Gulir Ke Atas Untuk Baca!
Indonesia Updates
JakartaBeritaNasional

Reformasi Total Polri Mendesak: Kasus Polisi Tembak Siswa di Semarang Jadi Sorotan

×

Reformasi Total Polri Mendesak: Kasus Polisi Tembak Siswa di Semarang Jadi Sorotan

Sebarkan artikel ini
Image Credit Istimewa / Antara - Suasana rumah GRO, siswa SMKN 4 Semarang yang meninggal dunia dengan luka tembak di Jalan Taman Borobudur, Kembangarum, Kota Semarang, Senin 25 November 2024.
Image Credit Istimewa / Antara - Suasana rumah GRO, siswa SMKN 4 Semarang yang meninggal dunia dengan luka tembak di Jalan Taman Borobudur, Kembangarum, Kota Semarang, Senin 25 November 2024.

INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Kasus polisi menembak siswa SMKN 4 di Semarang, Jawa Tengah, kembali mencoreng citra Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Peristiwa ini mendorong anggota Komisi III DPR, Wayan Sudirta, menyerukan perlunya reformasi total Polri, mulai dari rekrutmen hingga pembinaan anggotanya, demi mencegah insiden serupa terulang di masa depan.

Kasus yang Menggemparkan Publik

Siswa berinisial GR, yang masih berusia 17 tahun, dilaporkan tertembak oleh oknum polisi di kawasan Perumahan Paramount, Semarang Barat, pada Minggu (24/11/2024). GR mengalami luka tembak di pinggul dan meninggal dunia. Dugaan sementara dari Polrestabes Semarang menyebutkan bahwa GR ditembak karena diduga terlibat tawuran.

ADVERTISEMENT
GOOGLE ADS

Namun, Wakil Kepala Sekolah SMKN 4 Semarang memberikan keterangan yang berlawanan. Menurutnya, GR dikenal sebagai siswa yang baik dan aktif dalam kegiatan sekolah, bahkan tergabung sebagai anggota paskibraka.

DPR Minta Reformasi Menyeluruh di Polri

Menanggapi kasus ini, Wayan Sudirta menilai bahwa insiden tersebut menambah daftar panjang pelanggaran oleh aparat Polri. “Polri harus segera melakukan reformasi besar-besaran agar kepercayaan masyarakat pulih,” tegas Wayan.

Ia menyoroti beberapa masalah mendasar yang perlu diperbaiki:

  1. Rekrutmen Bersih: Proses seleksi anggota Polri harus bebas dari pungli dan berbasis kompetensi.
  2. Pelatihan HAM dan Mental: Pendidikan mental dan pelatihan berbasis Hak Asasi Manusia (HAM) untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan.
  3. Pengawasan Ketat: Meningkatkan pengawasan dalam pelaksanaan tugas untuk memastikan anggota bertindak sesuai aturan.
  4. Reward dan Punishment: Sistem penghargaan dan hukuman yang jelas dan terukur untuk mendorong profesionalitas.

Wayan juga meminta agar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan evaluasi menyeluruh terhadap budaya, struktur, dan kebijakan Polri.

Komisi III DPR Berjanji Mengawal Kasus

Sebagai bagian dari tanggung jawabnya, Komisi III DPR berjanji akan mengawal penanganan kasus ini secara transparan dan tuntas. “Pelaku dan pihak-pihak yang terlibat harus ditindak tegas, baik dari sisi hukum maupun etika,” kata Wayan.

BACA :   Siswa SD Korban Perundungan Kakak Kelas di Subang Meninggal Dunia

Selain itu, ia juga membuka ruang bagi masyarakat untuk memberikan masukan terkait evaluasi kinerja Polri. Bahkan, revisi terhadap Undang-Undang Polri menjadi salah satu langkah yang dipertimbangkan untuk meningkatkan akuntabilitas institusi.

Polri dalam Sorotan Publik

Kasus penembakan siswa di Semarang ini bukan insiden pertama yang menyeret Polri ke dalam sorotan negatif. Dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah kasus pelanggaran oleh aparat kepolisian mencuat ke publik, seperti meninggalnya tahanan di Sumatera Barat dan Sulawesi Tengah, hingga penembakan antaranggota di Solok Selatan.

Meski demikian, Wayan mengapresiasi sejumlah inovasi Polri dalam pelayanan publik. “Namun, semua pihak harus mengakui bahwa program reformasi ini belum berjalan mulus,” ujarnya.

Harapan untuk Masa Depan

Reformasi Polri menjadi langkah mendesak untuk memulihkan kepercayaan publik dan memperbaiki citra institusi sebagai pelindung rakyat. Wayan menegaskan bahwa kasus ini harus menjadi momentum untuk melakukan perubahan yang signifikan di tubuh Polri.

“Kepercayaan masyarakat kepada Polri harus segera dipulihkan. Ini membutuhkan tindakan konkret, bukan sekadar retorika,” pungkasnya.


Pertanyaan Umum (FAQ): Kasus Polisi Tembak Siswa di Semarang


1. Apa yang terjadi dalam kasus polisi tembak siswa SMKN 4 Semarang?
Seorang siswa SMKN 4 Semarang berinisial GR (17 tahun) meninggal dunia setelah tertembak oleh seorang oknum polisi di kawasan Perumahan Paramount, Semarang Barat, pada Minggu (24/11/2024). Dugaan sementara menyebutkan bahwa peristiwa tersebut terkait aksi tawuran.

2. Apa tanggapan Komisi III DPR mengenai kasus ini?
Anggota Komisi III DPR, Wayan Sudirta, menyatakan keprihatinannya dan mendesak adanya reformasi total di tubuh Polri. Menurutnya, kejadian ini mencerminkan perlunya perbaikan sistem rekrutmen, pelatihan, dan pengawasan terhadap anggota kepolisian.

BACA :   Nelayan Sakit Misterius Usai 9 Bulan Berlayar di Samudra Hindia, 6 Meninggal Dunia

3. Apa saja langkah reformasi Polri yang disarankan oleh DPR?
Wayan Sudirta mengusulkan beberapa langkah reformasi, termasuk:

  • Rekrutmen bersih dari pungli.
  • Pelatihan HAM dan pembinaan mental.
  • Pengawasan ketat dan sistem reward and punishment yang tegas.
  • Peningkatan profesionalisme kepemimpinan di Polri.

4. Bagaimana Komisi III DPR mengawal kasus ini?
Komisi III DPR akan terus memantau dan mengawasi proses penanganan kasus ini, termasuk aspek hukum dan etikanya, agar keadilan ditegakkan secara transparan.

5. Apa langkah Polri dalam menyikapi kasus ini?
Polri menyatakan akan mengusut tuntas insiden tersebut. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa tindakan tegas akan diambil terhadap pelaku, baik dari sisi hukum maupun etik.

6. Apa dampak kasus ini terhadap citra Polri?
Kasus ini kembali mencoreng citra Polri di mata masyarakat, yang menganggap adanya penyalahgunaan kewenangan dan kurangnya transparansi. Oleh karena itu, DPR menilai reformasi Polri menjadi kebutuhan mendesak untuk memulihkan kepercayaan publik.

7. Bagaimana profil korban menurut pihak sekolah?
Wakil Kepala Sekolah SMKN 4 Semarang menyebut GR sebagai siswa yang baik dan disiplin. Ia juga dikenal sebagai anggota paskibraka, sehingga kejadian ini sangat mengejutkan pihak sekolah dan keluarga.

8. Apakah ini kasus pertama polisi menembak warga sipil?
Tidak. Sebelumnya, sudah ada beberapa kasus serupa di berbagai daerah, seperti penembakan di Bekasi, Solok Selatan, dan wilayah lainnya. Hal ini menunjukkan perlunya reformasi besar-besaran di tubuh Polri untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.


IKUTI INDONESIAUPDATES.COM DI GOOGLE NEWS