Kesehatan Anak

Panduan MPASI: Waktu Tepat, Menu Sehat, dan Tips Agar Bayi Mau Makan

×

Panduan MPASI: Waktu Tepat, Menu Sehat, dan Tips Agar Bayi Mau Makan

Sebarkan artikel ini
Image Credit Freepik.
Image Credit Freepik.

INDONESIAUPDATES.COM, KESEHATAN – Pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) menjadi langkah penting dalam mendukung pertumbuhan bayi. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bayi sebaiknya mulai menerima MPASI saat berusia 6 bulan. Pada usia ini, kebutuhan nutrisi bayi tidak lagi dapat sepenuhnya dipenuhi oleh ASI saja.

Namun, tidak semua makanan cocok untuk bayi. Tekstur, frekuensi, serta kandungan gizi dalam MPASI harus diperhatikan agar si kecil tumbuh sehat dan optimal.

Waktu Tepat dan Cara Pemberian MPASI

WHO menegaskan bahwa MPASI harus diberikan ketika bayi telah menunjukkan tanda-tanda kesiapan makan, seperti:

  • Mampu duduk tegak dengan sedikit bantuan.
  • Menunjukkan ketertarikan pada makanan orang dewasa.
  • Bisa membuka mulut saat diberi makanan.
  • Tidak lagi mendorong makanan keluar dari mulutnya secara refleks.

MPASI pertama diberikan dalam bentuk bubur saring (puree) dengan tekstur halus dan kental. Mulailah dengan 2–3 kali makan utama per hari, ditambah 1–2 kali makanan selingan. Porsi awal dimulai dari 3 sendok makan dan meningkat bertahap hingga 125 ml.

Saat memasuki usia 9 bulan, tekstur makanan dapat ditingkatkan menjadi cincang halus, dan bayi mulai diperkenalkan dengan finger food. Di usia 12 bulan, bayi sudah bisa mengonsumsi makanan keluarga dengan tekstur yang lebih kasar.

Menu MPASI Bergizi untuk Bayi

Pemilihan bahan makanan yang tepat sangat penting untuk memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang seimbang. Berikut adalah beberapa sumber makanan yang direkomendasikan WHO:

1. Karbohidrat

  • Nasi, kentang, ubi, singkong, gandum

2. Protein Hewani

  • Telur, ayam, hati ayam, daging sapi, ikan kembung, ikan mas, udang, yogurt, keju

3. Protein Nabati

  • Tahu, tempe, kacang polong, kacang merah, kacang hijau

4. Sayuran dan Buah

  • Bayam, wortel, brokoli, labu siam, labu kuning, tomat, alpukat, pisang, pepaya, apel

5. Lemak Sehat

  • Minyak zaitun, minyak kelapa, lemak sapi, brutu ayam

Berikut beberapa contoh menu MPASI yang bisa diberikan:

  • Nasi, ikan kembung, labu kuning, minyak kelapa
  • Kentang, telur, wortel, kacang polong, minyak dari brutu ayam
  • Ubi, daging sapi, kacang merah, buncis, minyak sapi

Pengolahan bisa dilakukan dengan cara merebus, mengukus, atau menumis dengan tambahan bumbu aromatik, seperti bawang merah, bawang putih, sereh, dan daun salam. Namun, hindari penggunaan garam dan gula pada MPASI bayi di bawah 1 tahun.

Tips Mengatasi Bayi yang Menolak MPASI

Wajar jika bayi menolak makanan baru. Berikut beberapa cara agar bayi mau makan:

  1. Perkenalkan makanan satu per satu untuk melihat reaksi bayi dan mendeteksi kemungkinan alergi.
  2. Jangan memaksa bayi makan, tetapi coba tawarkan makanan dalam suasana yang menyenangkan.
  3. Ciptakan jadwal makan yang teratur agar bayi terbiasa dengan pola makan baru.
  4. Gunakan variasi bahan makanan agar bayi tidak bosan.
  5. Berikan finger food untuk merangsang kemampuan makan mandiri.

Jika bayi terus menolak MPASI atau menunjukkan tanda-tanda kekurangan gizi, segera konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan saran terbaik.


Pertanyaan Umum (FAQ) Tentang MPASI


1. Kapan waktu yang tepat untuk mulai MPASI?
WHO merekomendasikan MPASI diberikan saat bayi berusia 6 bulan dan menunjukkan tanda-tanda kesiapan makan.

2. Apa makanan pertama yang baik untuk MPASI?
Makanan pertama bisa berupa bubur saring dari nasi, ubi, atau kentang yang dicampur dengan protein seperti telur atau ikan.

3. Apakah MPASI harus bebas gula dan garam?
Ya, bayi di bawah 1 tahun tidak disarankan mengonsumsi gula dan garam agar tidak membebani ginjalnya.

4. Bagaimana jika bayi menolak MPASI?
Coba variasikan tekstur dan menu makanan, serta berikan dalam suasana yang menyenangkan tanpa paksaan.

5. Berapa kali bayi makan dalam sehari saat MPASI?
Bayi usia 6 bulan makan 2–3 kali sehari dengan 1–2 kali makanan selingan. Setelah 9 bulan, frekuensi meningkat menjadi 3–4 kali sehari dengan 1–2 kali makanan selingan.


IKUTI INDONESIAUPDATES.COM

GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL