INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Pada Minggu pagi, 22 September 2024, warga Bekasi dikejutkan oleh penemuan tujuh mayat remaja laki-laki yang mengambang di Kali Bekasi. Kejadian ini menarik perhatian masyarakat dan media, hingga Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, turun langsung ke lokasi kejadian. Berikut adalah fakta-fakta yang berhasil dihimpun terkait insiden tragis ini.
1. Penemuan Mayat oleh Warga Setempat
Mayat tujuh remaja tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang ibu-ibu yang sedang mencari kucingnya di sekitar Kali Bekasi, Jatiasih. Sang ibu segera melaporkan temuannya kepada polisi dan Koramil setempat. Penemuan ini membuat geger warga, dan Basarnas langsung dikerahkan untuk mengevakuasi mayat yang kemudian dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk proses identifikasi.
2. Kapolda Metro Jaya Kunjungi Lokasi
Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, mendatangi lokasi penemuan mayat tersebut. Tiba sekitar pukul 11.20 WIB, ia memantau langsung proses evakuasi dan pencarian yang dilakukan oleh tim SAR. Kapolda didampingi Kapolres Metro Bekasi, Kombes Dani Hamdani, saat mengunjungi lokasi di belakang Masjid Al-Ikhlas, Perumahan Pondok Gede Permai.
3. Tidak Ada Tanda Kekerasan pada Korban
Kapolres Metro Bekasi, Kombes Dani Hamdani, menyatakan bahwa tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh ketujuh korban. Meski sebagian wajah sudah mulai membengkak karena berada lama di air, kondisi mayat belum mengalami perubahan drastis saat ditemukan. Namun, identitas dari para korban hingga saat ini masih belum terungkap.
4. Diduga Lompat ke Kali Menghindari Polisi
Kapolda Karyoto menduga bahwa para remaja ini melompat ke kali karena takut terhadap patroli polisi. Mereka diduga berkumpul pada dini hari untuk tawuran, dan ketika polisi datang untuk membubarkan, beberapa dari mereka panik dan melompat ke kali. Hal ini diperkuat oleh keterangan saksi mata yang melihat adanya kerumunan remaja sekitar pukul 02.00-03.00 WIB.
5. Saksi Mata: Konvoi 25 Motor dengan Sajam
Salah seorang saksi mata, Aldo Sihotang (19), mengungkapkan bahwa ia melihat sekitar 25 motor yang berkonvoi sambil membawa senjata tajam pada Sabtu malam sebelum insiden terjadi. Hal ini mengindikasikan bahwa kelompok tersebut memang merencanakan tawuran. Polisi juga berhasil mengamankan 22 orang dan 6 celurit di sekitar lokasi kejadian.
6. Remaja Tidak Saling Mengenal
Kapolres Kombes Dani Hamdani menyebutkan bahwa berdasarkan keterangan awal, ketujuh korban tidak saling mengenal satu sama lain. Mereka hanya berkoordinasi melalui telepon untuk bertemu di lokasi tersebut. Polisi masih mendalami motif dan keterkaitan para remaja ini dengan kelompok tawuran lainnya.
7. Sempat Merayakan Ulang Tahun Sebelum Insiden
Sebelum insiden, para remaja ini dilaporkan sempat merayakan ulang tahun salah satu teman mereka di wilayah Jatiasih. Namun, setelah pesta selesai, mereka tidak langsung pulang, melainkan berkumpul di sebuah toko kelontong yang sudah tutup. Di sinilah mereka kemudian dibubarkan oleh patroli polisi, yang membuat mereka kocar-kacir hingga beberapa melompat ke kali.
8. Proses Pencarian dan Evakuasi
Tim Basarnas menghentikan pencarian pada Minggu sore setelah memastikan tidak ada lagi korban di sekitar lokasi. Total tujuh korban ditemukan, dan tidak ada penambahan jumlah korban. Polisi membuka kemungkinan melanjutkan pencarian jika ada laporan baru terkait orang hilang.
9. Keluarga Diminta Datang ke RS Polri untuk Identifikasi
Pihak kepolisian dan RS Polri meminta keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarganya untuk datang ke RS Polri Kramat Jati guna melakukan identifikasi. Keluarga diminta membawa barang pribadi korban seperti sikat gigi, pakaian yang belum dicuci, atau foto yang dapat membantu pencocokan DNA.
10. Kompolnas Ikut Pantau Kasus
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) turut memantau perkembangan kasus ini. Mereka mendorong agar penyelidikan dilakukan secara profesional dan berdasarkan metode scientific crime investigation agar hasilnya tidak terbantahkan.