INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bekasi dalam tiga bulan terakhir menjadi sorotan serius DPRD. Berdasarkan data terbaru, tercatat 596 kasus DBD terjadi sejak awal tahun 2025, seiring dengan meningkatnya intensitas hujan dan kondisi cuaca yang tidak menentu.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Wildan Fathurrahman, mendesak Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Kesehatan untuk segera mengambil langkah mitigasi secara serius guna menekan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti tersebut.
“Penanganan DBD tidak bisa hanya dibebankan pada Dinas Kesehatan atau rumah sakit. Masyarakat juga harus aktif menjaga kebersihan lingkungan. Lingkungan yang tidak sehat adalah faktor utama penyebaran DBD,” tegas Wildan, Rabu (23/4/2025).
Cuaca Ekstrem dan Genangan Air Jadi Pemicu Utama
Wildan menyebut, faktor cuaca yang fluktuatif — hujan deras yang disusul panas terik — mempercepat siklus hidup nyamuk penyebab DBD. Genangan air yang terbentuk di lingkungan pemukiman menjadi tempat ideal bagi nyamuk berkembang biak.
“Cuaca yang tidak menentu jadi pemicu utama. Maka dari itu, masyarakat harus lebih waspada, terutama dalam membersihkan tempat penampungan air yang berpotensi jadi sarang nyamuk,” ujar politisi muda dari DPRD tersebut.
Fokus Cegah Korban Jiwa dan Edukasi Dini Gejala DBD
Wildan menegaskan bahwa fokus utama pemerintah saat ini harus pada pencegahan jatuhnya korban jiwa akibat DBD. Oleh karena itu, edukasi kepada masyarakat mengenai gejala awal DBD seperti demam tinggi, nyeri sendi, dan badan lemas sangat penting dilakukan secara masif.
“Jangan tunggu parah. Jika ada gejala awal, segera periksakan ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Semua kelurahan di Kota Bekasi sudah memiliki fasilitas kesehatan,” imbuhnya.
Pelayanan Faskes dan SOP Harus Diperketat
Terkait pelayanan kesehatan, Wildan menekankan bahwa seluruh fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit harus menjalankan standar operasional prosedur (SOP) secara disiplin. Ia juga menyoroti pentingnya komunikasi petugas medis kepada masyarakat agar tidak terjadi kesalahpahaman, terutama saat antrean pasien meningkat.
“Kalau SOP dijalankan dengan baik, tidak akan terjadi penolakan pasien. Tapi kalau ada penumpukan, petugas wajib menjelaskan kondisi kepada masyarakat. Komunikasi itu kunci,” tegasnya.
DPRD Ajak Warga Bekasi Aktif dalam Gerakan 3M Plus
Sebagai bagian dari solusi jangka panjang, DPRD Kota Bekasi juga mengajak seluruh warga untuk menjalankan Gerakan 3M Plus, yakni:
-
Menguras tempat penampungan air secara rutin
-
Menutup rapat wadah air
-
Mengubur barang bekas yang berpotensi menampung air
-
Plus: Mencegah gigitan nyamuk dan melakukan fogging di wilayah endemis
Dengan keterlibatan semua pihak—baik pemerintah maupun masyarakat—Wildan yakin angka kasus DBD di Kota Bekasi bisa ditekan secara signifikan.