Kasus pesta gay kembali mencuat ke permukaan setelah polisi menggerebek sebuah vila di kawasan Puncak, Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (22/6/2025).
INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Penggerebekan dilakukan oleh tim gabungan Satreskrim Polres Bogor dan Polsek Megamendung setelah menerima laporan masyarakat terkait aktivitas mencurigakan di vila tersebut. Acara yang dikemas dengan tema family gathering itu diikuti oleh 75 peserta, terdiri dari 74 laki-laki dan satu perempuan.
30 Peserta Dinyatakan Reaktif HIV dan Sifilis
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, dr. Fusia Meidiawaty, mengonfirmasi bahwa pihaknya melakukan tes kesehatan langsung di lokasi untuk mengantisipasi penyebaran penyakit menular seksual.
“Dari 75 peserta yang kami tes, 30 orang reaktif HIV dan sifilis. Sisanya 45 dinyatakan non-reaktif,” ujar Fusia pada Selasa (24/6/2025).
Temuan ini langsung memicu reaksi keras dari Pemerintah Kabupaten Bogor. Bupati Bogor meminta aparat meningkatkan kewaspadaan dan memperketat pengawasan terhadap aktivitas serupa di kawasan wisata.
Barang Bukti: Kontrasepsi hingga Properti Tari
Dalam penggerebekan tersebut, polisi menyita sejumlah barang bukti seperti alat kontrasepsi, pelumas, dan properti pertunjukan tari. Aparat juga menemukan indikasi adanya praktik seks bebas di dalam vila.
Menurut Kapolres Bogor, penyelidikan masih berlangsung untuk menentukan apakah ada pelanggaran hukum lain, termasuk UU Pornografi dan potensi penyebaran penyakit menular yang disengaja.
Daftar Kasus Pesta Gay di Indonesia Sejak 2017
Fenomena pesta gay di ruang tertutup bukan kali ini saja terjadi. Berikut beberapa kasus serupa yang sempat viral:
-
Kelapa Gading, Jakarta Utara (2017): 141 orang diamankan dalam acara “The Wild One”.
-
Sunter, Jakarta Utara (2018): 23 pria ditangkap dalam pesta narkoba dan seks sesama jenis.
-
Cianjur, Jawa Barat (2018): Beberapa vila dijadikan tempat pesta gay, termasuk yang melibatkan anak di bawah umur.
-
Kuningan Suites, Jakarta (2020): 56 peserta, dengan biaya masuk hingga Rp 350.000.
-
Permata Hijau (2025): Bar di Grand ITC ditutup setelah digerebek saat pesta malam tahun baru.
Kasus-kasus tersebut menunjukkan pola yang sama: lokasi tertutup, komunikasi melalui aplikasi komunitas LGBT, dan acara yang sering dikamuflasekan.
Risiko Penyakit Menular dan Kurangnya Edukasi Seksual
Ahli kesehatan menyoroti pentingnya edukasi seksual dan akses layanan kesehatan yang ramah bagi semua kalangan, termasuk komunitas LGBT.
“Pendekatan represif tanpa edukasi hanya akan mendorong aktivitas seksual berisiko ke ranah yang makin tersembunyi,” ungkap seorang pakar epidemiologi dari UI.
Selain HIV dan sifilis, penyakit lain yang rentan menular dalam praktik seks bebas tanpa pengaman antara lain gonore, klamidia, dan hepatitis.
Perlu Pendekatan Kolaboratif, Bukan Hanya Represif
Fenomena pesta gay di Indonesia harus dipandang dari berbagai sudut — hukum, kesehatan, hingga sosial budaya. Penegakan hukum penting, namun harus dibarengi dengan upaya preventif seperti:
-
Edukasi seks aman dan inklusif
-
Penyediaan layanan tes HIV dan PMS yang mudah diakses
-
Peningkatan literasi digital untuk deteksi dini aktivitas berisiko
-
Pelibatan tokoh masyarakat dan agama dalam kampanye kesehatan