.

Selain itu, tindakan mitigasi yang lebih baik perlu segera diterapkan. Afghanistan harus mulai mempersiapkan diri menghadapi cuaca ekstrem yang lebih sering terjadi sebagai akibat dari perubahan iklim. Pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap bencana alam, pengelolaan air yang lebih baik, dan penyuluhan kepada masyarakat tentang langkah-langkah untuk bertahan hidup dalam menghadapi bencana alam akan sangat penting untuk meminimalkan kerugian di masa depan.

Selain bantuan kemanusiaan, langkah-langkah jangka panjang untuk mengurangi dampak perubahan iklim, seperti reboisasi, pemeliharaan ekosistem air, dan pembangunan pertanian berkelanjutan, harus dimulai secepat mungkin.


Pertanyaan Umum (FAQ): Bencana Hujan Lebat dan Hujan Es di Afghanistan


1. Apa yang menyebabkan hujan lebat dan hujan es di Afghanistan?

Hujan lebat dan hujan es di Afghanistan disebabkan oleh cuaca ekstrem yang dipengaruhi oleh perubahan iklim. Perubahan pola cuaca yang semakin tidak menentu, dengan suhu yang meningkat dan sistem badai yang semakin kuat, berkontribusi pada terjadinya hujan deras dan hujan es yang menghancurkan infrastruktur di berbagai provinsi.

2. Berapa banyak korban jiwa yang ditimbulkan oleh bencana ini?

Bencana hujan lebat dan hujan es yang terjadi pada 26 Februari 2025 menyebabkan setidaknya 39 orang tewas. Korban tewas berasal dari beberapa provinsi, termasuk Farah, Helmand, dan Kandahar, dengan banyak yang kehilangan nyawa akibat banjir bandang dan sambaran petir.

BACA :   Pemerasan Oknum Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Terungkap, Kedubes Tiongkok Laporkan Kasus ke Kemenlu

3. Apa dampak dari hujan lebat dan hujan es terhadap infrastruktur?

Bencana ini menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur di Afghanistan. Di provinsi Farah, 50 rumah dan 60 toko rusak, serta ribuan panel surya hancur akibat badai. Selain itu, banjir bandang menghanyutkan bangunan dan mengakibatkan kerusakan besar pada sumber daya yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari.

4. Apakah hujan ini membawa dampak positif bagi Afghanistan?

Meskipun bencana ini mengakibatkan kerusakan besar, hujan lebat dan salju yang turun di sebagian besar wilayah Afghanistan dapat membantu mengurangi kondisi kekeringan yang sudah berlangsung lama. Hujan ini diharapkan bisa memperbaiki infrastruktur air dan memberikan manfaat bagi sektor pertanian dan peternakan yang sangat bergantung pada curah hujan.

5. Bagaimana bencana ini terkait dengan perubahan iklim?

Afghanistan adalah salah satu negara yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Perubahan iklim global menyebabkan cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi di negara ini, termasuk badai, hujan lebat, dan suhu yang lebih tinggi. Hujan lebat dan hujan es ini adalah bagian dari tren cuaca yang dipengaruhi oleh perubahan iklim, yang dapat mempengaruhi produktivitas pertanian dan menyebabkan kerusakan infrastruktur.

6. Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim di Afghanistan?

Untuk mengurangi dampak perubahan iklim, Afghanistan perlu fokus pada pembangunan infrastruktur yang tahan bencana, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan promosi pertanian berkelanjutan. Selain itu, ada kebutuhan mendesak untuk penyuluhan kepada masyarakat mengenai cara menghadapi bencana alam dan beradaptasi dengan perubahan iklim yang semakin memburuk.

7. Apakah ada bantuan internasional untuk korban bencana ini?

Pemerintah Afghanistan dan organisasi kemanusiaan internasional seperti Palang Merah Internasional dan PBB telah mengirimkan bantuan untuk membantu pemulihan korban bencana. Bantuan tersebut mencakup penyediaan makanan, air bersih, serta dukungan medis bagi mereka yang terdampak. Namun, pemulihan jangka panjang masih memerlukan upaya yang lebih besar dan dukungan lebih lanjut dari komunitas internasional.

8. Apa dampak jangka panjang dari bencana ini terhadap Afghanistan?

Bencana ini memperburuk tantangan yang dihadapi Afghanistan, termasuk ketergantungan yang tinggi pada sektor pertanian, kerentanannya terhadap perubahan iklim, dan masalah kemiskinan. Dalam jangka panjang, Afghanistan membutuhkan upaya besar untuk membangun kembali infrastruktur, menyediakan bantuan kepada masyarakat yang terdampak, serta memperkuat ketahanan terhadap perubahan iklim untuk mencegah bencana serupa di masa depan.

9. Apa yang harus dilakukan oleh masyarakat Afghanistan untuk bertahan hidup di tengah cuaca ekstrem?

Masyarakat Afghanistan harus mulai beradaptasi dengan perubahan cuaca yang semakin ekstrem. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah peningkatan sistem pengelolaan air untuk irigasi pertanian, penguatan bangunan yang lebih tahan terhadap bencana, serta penyuluhan mengenai kesiapsiagaan bencana dan cara melindungi diri dari dampak cuaca ekstrem.

10. Apa yang dapat dilakukan oleh masyarakat internasional untuk membantu Afghanistan?

Masyarakat internasional dapat membantu Afghanistan melalui bantuan kemanusiaan, penyediaan dukungan teknis untuk pembangunan infrastruktur tahan bencana, serta pendanaan untuk proyek-proyek mitigasi perubahan iklim. Kerja sama global dalam memperkuat ketahanan pangan, energi terbarukan, dan sistem peringatan dini juga akan sangat penting untuk membantu Afghanistan mengatasi dampak dari bencana alam di masa depan.


IKUTI INDONESIAUPDATES.COM

GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL