...
Gulir Ke Atas Untuk Baca!
Blangko
Indonesia Updates
Amerika SerikatBeritaInternasional

Perang Dagang Memanas, China Kembalikan Pesawat Boeing ke AS

×

Perang Dagang Memanas, China Kembalikan Pesawat Boeing ke AS

Sebarkan artikel ini
Logo Boeing. (AFP)
Logo Boeing. (AFP)

INDONESIAUPDATES.COM, INTERNASIONAL – Di tengah memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, sejumlah pesawat buatan Boeing yang telah dipesan oleh maskapai nasional China dilaporkan dikembalikan ke pabrik produsen di Seattle, AS. Keputusan ini berdampak signifikan terhadap target pengiriman dan pemulihan keuangan Boeing.

CEO Boeing, Kelly Ortberg, mengungkapkan kekecewaannya terhadap eskalasi ketegangan dagang yang menghambat langkah pemulihan perusahaan. Ia menyebut bahwa Boeing kini menghadapi tantangan serius setelah dua dari tiga pesawat yang siap dikirim justru dipulangkan oleh pelanggan dari China.

“Ini situasi yang tidak menguntungkan, tetapi kami memiliki banyak pelanggan lain yang siap menerima pesawat dalam waktu dekat,” ujar Ortberg dalam konferensi pers bersama para analis, dikutip dari Fortune.com, Kamis (24/4/2025).

Tarif Tinggi Jadi Biang Masalah

Pemerintah China sebelumnya menetapkan tarif impor sebesar 125% untuk produk-produk dari AS, sebagai balasan terhadap kebijakan Presiden Donald Trump yang menaikkan tarif hingga 145% terhadap barang-barang asal China. Imbasnya, maskapai-maskapai China memilih membatalkan pembelian pesawat Boeing lantaran beban tarif yang dianggap terlalu tinggi.

Dikembalikannya pesawat-pesawat tersebut berdampak langsung pada rencana pengiriman Boeing. Perusahaan tersebut sejatinya menargetkan penyelesaian 50 pesanan dari maskapai China sepanjang tahun ini.

Dampak Berkepanjangan Sejak Insiden 737 Max

Meski demikian, Ortberg menegaskan bahwa China kini bukan lagi pasar dominan bagi Boeing seperti satu dekade lalu. Penurunan pesanan dari Negeri Tirai Bambu telah terjadi sejak 2019, ketika China menjadi negara pertama yang melarang terbang seluruh armada Boeing 737 Max setelah dua kecelakaan fatal yang menewaskan 346 orang dalam lima bulan.

Pelarangan tersebut baru dicabut pada Januari 2023, jauh setelah negara-negara lain mengizinkan kembali penggunaan 737 Max.

Hingga kini, China hanya menyumbang 10% dari backlog global pesanan Boeing yang nilainya mencapai US$ 500 miliar. Namun, kekhawatiran muncul jika perang dagang ini terus memanas dan merambat ke negara-negara lain, yang bisa memicu efek domino berupa penundaan pengiriman dari pelanggan internasional lainnya.

Kinerja Keuangan Membaik Meski Masih Merugi

Di tengah tantangan geopolitik ini, Boeing tetap menunjukkan tanda-tanda pemulihan finansial. Pada kuartal I 2025, perusahaan mencatat kerugian sebesar 49 sen per saham dengan pendapatan mencapai US$ 19,5 miliar. Angka ini lebih baik dari ekspektasi analis yang memperkirakan kerugian sebesar US$ 1,45 per saham dengan pendapatan US$ 19,29 miliar.

Ortberg menyatakan optimisme terhadap masa depan Boeing, seraya menekankan bahwa perusahaan akan terus mencari pasar alternatif dan memastikan tidak memproduksi pesawat untuk pelanggan yang enggan menerima pengiriman.


Pertanyaan Umum (FAQ): Pembatalan Pesanan Pesawat Boeing oleh China


1. Mengapa China mengembalikan pesawat Boeing yang sudah dipesan?
China mengembalikan pesawat Boeing karena kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan pemerintah China terhadap barang-barang AS sebagai respons terhadap tarif tinggi yang dikenakan oleh AS kepada produk-produk China. Tarif impor untuk pesawat Boeing dinaikkan menjadi 125%, membuat maskapai China membatalkan pesanan pesawat.

2. Apa dampak pembatalan pesanan ini terhadap Boeing?
Pembatalan pesanan ini menghambat target pengiriman Boeing dan merugikan perusahaan, terutama dalam pemulihan keuangan yang sedang dijalani. Boeing harus mencari pelanggan lain untuk pesawat-pesawat yang sudah diproduksi, menggantikan pesanan dari maskapai China.

3. Berapa banyak pesawat yang dikembalikan China ke AS?
Dari tiga pesawat yang siap dikirim, dua pesawat telah dikembalikan ke AS oleh maskapai China.

4. Apa yang menjadi motif pembatalan pesanan ini?
Pembatalan pesanan pesawat Boeing oleh China dipicu oleh keputusan pemerintah China untuk menaikkan tarif impor menjadi 125% terhadap produk AS, termasuk pesawat Boeing. Tarif yang tinggi ini membuat maskapai China merasa keberatan untuk melanjutkan pembelian.

5. Apakah perang dagang AS-China menjadi ancaman bagi Boeing?
Eskalasi perang dagang AS-China memang memberikan dampak signifikan terhadap Boeing, terutama di pasar China. Namun, Boeing tidak melihat perang dagang ini sebagai ancaman sebesar yang terjadi satu dekade lalu, meskipun perusahaan tetap harus beradaptasi dengan situasi ini.

6. Bagaimana kinerja keuangan Boeing saat ini?
Meskipun Boeing menghadapi tantangan akibat perang dagang, perusahaan mencatatkan hasil keuangan yang lebih baik pada kuartal I 2025. Boeing melaporkan kerugian sebesar 49 sen per saham dengan pendapatan mencapai US$ 19,5 miliar, yang melebihi ekspektasi analis.

7. Apa yang akan dilakukan Boeing untuk mengatasi pembatalan pesanan?
Boeing berencana untuk mengalihkan pesawat-pesawat yang tidak diterima oleh maskapai China kepada pelanggan lain yang membutuhkan pesawat dalam waktu dekat. Mereka juga akan terus fokus pada permintaan pasar yang lebih stabil.


IKUTI INDONESIAUPDATES.COM

GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL