...
Gulir Ke Atas Untuk Baca!
Indonesia Updates
Indonesia Updates
JakartaBeritaNasional

Kesaksian Mantan Pemain Sirkus OCI Mengungkap Penyiksaan di Taman Safari Indonesia

×

Kesaksian Mantan Pemain Sirkus OCI Mengungkap Penyiksaan di Taman Safari Indonesia

Sebarkan artikel ini
Pemain Sirkus OCI di Indonesia mendapat penyiksaan (stimewa)
Pemain Sirkus OCI di Indonesia mendapat penyiksaan (stimewa)

INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Kasus penyiksaan yang dialami oleh mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) kembali mencuat ke publik setelah kesaksian mengharukan dari Yuli, salah seorang mantan pemain sirkus. Dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi III DPR RI di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Yuli mengungkapkan pengalaman pahitnya disiksa dan dipenuhi trauma saat masih menjadi bagian dari OCI.

Yuli mengungkapkan bahwa dirinya dan beberapa teman lainnya mengalami kekerasan fisik yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat dalam sirkus tersebut. Salah satu peristiwa yang paling membekas dalam ingatannya terjadi pada tahun 1986, ketika ia mencoba kabur namun justru ditangkap dan dipukuli.

“Saya pernah kabur tahun ’86, tapi ditangkap dan dipukuli. Kakak saya juga mengalami hal yang sama. Kami dipukul oleh orang sirkus. Yang memukul itu Pak Frans Manansang,” ujar Yuli dengan penuh emosi di hadapan anggota DPR.

Setelah percobaan kabur yang gagal, Yuli dan beberapa temannya memilih untuk bersembunyi demi menghindari ancaman kekerasan dari pihak OCI. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk tidak tertangkap kembali.

“Kita semua kabur dari sirkus itu. Kami sebisa mungkin bersembunyi agar tidak tertangkap lagi,” ungkap Yuli, menggambarkan ketakutan yang mereka rasakan pada saat itu.

Kesaksian Yuli semakin memperkuat dugaan adanya pelanggaran hak asasi manusia di dalam lingkungan kerja OCI. Tindak kekerasan terhadap anak-anak dan remaja yang menjadi bagian dari sirkus itu menunjukkan betapa parahnya perlakuan yang diterima para pemain sirkus di bawah naungan OCI dan Taman Safari Indonesia (TSI).

Lebih lanjut, Yuli juga mengungkapkan bahwa selain dirinya, ada korban lain yang mengalami perlakuan lebih parah. Salah satunya adalah Vivi, yang menurut Yuli pernah disetrum, dan Butet, yang bahkan sampai diperlakukan dengan cara yang sangat keji.

“Kalau saya tidak disetrum, tapi teman saya Vivi iya. Butet juga, dia bahkan sampai dimasukkan kotoran gajah ke dalam mulutnya. Saya benar-benar tidak bisa menerima itu,” tegas Yuli, sambil menangis menceritakan penderitaan teman-temannya yang juga menjadi korban kekerasan.

Yuli dan para mantan pemain sirkus OCI yang lain kini hanya ingin mendapatkan keadilan atas perlakuan tidak manusiawi yang mereka alami. Yuli juga mengungkapkan bahwa mereka sempat berusaha menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan dengan pihak OCI dan TSI. Namun, mereka tidak mendapat tanggapan yang baik.

“Kami pernah ingin bertemu Ester, anak dari Pak Jansen Manansang (Direktur TSI), untuk reuni dan berdialog secara kekeluargaan. Namun sayangnya, kami tidak mendapat tanggapan yang baik,” ungkap Yuli.

Pernyataan Yuli ini kini menjadi bagian dari upaya besar korban untuk membuka kembali kasus lama yang telah lama terlupakan, serta mendorong penegakan hukum atas dugaan penyiksaan terhadap para pemain sirkus yang berada di bawah naungan Taman Safari Indonesia. Para mantan pemain sirkus OCI berharap agar keadilan bisa ditegakkan, dan pelaku kekerasan selama ini bisa dimintai pertanggungjawaban atas tindakan mereka.


Pertanyaan Umum (FAQ): Kesaksian Penyiksaan Pemain Sirkus OCI di Taman Safari Indonesia


1. Apa yang diungkapkan oleh Yuli dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU)? Yuli, seorang mantan pemain sirkus OCI, mengungkapkan pengalaman pahitnya terkait penyiksaan yang ia alami saat menjadi bagian dari sirkus tersebut. Ia menceritakan tentang tindak kekerasan fisik yang dialaminya, termasuk dipukuli oleh Frans Manansang setelah mencoba kabur pada tahun 1986.

2. Apa alasan Yuli dan teman-temannya mencoba kabur dari sirkus? Yuli dan teman-temannya mencoba kabur dari OCI karena mereka ingin menghindari kekerasan dan perlakuan tidak manusiawi yang mereka alami di sirkus. Mereka merasa tidak memiliki pilihan lain selain bersembunyi untuk menghindari ancaman kekerasan.

3. Apa jenis kekerasan lain yang dialami oleh para pemain sirkus OCI menurut Yuli? Selain dirinya, Yuli mengungkapkan bahwa teman-temannya juga mengalami kekerasan yang lebih parah. Salah satunya adalah Vivi yang pernah disetrum, dan Butet yang mengalami perlakuan yang sangat kejam, termasuk dimasukkan kotoran gajah ke dalam mulutnya.

4. Apa yang diinginkan oleh Yuli dan para korban lainnya? Yuli dan para korban lainnya hanya ingin mendapatkan keadilan atas perlakuan tidak manusiawi yang mereka alami. Mereka berharap agar pelaku kekerasan dapat dimintai pertanggungjawaban dan perlakuan yang mereka alami diakui sebagai pelanggaran hak asasi manusia.

5. Apa yang telah dilakukan oleh Yuli untuk menyelesaikan masalah ini? Yuli mengungkapkan bahwa ia dan para korban lainnya sempat berusaha untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan dengan pihak OCI dan TSI, termasuk mencoba bertemu dengan Ester, anak dari Jansen Manansang, untuk berdialog. Namun, upaya tersebut tidak mendapat tanggapan yang positif.

6. Apa tujuan Yuli berbicara di hadapan Komisi III DPR? Yuli berbicara di hadapan Komisi III DPR untuk membuka kembali kasus penyiksaan yang dialaminya dan para pemain sirkus OCI lainnya, serta untuk mendorong penegakan hukum atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi selama mereka bekerja di bawah naungan TSI.

7. Apa langkah selanjutnya untuk menangani kasus ini? Para mantan pemain sirkus OCI berharap agar kasus ini dapat diselesaikan melalui penegakan hukum yang tepat. Mereka juga berharap bahwa pihak berwenang dapat melakukan investigasi lebih lanjut dan memberikan keadilan bagi para korban yang telah lama menderita akibat kekerasan dan eksploitasi yang mereka alami.


IKUTI INDONESIAUPDATES.COM

GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL