...
Agama

Khutbah Jumat 2 Mei 2025: Waktu Terus Berlalu, Gunakan Sebelum Penyesalan Tiba

×

Khutbah Jumat 2 Mei 2025: Waktu Terus Berlalu, Gunakan Sebelum Penyesalan Tiba

Bagikan Berita Ini
Ilustasi Waktu.(DilokaStudio)
Ilustasi Waktu.(DilokaStudio)

INDONESIAUPDATES.COM, PENDIDIKAN – Waktu adalah salah satu nikmat Allah SWT yang paling sering diabaikan. Ia terus berjalan tanpa pernah menoleh ke belakang, tak bisa dihentikan, dan setiap detiknya membawa kita lebih dekat kepada akhir kehidupan. Tak heran bila Al-Qur’an dan hadis Rasulullah SAW berkali-kali menegaskan pentingnya memanfaatkan waktu sebelum penyesalan datang.

Pada khutbah Jumat 2 Mei 2025, umat Islam diajak untuk merenungi hakikat waktu dan usia. Dalam kesempatan tersebut, khatib menyampaikan bahwa bertambahnya usia bukan berarti bertambahnya waktu hidup, melainkan justru berkurangnya kesempatan untuk beramal saleh. Usia yang semakin tua semestinya menjadi momentum evaluasi diri: apakah waktu yang dimiliki selama ini sudah benar-benar dimanfaatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT?

Waktu Tidak Akan Pernah Kembali

Dalam khutbahnya, khatib mengutip surat Al-‘Ashr yang menyiratkan bahwa manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman, beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran, dan dalam kesabaran. Ini menjadi peringatan keras bahwa waktu yang berlalu tidak dapat dikembalikan dan tak akan pernah terulang.

“لَنْ تَرْجِعَ الأَيَامُ الَّتِيْ مَضَتْ”
Tidak akan pernah kembali hari-hari (waktu) yang telah berlalu.

Kalimat ini, kata khatib, adalah bentuk nasihat mendalam yang seharusnya membuat kita sadar bahwa melewatkan waktu dengan sia-sia adalah kerugian besar yang tak tergantikan. Setiap Jumat yang datang membawa berkah, namun Jumat hari ini tidak akan pernah kembali lagi.

Antara Umur dan Amal: Siapa Manusia Terbaik?

Salah satu poin penting yang disampaikan adalah hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi, ketika Nabi ditanya: Siapakah manusia terbaik dan terburuk?

“Manusia terbaik adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya. Sedangkan manusia terburuk adalah yang panjang umurnya namun buruk amalnya.”

Hadis ini menjadi penekanan bahwa umur panjang bukan sekadar karunia, melainkan juga amanah. Ia bisa menjadi sebab keselamatan jika diisi dengan kebaikan, atau sebaliknya, menjadi penyebab kerugian jika dihabiskan untuk keburukan dan kemaksiatan.

Mengisi Waktu dengan Kebaikan

Hidup sejatinya adalah perjalanan menuju kematian. Khatib mengingatkan bahwa waktu kematian tidak bisa diketahui, dan kematian tidak mengenal usia. Anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia—semuanya akan menghadapi ajal ketika waktunya telah tiba.

Karena itu, tidak ada pilihan lain bagi setiap Muslim kecuali mengisi sisa usia dengan amal saleh, memperbanyak ibadah, memperkuat keimanan dan ketakwaan. Tidak menunda-nunda kebaikan, tidak menyepelekan waktu, dan tidak menganggap remeh umur yang terus berkurang.

“Waktu diibaratkan seperti pedang; jika tidak digunakan dengan bijak, ia akan melukai pemiliknya.”

Refleksi untuk Semua Kalangan

Khutbah ini bukan hanya relevan untuk mereka yang merasa “sudah berumur”, tetapi untuk siapa pun yang masih diberi napas hidup hari ini. Setiap pagi yang kita temui adalah pengurangan dari jatah hidup. Maka selagi ada waktu, marilah kita berbenah, mendekatkan diri pada Allah SWT, serta menjadikan hidup ini bermakna dengan perbuatan baik.

Di akhir khutbah, khatib mengajak jemaah untuk menjadikan khutbah kali ini sebagai pengingat kolektif agar kita tidak termasuk orang-orang yang lalai terhadap waktu. Sebab mereka yang lalai akan merugi, sementara mereka yang sadar akan waktu adalah orang-orang yang siap menuai keberuntungan di akhirat kelak.


Pertanyaan Umum (FAQ): Khutbah Jumat tentang Pentingnya Waktu dan Umur


1. Apa inti dari khutbah Jumat 2 Mei 2025 ini?

Inti khutbah adalah ajakan untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya sebelum penyesalan datang. Waktu yang terus berlalu tidak akan kembali, dan setiap detik yang kita habiskan harus bernilai amal saleh.

2. Mengapa waktu disebut sebagai nikmat yang sering dilalaikan?

Karena banyak orang menyia-nyiakan waktu tanpa menyadari bahwa setiap detiknya adalah kesempatan berharga untuk berbuat baik. Rasulullah SAW pun bersabda bahwa dua nikmat yang sering disia-siakan adalah kesehatan dan waktu luang.

3. Apa hubungan antara umur panjang dan amal perbuatan?

Rasulullah SAW menyebut manusia terbaik adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya. Sebaliknya, panjang umur dengan keburukan adalah kerugian besar. Umur panjang bukan jaminan kebaikan jika tidak digunakan untuk beramal saleh.

4. Apakah waktu bisa menjadi penyebab penyesalan di akhirat?

Ya, jika waktu di dunia tidak digunakan untuk taat kepada Allah dan berbuat baik, maka manusia akan menyesal di akhirat. Setiap detik yang terbuang sia-sia akan dipertanggungjawabkan.

5. Apa yang bisa dilakukan untuk memanfaatkan waktu dengan baik?

Beberapa hal yang bisa dilakukan:

  • Menyusun jadwal harian dengan aktivitas bermanfaat.

  • Memperbanyak ibadah (salat, zikir, membaca Al-Qur’an).

  • Menuntut ilmu dan mengajarkannya.

  • Menjaga silaturahmi dan membantu sesama.

  • Menghindari hal sia-sia atau maksiat.

6. Apa pesan terakhir dari khutbah ini?

Gunakan setiap momen hidup untuk kebaikan, karena waktu adalah amanah. Jangan sampai menyesal ketika waktu sudah habis dan tidak ada kesempatan lagi untuk kembali.


IKUTI INDONESIAUPDATES.COM

GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL