INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) angkat bicara terkait video viral seorang pria yang mengaku menjadi korban pemerasan polisi dengan modus tes urine di acara Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024.
Penanganan Kasus
Anggota Kompolnas, Muhammad Choirul Anam, menyatakan kasus ini telah diserahkan ke Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri. Saat ini, Propam sedang menyusun konstruksi perkara guna mengungkap detail kasus tersebut.
“Yang terpenting adalah konstruksi peristiwanya, mengurai siapa yang bertanggung jawab, bagaimana strukturnya, dan bukti-bukti yang ada,” ujar Anam, Senin (20/1/2025).
Pengawasan Kompolnas
Kompolnas menegaskan akan mengawasi kasus ini hingga tuntas, tidak hanya dari segi etik tetapi juga proses pidananya.
“Kami akan memastikan kasus ini dibawa ke ranah pidana jika terbukti ada pelanggaran hukum. Kompolnas siap mengawal hingga selesai,” tambahnya.
Viral di Media Sosial
Kasus ini mencuat setelah sebuah video di akun Instagram @Amanatinstitute menjadi viral. Dalam video tersebut, seorang pria mengaku menjadi korban pemerasan polisi saat menghadiri DWP 2024. Ia menceritakan bagaimana dirinya dibawa ke Polda Metro Jaya dengan modus tes urine, yang kemudian berujung pada tindakan pemerasan.
Dukungan Penyelenggara DWP
Penyelenggara DWP 2024 telah menyatakan dukungan terhadap pengusutan kasus ini, termasuk pengembalian dana korban.
Pertanyaan Umum (FAQ):
1. Apa yang terjadi di DWP 2024?
Seorang pria mengaku menjadi korban pemerasan oleh polisi dengan modus tes urine. Kasus ini mencuat setelah video pengakuannya viral di media sosial.
2. Siapa yang menangani kasus ini?
Kasus ini ditangani oleh Bidang Propam Mabes Polri, dengan pengawasan langsung dari Kompolnas.
3. Apa langkah yang diambil Kompolnas?
Kompolnas akan mengawasi jalannya penyelidikan, memastikan konstruksi perkara dibuat jelas, dan mendukung pembawaan kasus ini ke ranah pidana jika terbukti ada pelanggaran.
4. Bagaimana respons penyelenggara DWP?
Penyelenggara DWP mendukung penuh proses penyelidikan dan menyatakan siap membantu pengembalian dana kepada korban.
5. Apa langkah selanjutnya dari Propam?
Propam sedang menyusun konstruksi perkara, termasuk mengumpulkan bukti dan mengidentifikasi siapa saja yang terlibat serta tingkat tanggung jawab mereka.
IKUTI INDONESIAUPDATES.COM DI GOOGLE NEWS