Gulir Ke Atas Untuk Baca!
IND
Indonesia Updates
TangerangBeritaNasional

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Dihadang Warga di Tangerang, Keluhkan Kelangkaan LPG 3 Kg

×

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Dihadang Warga di Tangerang, Keluhkan Kelangkaan LPG 3 Kg

Sebarkan artikel ini
YouTube video
XIBIO

INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Kunjungan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia ke pangkalan gas di Tangerang, Banten, diwarnai aksi protes dari warga yang mengeluhkan kelangkaan LPG 3 Kg selama sepekan terakhir.

Seorang warga bernama Effendi tiba-tiba mengamuk di Pangkalan LPG Budi Setiawan, Jalan Palem Raya, Cibodasari, Kota Tangerang, sembari membawa tabung gas kosong. Ia berteriak meminta pemerintah tidak membuat kebijakan yang menyulitkan masyarakat.

“Jangan bikin susah warga! Kami nggak masalah harga naik sedikit, yang penting gas mudah didapat!” seru Effendi dengan nada tinggi.

Aksi tersebut sempat diredam oleh petugas keamanan, namun Menteri Bahlil justru meminta agar warga diberikan kesempatan untuk berdialog langsung. Ia menjelaskan bahwa subsidi LPG mencapai Rp87 triliun per tahun, namun banyak yang tidak tepat sasaran karena sebagian justru digunakan oleh industri. Akibatnya, harga di lapangan melonjak hingga Rp25-30 ribu per tabung.

Penataan Distribusi LPG 3 Kg

Sebagai solusi, Bahlil menyampaikan bahwa pemerintah sedang melakukan penataan dengan menaikkan status pengecer menjadi subpangkalan. Dengan kebijakan ini, diharapkan distribusi LPG lebih terkendali dengan harga yang tetap terjangkau, yakni Rp19-20 ribu per tabung.

BACA :   Karyawan RS Universitas Brawijaya Ditemukan Gantung Diri di Toilet Basement, Diduga Karena Masalah Ekonomi

“Sekarang pengecer kita naikkan statusnya jadi subpangkalan supaya lebih dekat dengan masyarakat, dengan harga tetap Rp19 ribu atau maksimal Rp20 ribu. Ini agar distribusi bisa dikontrol dan tidak ada penyalahgunaan subsidi,” ungkapnya.

Namun, kebijakan tersebut justru mendapat kritik dari warga. Effendi menegaskan bahwa pemerintah seharusnya menindak tegas pelaku penimbunan gas dan bukan justru membebankan rakyat dengan perubahan sistem distribusi.

“Kalau ada yang menimbun atau mengurangi isi gas, Bapak punya alat untuk bertindak. Jangan rakyat yang dikorbankan. Kalau kami disuruh jadi subpangkalan, persyaratannya apa?” tanya Effendi.

Bahlil menegaskan bahwa tidak ada persyaratan khusus, tetapi pertanyaan tersebut tidak dijawab lebih lanjut. Dialog pun berakhir dengan Menteri ESDM meninggalkan lokasi, sementara Effendi masih ditenangkan oleh petugas. Beberapa petugas kemudian memberikan gas baru kepada Effendi untuk meredakan ketegangan.

Warga Minta Solusi Nyata

Peristiwa ini mencerminkan keresahan masyarakat terkait ketersediaan LPG 3 Kg yang semakin sulit didapat. Meski pemerintah berupaya menata distribusi agar lebih tepat sasaran, warga berharap kebijakan tersebut tidak justru memperumit akses mereka terhadap kebutuhan sehari-hari. Hingga kini, distribusi LPG subsidi masih menjadi perdebatan yang membutuhkan solusi konkret dan efektif dari pemerintah.

BACA :   Pemerasan Oknum Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Terungkap, Kedubes Tiongkok Laporkan Kasus ke Kemenlu

Pertanyaan Umum FAQ (Frequently Asked Questions)


1. Mengapa warga memprotes Menteri ESDM di Tangerang?
Warga mengeluhkan kelangkaan LPG 3 Kg yang sulit didapat selama sepekan terakhir, serta kebijakan distribusi yang dianggap menyulitkan mereka.

2. Apa yang menjadi penyebab kelangkaan LPG 3 Kg?
Menurut Menteri Bahlil, subsidi LPG sering kali tidak tepat sasaran karena sebagian digunakan oleh industri, menyebabkan lonjakan harga hingga Rp25-30 ribu per tabung.

3. Apa solusi yang ditawarkan oleh Menteri ESDM?
Pemerintah menaikkan status pengecer menjadi subpangkalan untuk memastikan distribusi lebih terkendali dengan harga tetap di kisaran Rp19-20 ribu per tabung.

4. Apa kritik warga terhadap kebijakan ini?
Warga menilai pemerintah seharusnya menindak langsung pelaku penimbunan dan penyalahgunaan LPG subsidi, bukan malah membebankan rakyat dengan perubahan sistem distribusi.

5. Apakah ada persyaratan khusus untuk menjadi subpangkalan?
Menurut Menteri Bahlil, tidak ada persyaratan khusus untuk pengecer yang ingin menjadi subpangkalan.


IKUTI INDONESIAUPDATES.COM

GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL


Indonesia Updates
IND