...
Gulir Ke Atas Untuk Baca!
Indonesia Updates
Indonesia Updates
JakartaBeritaNasional

Menkes Budi Gunadi Sadikin: Rekrutmen PPDS Harus Disertai Tes Psikologis untuk Hindari Kasus Pelecehan

×

Menkes Budi Gunadi Sadikin: Rekrutmen PPDS Harus Disertai Tes Psikologis untuk Hindari Kasus Pelecehan

Sebarkan artikel ini
Dokter PPDS Unpad pelaku pemerkosaan terhadap keluarga pasien terancam 12 tahun penjara. (Dok. Polda Jawa Barat)
Dokter PPDS Unpad pelaku pemerkosaan terhadap keluarga pasien terancam 12 tahun penjara. (Dok. Polda Jawa Barat)

INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya tes psikologis bagi calon peserta didik Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) guna mencegah terulangnya kasus pelecehan seksual yang melibatkan dokter. Peringatan ini muncul pasca terungkapnya kasus pemerkosaan oleh dokter PPDS di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Dalam konferensi pers yang digelar pada Senin (21/4/2025), Menkes Budi menyatakan bahwa tes psikologis saat rekrutmen sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi kejiwaan calon peserta didik. “Dengan demikian, kita bisa mengetahui kondisi kejiwaan dari bersangkutan dan memastikan mereka dapat menjalani pendidikan serta melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.

Budi juga menambahkan bahwa pihaknya akan melakukan pengecekan psikologis setiap enam bulan untuk memantau kesehatan mental peserta didik PPDS. Pemeriksaan rutin ini diharapkan dapat mengidentifikasi dini adanya tekanan psikologis yang mungkin dialami para dokter muda tersebut.

Antisipasi Tekanan Mental PPDS

Selain itu, Menkes juga menyoroti jam kerja peserta PPDS yang kerap kali tidak sesuai aturan. Menurut Budi, banyak dokter PPDS yang dipaksa bekerja di luar jam yang telah ditentukan. “Banyak yang bilang katanya ini untuk latihan mental, tapi menurut saya ini terlalu berlebihan,” kata Budi. Ia menekankan pentingnya disiplin dalam penerapan jam kerja untuk mencegah penurunan kualitas mental para peserta didik.

Penyelidikan terkait tekanan mental para peserta didik PPDS juga menjadi bagian dari upaya pencegahan agar kejadian serupa, baik terkait pelecehan seksual maupun masalah psikologis lainnya, dapat dihindari.

Kasus Dokter PPDS UI Rekam Mahasiswi Mandi

Kasus yang terjadi pada dokter PPDS Universitas Indonesia (UI) kembali mengemuka setelah seorang dokter berinisial MAES ditangkap karena merekam mahasiswi mandi tanpa izin di indekos di Jakarta Pusat. Kasus ini menambah panjang deretan pelecehan seksual yang melibatkan oknum dokter, yang menimbulkan keprihatinan publik.

Kejadian bermula pada Selasa (15/4/2025), saat mahasiswi berinisial SS yang sedang mandi di kamar kosnya menyadari bahwa ada ponsel yang merekam dirinya melalui ventilasi kamar mandi. SS yang merasa terganggu langsung berteriak dan melaporkan kejadian ini kepada pihak pengelola kos dan polisi.

Ponsel pelaku MAES kemudian diperiksa, dan ditemukan rekaman video yang menunjukkan SS sedang mandi. MAES kini dijerat dengan Undang-Undang No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi dan terancam hukuman 12 tahun penjara.

Tanggapan Publik

Kabar mengenai kasus ini viral di media sosial, mengundang kecaman luas terhadap pelaku yang merupakan seorang dokter yang seharusnya menjadi contoh etika dan moral bagi masyarakat. Selain itu, kejadian ini juga menjadi sorotan mengenai perlunya pengawasan ketat terhadap peserta didik PPDS, baik dari sisi kejiwaan maupun disiplin kerjanya.

Kasus ini semakin mempertegas urgensi dari langkah yang diusulkan oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin untuk memasukkan tes psikologis dan pemantauan kesehatan mental dalam proses rekrutmen dan pendidikan dokter spesialis di Indonesia.


Pertanyaan Umum FAQ (Frequently Asked Questions)


  1. Mengapa tes psikologis diperlukan bagi peserta PPDS? Tes psikologis penting untuk memastikan bahwa calon peserta didik memiliki kondisi kejiwaan yang baik dan siap menjalani pendidikan serta memberikan pelayanan medis yang berkualitas.

  2. Bagaimana cara Menkes mengantisipasi tekanan mental peserta PPDS? Menkes Budi Gunadi Sadikin mengusulkan untuk melakukan pengecekan psikologis setiap enam bulan untuk memonitor kondisi mental peserta didik PPDS dan mengidentifikasi potensi tekanan yang dapat memengaruhi kinerja mereka.

  3. Apa yang terjadi pada dokter PPDS yang merekam mahasiswi mandi? Dokter PPDS Universitas Indonesia berinisial MAES ditangkap dan dijerat dengan Undang-Undang Pornografi setelah merekam mahasiswi berinisial SS yang sedang mandi di kamar kosnya tanpa izin. MAES terancam hukuman penjara maksimal 12 tahun.


IKUTI INDONESIAUPDATES.COM

GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL