INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Impian memiliki rumah murah dan bebas banjir di Perumahan The Arthera Hill 2, Desa Jayasampurna, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, berubah menjadi mimpi buruk bagi ratusan warganya. Sejak akhir 2024, kawasan yang dijanjikan sebagai hunian strategis dan nyaman ini justru berulang kali diterjang banjir, bahkan hingga enam kali dalam kurang dari setahun.
Janji Manis Developer Gagal Total
Salah satu warga, Uswatun Hasanah (25), menceritakan awal ketertarikannya membeli rumah seharga terjangkau dengan uang muka hanya Rp 10,5 juta dan cicilan Rp 1,4 juta per bulan. Namun ia merasa tertipu karena sejak awal pengembang menyatakan bahwa lokasi aman dari banjir.
“Kami tanya berkali-kali soal banjir, mereka bilang aman. Bahkan ditanya, ada sungai atau enggak, katanya enggak ada,” kata Uswatun kepada Beritasatu.com, Rabu (23/7/2025).
Nyata-Nyata Dekat Kali Cikarang dan Langganan Banjir
Fakta di lapangan berbeda jauh dari brosur. Perumahan ini berdekatan langsung dengan aliran Kali Cikarang, dan sejumlah blok berada di dataran rendah, seperti Blok FF yang terendam air hingga seleher orang dewasa.
Banjir kerap terjadi saat hujan deras, terutama bila debit air dari hulu naik. Air yang masuk ke rumah warga menyebabkan kerusakan parah:
-
Kasur, sofa, kulkas, mesin cuci rusak atau hanyut
-
Dinding retak, pintu jebol, dan struktur bangunan rusak
-
Trauma psikologis karena ancaman banjir setiap saat
“Ini bukan rumah, ini zona banjir. Tiap hujan deras, kami enggak bisa tidur,” keluh Uswatun.
Warga Eksodus Massal, 80% Rumah Ditinggalkan
Kondisi ini membuat warga kehilangan harapan. Uswatun menyebut bahwa sekitar 80% dari lebih 300 rumah sudah ditinggalkan penghuninya. Warga tak sanggup lagi hidup dalam kekhawatiran, apalagi dengan tidak adanya solusi nyata dari pengembang.
“Kami ingin relokasi. Ini bukan kawasan perumahan, ini perairan. Hidup di sini seperti berjudi nyawa dan harta setiap kali hujan,” ujarnya.
Developer Diduga Menyembunyikan Fakta Lokasi Rawan Banjir
Warga menuding pengembang menggunakan trik pemasaran yang menyesatkan, seperti:
-
Menunjukkan rumah contoh di lokasi aman
-
Mengklaim gambar pohon dan taman sebagai “fasos”, padahal di atas aliran air
- Tidak mengungkap adanya aliran Kali Cikarang di sekitar lokasi