IranBeritaInternasional

Iran Putuskan Batasi Kerja Sama dengan IAEA, Protes Diamnya Dunia atas Serangan Israel

×

Iran Putuskan Batasi Kerja Sama dengan IAEA, Protes Diamnya Dunia atas Serangan Israel

Bagikan Berita Ini
Ilustrasi - Iran.
Ilustrasi - Iran.

INDONESIAUPDATES.COM, INTERNASIONAL – Pemerintah Iran secara resmi mengumumkan akan membatasi kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), menyusul serangan militer besar-besaran oleh Israel terhadap sejumlah situs nuklir Iran. Langkah ini menambah ketegangan di kawasan Timur Tengah yang sudah memanas sejak Operasi Rising Lion dilancarkan oleh Tel Aviv pada Kamis malam (13/6).

Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Kazem Gharibabadi, menyebut sikap IAEA yang tetap diam atas serangan tersebut sebagai tindakan tidak adil dan tidak profesional.

“Tidak masuk akal jika situs-situs damai ini diserang dan badan tersebut tetap bungkam,” ujar Gharibabadi dalam pernyataan resminya yang dikutip AFP, Senin (16/6).

Menurut pejabat itu, mulai saat ini Iran tidak akan lagi menginformasikan kegiatan perlindungan bahan dan peralatan nuklirnya kepada IAEA, serta tidak akan melanjutkan kerja sama dalam kapasitas sebelumnya.

Serangan Besar-besaran Israel terhadap Iran

Israel meluncurkan operasi militer besar bertajuk Rising Lion pada malam 13 Juni 2025. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim telah mengerahkan sedikitnya 200 jet tempur untuk menyerang lebih dari 100 target strategis di dalam wilayah Iran, termasuk sejumlah fasilitas nuklir yang menurut Israel berpotensi digunakan untuk keperluan militer.

Baca Juga :  Kesiapan Jalan Tol dan Pelabuhan Merak Diperiksa Jelang Nataru untuk Menghindari Kemacetan

Sebagai respons, Iran langsung membalas dengan meluncurkan puluhan rudal balistik ke berbagai kota di Israel, termasuk Tel Aviv, dan menargetkan beberapa instalasi militer serta Kementerian Pertahanan Israel.

Kedua negara mengklaim bahwa sebagian besar serangan berhasil dicegat, namun laporan korban jiwa dan kerusakan di kedua pihak tidak dapat dihindari. Sejak itu, aksi saling serang terus berlanjut dan menciptakan kekhawatiran akan terjadinya perang terbuka di kawasan.

Peringatan Iran: “Tinggalkan Wilayah Pendudukan”

Situasi kian memanas ketika militer Iran, melalui juru bicara angkatan bersenjata Reza Sayyad, mengeluarkan peringatan keras kepada warga Israel.

“Peringatan bagi kalian dalam beberapa hari mendatang: tinggalkan wilayah pendudukan karena wilayah itu sudah pasti tidak akan layak huni di masa depan!” tegas Sayyad dalam siaran resmi yang dilansir kantor berita IRNA.

Ia juga menuduh pemerintah Israel menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia, dan menegaskan bahwa tempat perlindungan bawah tanah pun tidak akan cukup aman dari serangan lanjutan Iran.

Baca Juga :  Eskalasi Konflik di Rafah: Negosiasi Gagal dan Dampaknya pada Warga Sipil

Dalam pernyataan terpisah, tokoh senior Garda Revolusi Iran Mohsen Rezaei memperingatkan bahwa konflik ini dapat menjalar lebih luas jika negara-negara Barat tidak menarik diri.

“Kita bisa saja sampai pada titik di mana kita mengambil tindakan besar yang akan membuat seluruh kawasan menjadi tidak stabil,” kata Rezaei, yang juga menjabat sebagai anggota Dewan Penentuan Kebijaksanaan untuk Kepentingan Sistem Iran.

Reaksi Dunia Internasional Masih Minim

Hingga saat ini, belum ada tanggapan keras dari IAEA maupun negara-negara besar dunia terhadap serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan harapan bahwa kedua pihak dapat mencapai kesepakatan damai, meski belum ada pernyataan resmi mengenai langkah diplomatik konkret.

Pakar hubungan internasional menilai situasi ini sebagai krisis terburuk sejak serangan Israel terhadap reaktor Osirak Irak pada 1981. Namun berbeda dengan masa lalu, Iran kini memiliki kapabilitas militer balistik dan jaringan sekutu regional yang luas, yang bisa memicu perang regional penuh jika tidak segera diredakan.