Pertanyaan Umum FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Apa yang menjadi sorotan Dedi Mulyadi terkait anggaran Disdik Jabar?
Dedi Mulyadi mempertanyakan anggaran Rp 5,7 miliar untuk pergantian bohlam dan listrik serta Rp 6,7 miliar untuk tagihan air di kantor cabang dinas dan UPTD pendidikan. Ia menilai jumlah tersebut tidak masuk akal dan perlu dijelaskan lebih lanjut.
2. Mengapa anggaran listrik dan air Disdik Jabar dianggap tidak wajar?
Menurut Dedi Mulyadi, anggaran tersebut terlalu besar untuk fasilitas kantor dinas yang lebih kecil dibandingkan Gedung Sate. Tagihan air senilai Rp 6,7 miliar per tahun, setara Rp 400 juta per bulan, juga dianggap tidak logis.
3. Apa rencana Dedi Mulyadi terhadap laporan anggaran ini?
Dedi berencana meminta kepala dinas dan tim terkait untuk memberikan klarifikasi dan penjelasan detail mengenai penggunaan anggaran tersebut. Ia juga menegaskan pentingnya pengkajian ulang agar dana tidak terbuang sia-sia.
4. Apakah laporan anggaran ini menunjukkan adanya potensi masalah?
Dedi Mulyadi menyebut bahwa laporan ini berpotensi menunjukkan adanya ketidakberesan dalam penggunaan anggaran dan perlu diaudit lebih lanjut untuk memastikan transparansi dan efisiensi.
5. Bagaimana solusi yang diusulkan Dedi Mulyadi untuk permasalahan ini?
Dedi menyarankan agar anggaran penggunaan air di sekolah ditutup melalui dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), sehingga tidak membebani anggaran dinas pendidikan. Selain itu, ia meminta evaluasi menyeluruh terhadap semua laporan anggaran.
6. Apa dampak dari temuan ini terhadap pemerintahan Jawa Barat?
Temuan ini mencerminkan tantangan awal yang harus dihadapi oleh Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jawa Barat dalam memastikan pemerintahan yang lebih transparan, efisien, dan akuntabel.
IKUTI INDONESIAUPDATES.COM
GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL