INDONESIAUPDATES.COM, INTERNASIONAL – Kecelakaan pesawat Jeju Air di dekat landasan pacu Bandara Muan pada Minggu (29/12/2024) meninggalkan duka mendalam. Sebuah keluarga besar yang terdiri dari 9 orang, termasuk seorang balita berusia 5 tahun, menjadi bagian dari 179 korban jiwa dalam tragedi ini.
Keluarga tersebut adalah Pak Bae (80 tahun), istrinya yang berusia 68 tahun, dua putrinya, dan lima cucunya. Mereka baru saja kembali dari perjalanan luar negeri untuk merayakan ulang tahun ke-80 Pak Bae di Thailand.
Kronologi Kecelakaan
Pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 dilaporkan mengalami kerusakan pada roda pendaratan setelah menabrak burung saat mendekati landasan pacu Bandara Muan. Upaya pilot untuk melakukan pendaratan darurat menggunakan badan pesawat gagal, mengakibatkan pesawat tergelincir, menabrak dinding beton, dan terbakar hebat.
Insiden ini menjadikan kecelakaan pesawat Jeju Air sebagai yang paling mematikan di Korea Selatan dalam beberapa dekade terakhir.
Tragedi ini sangat dirasakan di Desa Yeonggwang, Provinsi Jeolla Selatan, tempat keluarga Bae tinggal. Rumah keluarga yang kini kosong menyisakan pemandangan menyayat hati: seekor anjing peliharaan keluarga terus menunggu di depan rumah mereka.
“Anjing itu tidak dirantai, tapi tidak mau pergi kemana-mana. Saat saya panggil ke rumah saya, dia langsung lari ke rumah tua itu,” ujar seorang tetangga.
Upaya Identifikasi Korban
Hingga Selasa (31/12/2024), otoritas Korea telah mengidentifikasi 174 korban menggunakan sidik jari dan tes DNA, meskipun sebagian besar jenazah mengalami kerusakan parah akibat kebakaran.
Pejabat setempat bergerak cepat untuk mendukung keluarga korban dalam proses pemakaman. Tragedi ini menambah daftar panjang kecelakaan penerbangan fatal di tahun 2024, yang disebut sebagai salah satu tahun terburuk dalam sejarah penerbangan global.
Pesan Terakhir Pak Bae
Dalam unggahan terakhir di Instagram, Pak Bae menulis, “Saya sedikit lelah setelah seharian bepergian tetapi sangat senang bisa bersama anak dan cucu saya.” Pesan ini kini menjadi kenangan yang menyentuh hati banyak orang.
Pertanyaan Umum (FAQ): Kecelakaan Pesawat Jeju Air 2024
1. Apa yang menyebabkan kecelakaan pesawat Jeju Air?
Pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 mengalami kerusakan pada roda pendaratan setelah menabrak burung saat mendekati landasan pacu Bandara Muan. Pilot mencoba melakukan pendaratan darurat menggunakan badan pesawat, tetapi pesawat tergelincir, menabrak dinding beton, dan terbakar.
2. Berapa jumlah korban dalam kecelakaan ini?
Sebanyak 179 orang meninggal dunia dalam kecelakaan ini, termasuk sembilan anggota keluarga besar Pak Bae. Hingga 31 Desember 2024, otoritas Korea telah berhasil mengidentifikasi 174 korban melalui sidik jari dan tes DNA.
3. Siapa keluarga Pak Bae yang menjadi korban dalam kecelakaan ini?
Keluarga Pak Bae terdiri dari sembilan orang, yaitu:
- Pak Bae (80 tahun)
- Istrinya (68 tahun)
- Dua putri mereka
- Lima cucu, termasuk seorang balita berusia 5 tahun
Mereka baru saja kembali dari Thailand setelah merayakan ulang tahun ke-80 Pak Bae.
4. Apakah ini kecelakaan pesawat terburuk di Korea Selatan?
Ya, kecelakaan ini menjadi salah satu insiden penerbangan paling mematikan di Korea Selatan dalam beberapa dekade terakhir.
5. Bagaimana proses identifikasi korban dilakukan?
Otoritas menggunakan metode identifikasi sidik jari dan tes DNA untuk mengenali korban. Proses ini masih berlangsung untuk beberapa jenazah yang mengalami kerusakan parah akibat kebakaran.
6. Apa langkah selanjutnya yang diambil oleh pemerintah Korea?
Pemerintah Korea telah:
- Mendukung keluarga korban dalam proses pemakaman
- Melakukan investigasi menyeluruh terkait penyebab kecelakaan
- Memastikan bantuan untuk korban yang selamat dan keluarga mereka
7. Apakah ada penumpang yang selamat?
Informasi mengenai penumpang yang selamat belum dirilis sepenuhnya. Hingga saat ini, mayoritas laporan mengonfirmasi korban jiwa.
8. Apakah burung yang menabrak pesawat sering menjadi penyebab kecelakaan?
Tabrakan dengan burung (bird strike) adalah salah satu risiko yang dihadapi dunia penerbangan. Meskipun jarang menyebabkan kecelakaan besar, pada kasus ini, dampaknya signifikan karena merusak roda pendaratan pesawat.
9. Bagaimana kondisi keluarga Pak Bae setelah kecelakaan ini?
Keluarga besar Pak Bae yang tersisa kini berada dalam duka mendalam. Rumah keluarga di Desa Yeonggwang kosong, sementara anjing peliharaan mereka terus menunggu di depan rumah, menunjukkan kesetiaan yang menyentuh hati.
10. Apa pesan terakhir dari Pak Bae sebelum kecelakaan terjadi?
Dalam unggahan terakhir di Instagram, Pak Bae menulis, “Saya sedikit lelah setelah seharian bepergian tetapi sangat senang bisa bersama anak dan cucu saya.” Pesan ini kini menjadi kenangan yang mendalam bagi banyak orang.
11. Bagaimana masyarakat sekitar merespons tragedi ini?
Warga Desa Yeonggwang menunjukkan rasa solidaritas yang besar dengan memberikan dukungan kepada keluarga korban. Suasana duka menyelimuti desa tersebut, di mana keluarga Pak Bae tinggal.
IKUTI INDONESIAUPDATES.COM DI GOOGLE NEWS