INDONESIAUPDATES.COM, INTERNASIONAL – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (10/8) membela perluasan operasi militer di Jalur Gaza yang disebutnya sebagai langkah strategis untuk “menyelesaikan pekerjaan” dan mengalahkan Hamas.
Dalam konferensi pers yang disiarkan secara nasional, Netanyahu menegaskan bahwa Israel tidak punya pilihan lain selain melanjutkan serangan hingga basis pertahanan Hamas sepenuhnya dihancurkan.
“Kami tidak punya pilihan selain mengalahkan Hamas. Ini adalah tugas yang harus diselesaikan demi keamanan Israel,” ujarnya.
Wilayah Operasi Diperluas
Perluasan operasi mencakup tidak hanya Kota Gaza, tetapi juga “kamp pusat” dan wilayah Muwasi, menurut sumber resmi. Dua lokasi ini sebelumnya tidak disebutkan dalam pengumuman awal pada Jumat lalu.
Data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat, kamp-kamp pengungsian tersebut menampung lebih dari 500.000 orang. Meski Netanyahu menjanjikan “zona aman,” sejumlah laporan menyebut wilayah itu sudah pernah menjadi target pemboman sebelumnya.
Serangan Mematikan terhadap Jurnalis
Pada Minggu malam, serangan udara Israel mengguncang Kota Gaza. Salah satu korban tewas adalah jurnalis Al Jazeera, Anas al-Sharif, yang meninggal saat meliput di dekat Rumah Sakit Shifa.
Direktur RS Shifa, Rami Mohanna, mengatakan serangan menghantam tenda jurnalis di luar tembok rumah sakit. Tiga jurnalis lain dan seorang sopir juga dilaporkan tewas.
Militer Israel membantah status al-Sharif sebagai jurnalis, menudingnya anggota Hamas—a tuduhan yang dibantah keras oleh pihak terkait. Komite Perlindungan Jurnalis menyatakan keprihatinan dan menilai al-Sharif menjadi target kampanye hitam.
Dukungan dari Amerika Serikat
Dalam pernyataan resmi, kantor Perdana Menteri Israel mengungkapkan bahwa Netanyahu telah berbicara langsung dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait rencana militer tersebut. Netanyahu mengapresiasi dukungan penuh dari Washington.
Bantahan Kebijakan Kelaparan
Menanggapi tuduhan internasional mengenai kelaparan di Gaza, Netanyahu menolak klaim tersebut. Ia mengakui adanya kekurangan pasokan kebutuhan pokok, namun membantah adanya kebijakan yang disengaja.
“Tidak ada kebijakan kelaparan. Kami justru berencana menambah titik distribusi bantuan di Gaza,” kata Netanyahu.
Akses Media Asing Dibuka
Dalam langkah yang jarang terjadi, Netanyahu memerintahkan militer untuk mengizinkan lebih banyak jurnalis asing masuk ke Gaza. Sebelumnya, peliputan media internasional dibatasi hanya dari luar pangkalan militer.
Tanggapan Hamas
Hamas membantah semua tuduhan Netanyahu, menyebutnya “kebohongan terang-terangan.” Kelompok itu menegaskan bahwa warga Palestina tidak meminta pembebasan dari Hamas, melainkan penghentian serangan Israel.