Indonesia Updates
TangerangBeritaNasional

Pagar Laut Misterius di Laut Utara Tangerang: Dampak Negatif Bagi Nelayan dan Ekosistem

×

Pagar Laut Misterius di Laut Utara Tangerang: Dampak Negatif Bagi Nelayan dan Ekosistem

Sebarkan artikel ini
Image Credit Wawan Kurniawan/Beritasatu - Pagar bambu sepanjang 30 kilometer di laut utara Kabupaten Tangerang dikeluhkan nelayan karena mengganggu aktivitas mereka mencari ikan.
Image Credit Wawan Kurniawan/Beritasatu - Pagar bambu sepanjang 30 kilometer di laut utara Kabupaten Tangerang dikeluhkan nelayan karena mengganggu aktivitas mereka mencari ikan.
bungkus

INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Pagar laut sepanjang 30 kilometer di laut utara Kabupaten Tangerang hingga kini belum dibongkar. Keberadaan pagar laut yang misterius tersebut sudah berlangsung selama enam bulan dan menimbulkan berbagai dampak negatif bagi nelayan setempat. Mereka mendesak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk segera mengambil tindakan tegas dan membongkar struktur yang diduga ilegal tersebut.

Dampak Pada Biaya Operasional Nelayan

Suman, seorang nelayan dari Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, mengungkapkan bahwa keberadaan pagar laut ini menyebabkan pembelian bahan bakar solar yang meningkat drastis. “Perjalanan melaut jadi lebih jauh. Yang awalnya hanya butuh solar 10 liter per hari kini menjadi 15 liter per hari,” ungkapnya. Jarak yang semakin jauh untuk melaut menyebabkan peningkatan konsumsi bahan bakar, yang tentunya menambah biaya operasional nelayan.

Penurunan Hasil Tangkapan Ikan

Tidak hanya biaya yang meningkat, hasil tangkapan ikan juga mengalami penurunan yang signifikan. Suman menjelaskan bahwa biasanya ia bisa mendapatkan 10 kilogram ikan, namun kini hanya sekitar 3 kilogram. “Wilayah mencari ikannya terbatas karena adanya pagar laut itu. Mau kemana-mana jadi kesulitan,” ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa pagar laut telah mengganggu akses nelayan ke area yang biasa mereka eksplorasi untuk menangkap ikan.

Waktu Melaut yang Semakin Panjang

Nelayan lain, Wandi, juga mengungkapkan keresahannya terhadap pagar laut tersebut. Ia mengaku bahwa selain membengkaknya biaya bahan bakar, waktu melautnya juga menjadi lebih panjang. “Rugi waktu juga. Kita biasanya mencari ikan di pinggir, karena ada pagar laut kita harus mencari ke tengah. Tangkapan biasanya dapat 30 kilogram sekarang 10 kilogram. Solar biasa 5 liter sekarang 7 liter karena jalur melaut melebar,” jelas Wandi. Keberadaan pagar laut ini memang membuat nelayan harus melakukan perjalanan yang lebih jauh untuk mencari ikan, yang berpotensi meningkatkan kelelahan dan menurunnya produktivitas.

BACA :   Polisi di Trenggalek "Dipaksa" Kurus, 60 Personel Overweight Jalani Program Diet dan Olahraga Keliling Kampung

Pagar Laut yang Diduga Ilegal

Pagar bambu sepanjang 30 kilometer yang terpasang di laut utara Kabupaten Tangerang pertama kali terungkap pada September 2024. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten mengungkapkan bahwa pagar laut ini diduga ilegal dan berpotensi merusak ekosistem lingkungan. Meski telah disegel oleh pihak KKP, hingga kini belum ada tindakan lebih lanjut terkait pembongkaran pagar laut tersebut.

Tuntutan Pembongkaran Pagar Laut

Para nelayan kini mendesak KKP untuk segera membongkar pagar laut yang dianggap merugikan mereka. Wandi menekankan, “Harusnya cepat dibongkar biar enggak mengganggu nelayan. Biar nelayan juga bisa melaut seperti biasa dan menjadi sejahtera.” Dengan semakin terganggunya aktivitas nelayan dan meningkatnya biaya operasional, mereka berharap agar masalah ini segera diselesaikan.

Pagar laut yang terpasang tanpa izin ini tidak hanya merugikan nelayan, tetapi juga bisa berdampak buruk pada ekosistem laut di wilayah tersebut. Diharapkan pemerintah segera menyelesaikan masalah ini untuk mengembalikan kelancaran aktivitas nelayan dan menjaga keseimbangan ekosistem laut.


Pertanyaan Umum (FAQ): Pagar Laut Misterius di Laut Utara Tangerang


1. Apa itu pagar laut misterius di Laut Utara Tangerang? Pagar laut misterius adalah struktur pagar bambu sepanjang 30 kilometer yang terpasang di laut utara Kabupaten Tangerang sejak September 2024. Pagar ini diduga ilegal dan menyebabkan gangguan pada aktivitas nelayan setempat.

2. Apa dampak dari pagar laut bagi nelayan di Tangerang? Keberadaan pagar laut menyebabkan nelayan harus melakukan perjalanan lebih jauh untuk melaut, yang berdampak pada peningkatan pembelian bahan bakar solar, waktu melaut yang lebih panjang, serta penurunan hasil tangkapan ikan. Nelayan juga mengalami peningkatan biaya operasional dan kesulitan dalam mengeksplorasi area laut untuk menangkap ikan.

BACA :   Gus Miftah: Bukan Wakil Menteri, Prabowo Minta Fokus Moderasi dan Toleransi

3. Mengapa pagar laut ini dipasang? Belum ada keterangan jelas mengenai alasan di balik pemasangan pagar laut tersebut. Pagar laut ini diduga dibangun tanpa izin, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah melakukan penyegelan.

4. Apa yang dilakukan oleh nelayan terkait masalah ini? Nelayan meminta agar KKP segera membongkar pagar laut yang dianggap ilegal untuk mengembalikan kondisi normal bagi mereka untuk melaut. Mereka juga mendesak agar pemerintah segera mengambil tindakan tegas untuk menyelesaikan masalah ini.

5. Apa tindakan yang telah diambil oleh pemerintah? Pagar laut sudah disegel oleh KKP, namun hingga kini belum ada tindakan lebih lanjut untuk membongkarnya. Pemerintah melalui KKP diminta untuk segera membongkar pagar laut dan mengusut pihak yang bertanggung jawab atas pemasangannya.

6. Apa dampak pagar laut terhadap ekosistem laut? Keberadaan pagar laut berpotensi merusak ekosistem laut karena dapat mengganggu jalur migrasi dan aktivitas biota laut. Pagar tersebut juga membatasi ruang gerak nelayan dalam mencari ikan.

7. Apakah sudah ada upaya penyelesaian terkait masalah pagar laut ini? Selain permintaan pembongkaran oleh nelayan, beberapa pihak termasuk Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten telah melakukan investigasi terkait keberadaan pagar laut ini. Namun, penyelesaian yang komprehensif belum tercapai hingga saat ini.


IKUTI INDONESIAUPDATES.COM DI GOOGLE NEWS


 

XBIO
XBIO
bungkus