INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Seorang siswi Sekolah Dasar (SD) berinisial ARS (12) di Lamongan, Jawa Timur, meninggal dunia usai diduga menjadi korban bullying yang dilakukan oleh teman sekolahnya.
ARS menghembuskan nafas terakhir pada Senin (11/3/2024) lalu setelah dirawat selama 17 hari di rumah sakit. Sebelumnya, ia didiagnosis mengalami robek di bagian pankreas akibat didorong teman sekolahnya hingga terjatuh.
Kronologi Dugaan Bullying
Menurut orang tua korban, Cheresa Sulistiana (35), peristiwa bullying yang dialami ARS terjadi pada 19 Februari 2024. Saat itu, ARS berusaha menghindari ajakan bercanda temannya pelaku bullying. Namun, ARS justru didorong hingga terjatuh dan membentur sudut tangga keramik menuju sekolah.
Akibat kejadian tersebut, ARS mengalami sakit dan mengeluh sesak napas. Ia kemudian dibawa pihak sekolah ke puskesmas. Karena kondisinya yang tak kunjung membaik, ARS dirujuk ke RS Muhammadiyah Lamongan.
Selama dirawat di RS Muhammadiyah Lamongan, ARS menjalani rontgen dan CT scan. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya robekan di organ pankreas.
“Anak saya tidak bisa makan sama sekali saat dirawat. Bahkan urine nya berwarna merah dan lambungnya terus mengeluarkan cairan berwarna hijau. Dia juga tidak bisa menahan buang air besar,” ungkap Chresa menceritakan kondisi anaknya saat itu.
Setelah 17 hari menjalani perawatan intensif, ARS akhirnya meninggal dunia pada Senin (11/3/2024) sekitar pukul 19.22 WIB.
Atas meninggalnya sang anak, Chresa merasa pihak sekolah terkesan tak serius menangani kasus bullying yang dialami ARS. Ia pun melaporkan kejadian tersebut ke Polres Lamongan pada Kamis (2/5/2024).
“Saat melapor ke sekolah, mereka hanya memberi sanksi pelaku dan menyebutnya sebagai candaan anak-anak. Kecewa rasanya, apa iya bullying sampai merenggut nyawa dibenarkan seperti itu?” ujar Chresa.
Chresa berharap dengan pelaporan tersebut, keadilan untuk anaknya bisa ditegakkan. Ia ingin pihak-pihak yang terlibat dalam kasus bullying ini bertanggung jawab secara hukum.
“Yang saya inginkan hanyalah keadilan. Apakah pihak sekolah membenarkan bullying sampai mengakibatkan kematian? Anak saya sudah tidak ada, saya masih syok dan kehilangan. Andai saja anak saya masih ada,” tuturnya.
Sementara itu, Kepolisian Resor Lamongan melalui Kasi Humas Ipda Andi Nur Cahya, menyatakan pihaknya tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut. Sejumlah saksi tengah menjalani pemeriksaan.
“Kasus ini masih dalam penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi,” kata Andi.
Pertanyaan Umum ‘FAQ’: Siswi SD di Lamongan Meninggal Diduga Korban Bullying
1. Apa penyebab meninggalnya siswi SD di Lamongan?
Siswi SD berinisial ARS (12) diduga meninggal karena mengalami robek di bagian pankreas setelah didorong oleh teman sekolahnya hingga terjatuh dan membentur sudut tangga keramik.
2. Kapan peristiwa dugaan bullying tersebut terjadi?
Peristiwa dugaan bullying terjadi pada 19 Februari 2024.
3. Bagaimana respon pihak sekolah saat itu?
Menurut orang tua korban, pihak sekolah hanya membawa ARS ke puskesmas dan kemudian menganggap kejadian tersebut sebagai candaan anak-anak.
4. Apakah keluarga korban sudah mengambil tindakan?
Ya, orang tua korban telah melaporkan kasus dugaan bullying dan meninggalnya ARS ke Polres Lamongan pada 2 Mei 2024.
5. Bagaimana perkembangan kasus ini?
Kepolisian Resor Lamongan tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut dan memeriksa sejumlah saksi.