...
BeritaGazaInternasional

Netanyahu Minta Maaf atas Serangan ke Gereja Katolik di Gaza, 3 Tewas

×

Netanyahu Minta Maaf atas Serangan ke Gereja Katolik di Gaza, 3 Tewas

Bagikan Berita Ini
Ilustrasi - Pastor Gabriel Romanelli, pastor paroki Latin Jalur Gaza,berdoa dalam misa Malam Natal tengah malam di Gereja Katolik Keluarga Kudus Deir Al Latin di Kota Gaza.
Ilustrasi - Pastor Gabriel Romanelli, pastor paroki Latin Jalur Gaza,berdoa dalam misa Malam Natal tengah malam di Gereja Katolik Keluarga Kudus Deir Al Latin di Kota Gaza.

INDONESIAUPDATES.COM, INTERNASIONAL – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan penyesalan mendalam atas insiden penembakan yang menewaskan tiga warga sipil di Gereja Katolik Keluarga Kudus, satu-satunya gereja Katolik di Jalur Gaza, pada Kamis (17/7/2025). Serangan yang terjadi sekitar pukul 10.30 waktu setempat itu juga melukai sedikitnya 10 orang lainnya, termasuk Pastor Gabriel Romanelli, imam paroki setempat.

Netanyahu menyebut insiden itu sebagai akibat dari amunisi nyasar yang ditembakkan oleh tank militer Israel, dan berjanji akan melakukan penyelidikan menyeluruh. Pernyataan ini disampaikan usai pembicaraannya melalui telepon dengan Presiden AS Donald Trump, yang turut menyampaikan kekhawatiran atas jatuhnya korban sipil di tempat ibadah.

“Israel sangat menyesalkan insiden amunisi nyasar yang mengenai Gereja Keluarga Kudus. Setiap nyawa tak berdosa yang hilang adalah tragedi,” ujar Netanyahu.

Penyesalan Ditolak Patriarkat

Meski Israel menyatakan kejadian tersebut tidak disengaja, Patriarkat Latin Yerusalem menyatakan keraguan atas klaim tersebut. Mereka menyebut serangan itu sebagai penargetan langsung terhadap warga sipil, termasuk anak-anak dan penyandang disabilitas yang tengah berlindung di dalam gereja.

Gereja tersebut diketahui menjadi tempat perlindungan bagi sekitar 600 pengungsi, yang kehilangan rumah dan harta benda akibat konflik berkepanjangan.

“Mereka mencari perlindungan di gereja, berharap selamat dari kengerian perang. Kini bahkan tempat ibadah pun tak lagi aman,” demikian pernyataan resmi dari Patriarkat.

Kecaman Internasional Meningkat

Insiden ini memicu kecaman keras dari sejumlah pemimpin dunia, termasuk Prancis dan Italia. Monsignor Pascal Gollnisch, pimpinan organisasi Katolik l’Oeuvre d’Orient, menyebut serangan itu sebagai “tindakan yang sangat tidak dapat dibenarkan”.

Paus Leo XIV turut menyampaikan duka cita mendalam, menyebut tempat ibadah sebagai simbol damai yang seharusnya dilindungi dari segala bentuk kekerasan.

Kondisi Gaza Makin Memburuk

Serangan ini menambah panjang daftar korban dalam konflik antara Israel dan Hamas yang telah berlangsung lebih dari 21 bulan. Kondisi kemanusiaan di Gaza semakin kritis, dengan krisis pangan, keterbatasan air bersih, dan akses kesehatan yang memburuk drastis.

Foto-foto yang dirilis AFP menunjukkan korban luka dirawat di Rumah Sakit Al-Ahli (Baptist Hospital), termasuk Pastor Romanelli yang mengalami luka di kaki. Sementara itu, jemaat terlihat menangisi korban tewas di dalam gereja.

Salah satu korban adalah Shadi Abu Daoud, pengungsi berusia 70 tahun. “Granat tank menghantam gereja kami pagi tadi,” ujar anaknya, seraya menyebut ayahnya tak bersenjata dan hanya mencari perlindungan.