INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Menjelang sidang etik terkait kasus polisi yang diduga memeras warga negara asing (WNA) asal Malaysia di acara musik Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024, Mabes Polri melibatkan pihak eksternal untuk memastikan proses transparansi.
Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, menyebutkan bahwa Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan Atase Polri di KBRI Malaysia ikut dilibatkan dalam pengawasan dan penanganan kasus tersebut.
Peran Kompolnas dan Atase Polri Malaysia
Kompolnas berperan mengawasi dan memberikan masukan terkait proses penyelidikan kasus. Sementara itu, Atase Polri KBRI Malaysia bertugas menerima pengaduan dari warga Malaysia yang menjadi korban pemerasan di DWP 2024.
“Bersama eksternal dari Kompolnas, sebagaimana sudah pernah disampaikan. Serta secara progresif dengan pembentukan desk melalui Atase Kepolisian (Polri) di Malaysia,” kata Trunoyudo, Selasa (31/12/2024).
Kasus Pemerasan di DWP 2024
Kasus ini mencuat setelah beberapa penonton asal Malaysia mengaku diperas oleh oknum polisi dengan modus tes urine di lokasi acara DWP di JIEXpo Kemayoran, Jakarta Pusat. Penyidik menemukan barang bukti uang sebesar Rp 2,5 miliar yang diduga hasil pemerasan.
Sebelumnya, sebanyak 18 polisi diduga terlibat dalam kasus ini. Bahkan, Dirnarkoba Polda Metro Jaya terkena rotasi imbas dari skandal tersebut.
Komitmen Transparansi Polri
Brigjen Trunoyudo menegaskan bahwa Polri berkomitmen mengusut tuntas kasus ini dan menjanjikan proses yang transparan kepada publik. “Kami pastikan prosesnya akan berjalan terbuka dan transparan,” tegasnya.
Pertanyaan Umum (FAQ) Sidang Etik Polisi di Kasus Pemerasan DWP 2024
1. Apa yang menjadi fokus sidang etik kasus ini?
Sidang etik difokuskan pada pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh oknum polisi dalam kasus pemerasan WNA Malaysia di acara DWP 2024.
2. Siapa yang terlibat dalam pengawasan kasus ini?
Kompolnas dan Atase Polri di KBRI Malaysia dilibatkan untuk mengawasi dan memastikan transparansi proses hukum.
3. Berapa nilai barang bukti yang ditemukan dalam kasus ini?
Penyidik menemukan uang sebesar Rp 2,5 miliar yang diduga hasil dari pemerasan para penonton DWP 2024.
4. Apa langkah Polri untuk menyelesaikan kasus ini?
Polri menjanjikan proses penyelidikan yang transparan, melibatkan pihak eksternal, dan menjamin sanksi tegas terhadap oknum yang terbukti bersalah.
5. Bagaimana peran Atase Polri KBRI Malaysia?
Atase Polri KBRI Malaysia bertugas menerima laporan dan pengaduan dari warga Malaysia yang menjadi korban pemerasan selama acara DWP 2024.
IKUTI INDONESIAUPDATES.COM DI GOOGLE NEWS