BYDMobil

BYD Diterpa Isu Krisis seperti Evergrande, Dealer Tutup Massal dan Hubungan dengan Great Wall Memanas

×

BYD Diterpa Isu Krisis seperti Evergrande, Dealer Tutup Massal dan Hubungan dengan Great Wall Memanas

Bagikan Berita Ini
Ilustrasi - Produsen mobil listrik China BYD .
Ilustrasi - Produsen mobil listrik China BYD .

INDONESIAUPDATES.COM, OTOMOTIF – BYD, raksasa mobil listrik asal China, tengah menjadi pusat perhatian setelah memberikan diskon besar hingga 30% di pasar domestik. Langkah ini memicu kekhawatiran soal kesehatan finansial perusahaan, bahkan memunculkan tudingan bahwa kondisi BYD mirip dengan Evergrande, perusahaan properti yang kolaps karena utang pada 2024.

20 Dealer BYD di Shandong Tutup, Konsumen Terancam Rugi

Krisis makin terasa setelah 20 dealer mobil listrik BYD di Provinsi Shandong dilaporkan tutup massal. Hal ini menyusul kebangkrutan Qiancheng Holdings, mitra operasional BYD di wilayah tersebut. Akibatnya, lebih dari 1.000 konsumen terancam kehilangan hak garansi dan layanan purna jual.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran luas di kalangan konsumen dan investor, terlebih ketika harga mobil BYD dipangkas besar-besaran. Banyak yang mempertanyakan apakah diskon agresif ini adalah strategi pemasaran atau upaya terakhir menyelamatkan likuiditas perusahaan.

Ketegangan dengan Great Wall Motor: Industri Otomotif China Diambang Perang Harga?

Ketegangan juga memanas antara BYD dan Great Wall Motor, dua pemain besar di industri otomotif China. Perselisihan bermula dari pernyataan Ketua Great Wall Motor, Wei Jianjun, yang menyebut industri otomotif China tengah berada dalam kondisi “tidak sehat”, bahkan membandingkannya dengan krisis Evergrande.

Meskipun tidak menyebut BYD secara langsung, publik dan media sosial ramai berspekulasi bahwa komentar itu ditujukan pada BYD, apalagi setelah gelombang diskon yang agresif.

BYD Klarifikasi: Tidak Ada Krisis Seperti Evergrande

Merespons tudingan tersebut, Li Yunfei, Manajer Umum Branding dan Hubungan Masyarakat BYD, menegaskan bahwa BYD berada dalam kondisi finansial sehat. Ia menyebut bahwa rasio utang terhadap aset BYD saat ini berada di angka 70%, jauh lebih rendah dibandingkan:

  • Ford: 84%

  • General Motors: 76%

  • Apple: 80%

  • Boeing: 102%

Total utang BYD sebesar 580 miliar yuan atau sekitar Rp 1.311 triliun juga disebut masih tergolong aman jika dibandingkan dengan:

  • Toyota: RMB 2,7 triliun

  • Volkswagen: RMB 3,4 triliun

  • Ford: RMB 1,7 triliun

Li juga menolak narasi yang menyamakan BYD atau industri kendaraan energi baru (NEV) dengan skandal Evergrande. Ia mengecam spekulasi yang dinilai dapat merusak citra industri mobil listrik China di mata dunia.

Harga Saham Anjlok, Investor Waspada

Ketegangan dan penutupan dealer membuat saham perusahaan otomotif China seperti BYD, Nio, dan XPeng mengalami penurunan tajam sepanjang pekan lalu. Investor khawatir bahwa perang harga antar produsen akan semakin tajam, menekan margin keuntungan dan mengganggu stabilitas pasar otomotif nasional.

Krisis yang melibatkan BYD, Great Wall Motor, dan tutupnya puluhan dealer di Shandong menjadi sinyal bahwa industri otomotif China sedang memasuki masa penuh tantangan. Meskipun BYD membantah krisis keuangan, reaksi pasar dan konsumen menunjukkan sinyal waspada terhadap masa depan industri mobil listrik di Negeri Tirai Bambu.