INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Kasus dugaan keracunan makanan kembali mencoreng pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kali ini, puluhan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cianjur, Jawa Barat, mengalami gejala mual, pusing, hingga muntah-muntah setelah menyantap menu MBG pada Senin (21/4/2025).
Menanggapi kejadian ini, anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, menyampaikan keprihatinannya dan menilai insiden ini sebagai tanda adanya persoalan serius dalam pengelolaan program gizi nasional tersebut.
“Tentu ini menjadi alarm keras bagi semua pihak, terutama Badan Gizi Nasional (BGN) dan seluruh instansi yang terlibat,” ujar Nurhadi dalam keterangannya, Rabu (23/4/2025).
Menurutnya, kejadian serupa yang terus berulang menandakan lemahnya pengawasan dalam rantai distribusi dan pengolahan makanan. Ia menekankan perlunya evaluasi menyeluruh, mulai dari penyediaan bahan baku hingga higienitas dapur pengolahan.
Komisi IX Akan Panggil BGN
Nurhadi menyebut Komisi IX DPR akan segera meminta penjelasan resmi dari pihak terkait, khususnya BGN sebagai mitra kerja dalam program MBG.
“Kami akan dorong agar ada audit menyeluruh terhadap vendor penyedia MBG di berbagai daerah. Jika ditemukan pelanggaran, maka harus ada sanksi tegas dan transparan,” tegasnya.
Ia juga mendorong keterlibatan aktif dinas kesehatan dan pemerintah daerah dalam pengawasan dan pelatihan standar kebersihan kepada para penyedia makanan sekolah.
Sampel Makanan Dikirim ke Lab
Di sisi lain, Kepala BGN Dadan Hindayana menyampaikan bahwa pihaknya telah mengirimkan sampel makanan MBG ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat untuk pemeriksaan lebih lanjut.
“Kami sedang menunggu hasil dari sampel yang sudah dikirimkan. Kami tentu akan update informasinya pada kesempatan pertama setelah hasil laboratorium keluar,” ujar Dadan.
Ia menambahkan bahwa hasil laboratorium diperkirakan akan keluar dalam waktu maksimal 10 hari.
Klaim Pengolahan Sudah Sesuai Standar
Sementara itu, perwakilan dari Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) menyatakan bahwa proses pengolahan makanan telah dilakukan sesuai standar yang berlaku. Namun, BGN tetap menegaskan pentingnya keselamatan siswa.
“Keselamatan dan kesehatan anak-anak adalah prioritas utama kami. Saat ini kami sedang melakukan pemeriksaan terkait dugaan penyebab keracunan, apakah berasal dari MBG atau bukan,” tutur Dadan.
Sebagai langkah antisipasi, BGN telah meningkatkan pengawasan penyimpanan makanan dan melakukan evaluasi sistem MBG secara nasional.
Kasus Berulang, Kepercayaan Publik Taruhannya
Insiden keracunan ini bukan yang pertama terjadi dalam pelaksanaan program MBG. Jika tidak segera ditangani dengan serius, kepercayaan publik terhadap program yang sejatinya bertujuan meningkatkan gizi anak-anak bisa terus menurun.
Komisi IX DPR menyatakan tetap mendukung program peningkatan gizi, namun mengingatkan bahwa pelaksanaannya harus mengutamakan keamanan dan tanggung jawab.
Pertanyaan Umum (FAQ) – Keracunan Siswa MAN 1 Cianjur Usai Konsumsi MBG
1. Apa yang terjadi di MAN 1 Cianjur?
Puluhan siswa MAN 1 Cianjur mengalami gejala mual, pusing, dan muntah setelah mengonsumsi makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin, 21 April 2025.
2. Apa penyebab keracunan tersebut?
Penyebab pastinya masih dalam proses investigasi. Badan Gizi Nasional (BGN) telah mengirimkan sampel makanan ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat dan hasilnya diperkirakan keluar dalam waktu maksimal 10 hari.
3. Apakah ini kasus pertama terkait MBG?
Tidak. Sebelumnya juga telah terjadi beberapa kasus serupa di wilayah lain, sehingga insiden ini memunculkan kekhawatiran tentang standar keamanan pangan dalam pelaksanaan program MBG.
4. Apa tanggapan DPR RI terkait kejadian ini?
Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, menyatakan keprihatinannya dan menyebut ini sebagai alarm keras. Komisi IX akan memanggil pihak terkait, termasuk BGN, dan mendorong dilakukannya audit menyeluruh terhadap vendor penyedia makanan.
5. Apa langkah yang diambil oleh BGN?
BGN menyatakan sedang menunggu hasil laboratorium, telah meningkatkan pengawasan terhadap dapur MBG, dan menegaskan bahwa keselamatan siswa adalah prioritas utama. Mereka juga melakukan evaluasi sistem secara nasional.
6. Apakah dapur MBG di Cianjur tetap beroperasi?
Sementara belum ada konfirmasi penutupan, Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) menyatakan bahwa makanan telah diolah sesuai prosedur. Namun, pengawasan dan pemeriksaan lanjutan tetap dilakukan.
7. Bagaimana upaya pencegahan ke depan?
DPR meminta penguatan standar higiene dan sanitasi, serta pelatihan berkala bagi penyedia makanan. Pemerintah daerah juga didorong aktif melakukan pengawasan agar kejadian serupa tidak terulang.
IKUTI INDONESIAUPDATES.COM
GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL