...
Indonesia Updates
Nusa Tenggara BaratBeritaNasional

Krisis Kapal, 12 Sapi Kurban Mati di Pelabuhan Gili Mas NTB

×

Krisis Kapal, 12 Sapi Kurban Mati di Pelabuhan Gili Mas NTB

Sebarkan artikel ini
Sopir memberi minum sapi dalam truknya yang tertahan di Pelabuhan Gili Mas, Lembar, Lombok Barat, NTB akibat minimnya kapal, Sabtu (19/4/2025). - (Beritasatu/Muhammad Awaludin)
Sopir memberi minum sapi dalam truknya yang tertahan di Pelabuhan Gili Mas, Lembar, Lombok Barat, NTB akibat minimnya kapal, Sabtu (19/4/2025). - (Beritasatu/Muhammad Awaludin)

INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Sebanyak 12 ekor sapi kurban dilaporkan mati akibat kelelahan setelah berhari-hari terjebak di dalam truk di Pelabuhan Gili Mas, Lombok Barat. Ratusan truk pengangkut sapi dari Bima, Dompu, dan wilayah lain di NTB tertahan lantaran minimnya kapal yang tersedia untuk mengangkut ternak ke berbagai daerah, termasuk Jabodetabek.

Saat ini hanya tersedia satu kapal besar dengan kapasitas sekitar 50 truk, serta satu kapal kecil yang hanya mampu menampung 17 truk. Jumlah tersebut jauh dari cukup untuk mengurai antrean lebih dari 200 truk yang telah menunggu keberangkatan selama beberapa hari terakhir.

“Kalau tidak segera ada kapal tambahan, kami khawatir semakin banyak sapi yang mati. Ini kerugian besar bagi petani,” ujar Furkan Sangiang, Ketua Asosiasi Peternak dan Pedagang Sapi Bima Indonesia, Minggu (20/4/2025).

Petani Terlunta-lunta di Pelabuhan

Para peternak yang berasal dari pelosok NTB terpaksa tinggal di pelabuhan dengan peralatan seadanya demi menjaga hewan ternak mereka. Mereka menyebut sapi-sapi ini sebagai harapan hidup, hasil jerih payah berbulan-bulan yang kini terancam sia-sia.

“Sapi-sapi ini bukan sekadar hewan, ini cara kami bertahan hidup. Sekarang kami hanya bisa melihat mereka lemas, dan beberapa sudah mati,” ujar Muziburrahman, Ketua Gapehani Kabupaten Bima.

Selain kerugian ekonomi, keterlambatan pengiriman juga memicu potensi gagal pasok hewan kurban untuk Hari Raya Iduladha yang tinggal beberapa pekan lagi. Bila tak segera diatasi, harga daging sapi di wilayah tujuan bisa melonjak akibat minimnya pasokan.

Permintaan Kapal Khusus dan Respons Pemerintah

Furkan meminta Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal segera turun tangan dan menyediakan kapal khusus untuk angkutan ternak. Ia menegaskan bahwa masalah ini bukan baru terjadi tahun ini, melainkan berulang setiap menjelang Iduladha.

“NTB ini dikenal sebagai lumbung sapi nasional, tapi ironi sekali kalau justru tak bisa kirim sapi karena kapal kurang. Tahun depan bisa-bisa petani enggan beternak lagi,” tegasnya.

Sebagai langkah darurat, Kepala Disnakeswan NTB Muhammad Riadi menghentikan sementara penerbitan surat rekomendasi pengiriman ternak. Tujuannya untuk mengendalikan kepadatan dan mencegah penumpukan lebih parah di pelabuhan.

“Pengangkutan semestinya dikendalikan. Maksimal 55 truk, tapi yang masuk melebihi itu. Saya stop dulu sampai 8.000 ekor ini terkirim,” ujarnya.


Pertanyaan Umum (FAQ) – Krisis Pengiriman Sapi Kurban di NTB


1. Apa yang terjadi di Pelabuhan Gili Mas, NTB?

Ratusan truk pengangkut sapi kurban tertahan di Pelabuhan Gili Mas, Lombok Barat, karena minimnya kapal pengangkut. Akibatnya, puluhan sapi mengalami stres, kelelahan, bahkan mati karena terlalu lama berada di dalam truk.

2. Dari mana asal sapi-sapi tersebut?

Sapi-sapi tersebut berasal dari berbagai daerah di Nusa Tenggara Barat (NTB), terutama dari Kabupaten Bima, Dompu, dan Sumbawa. Mereka dikirim untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban di wilayah Jabodetabek dan kota-kota besar lainnya menjelang Iduladha.

3. Kenapa kapal tidak mencukupi?

Saat ini hanya tersedia satu kapal besar dengan kapasitas sekitar 50 truk dan satu kapal kecil berkapasitas 17 truk. Jumlah ini tidak memadai untuk melayani lonjakan pengiriman menjelang Hari Raya Iduladha. Jadwal keberangkatan kapal juga tidak menentu.

4. Apa dampak dari krisis ini bagi peternak?

Peternak mengalami kerugian besar. Selain kehilangan sapi yang mati, mereka juga terancam gagal menjual sapi tepat waktu untuk Iduladha. Banyak dari mereka menggantungkan penghasilan untuk membayar utang, membeli kebutuhan rumah tangga, dan menyekolahkan anak dari hasil penjualan sapi.

5. Bagaimana respons pemerintah daerah?

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB telah menghentikan sementara penerbitan rekomendasi pengiriman ternak guna mencegah penumpukan lebih lanjut. Pemerintah juga diharapkan menyediakan kapal tambahan agar pengiriman dapat kembali berjalan lancar.

6. Apakah masalah ini pernah terjadi sebelumnya?

Ya. Krisis serupa terjadi hampir setiap tahun menjelang Iduladha, karena pengaturan logistik dan penyediaan kapal tidak pernah dibenahi secara menyeluruh. Masalah ini menjadi tantangan tahunan yang belum terselesaikan.


IKUTI INDONESIAUPDATES.COM

GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL