INDONESIAUPDATES.COM, KESEHATAN – Anemia defisiensi besi adalah kelainan darah yang umum terjadi pada anak-anak, di mana jumlah sel darah merah dalam tubuh menurun akibat kekurangan zat besi. Zat besi sangat penting bagi tubuh untuk menghasilkan hemoglobin, sebuah protein yang berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Defisiensi zat besi adalah salah satu penyebab utama anemia pada anak-anak, dan kondisi ini sering kali terdeteksi melalui pemeriksaan darah rutin.
Gejala Anemia Defisiensi Besi pada Anak
Gejala anemia defisiensi besi pada anak-anak bisa bervariasi, dan dalam banyak kasus, gejala awal sering kali tidak khas. Hal ini menjadikan anemia pada anak sulit dikenali, sehingga banyak kasus baru terdeteksi ketika sudah terjadi komplikasi serius pada organ tubuh, seperti gangguan pada jantung, otak, atau ginjal.
Beberapa gejala anemia defisiensi besi pada anak yang umum meliputi:
- Kulit, bibir, dan tangan pucat: Warna kulit anak dapat terlihat lebih pucat dari biasanya, terutama di bawah kelopak mata.
- Iritabilitas: Anak mungkin menjadi lebih mudah marah atau rewel.
- Kelelahan atau kurang energi: Anak mungkin terlihat mudah lelah dan kurang semangat dalam beraktivitas.
- Peningkatan detak jantung: Jantung anak bisa berdetak lebih cepat dari biasanya.
- Lidah sakit atau bengkak: Lidah bisa menjadi merah atau terasa sakit karena kekurangan zat besi.
- Keinginan untuk makan zat aneh: Anak-anak dengan anemia defisiensi besi kadang-kadang mengidamkan bahan-bahan yang tidak biasa, seperti tanah atau es, yang dikenal dengan istilah “pica”.
Penyebab Anemia Defisiensi Besi pada Anak
Berbagai faktor dapat menyebabkan anemia defisiensi besi pada anak, di antaranya:
- Diet rendah zat besi: Makanan dengan kandungan zat besi yang rendah dapat membatasi asupan zat besi yang dibutuhkan tubuh. Hanya sekitar 1 mg zat besi yang diserap dari setiap 10 hingga 20 mg makanan kaya zat besi yang dikonsumsi.
- Perubahan tubuh: Proses pertumbuhan cepat pada bayi dan remaja membutuhkan lebih banyak zat besi untuk produksi sel darah merah yang lebih banyak.
- Kelainan saluran pencernaan: Gangguan pada saluran pencernaan dapat menghambat penyerapan zat besi. Anak yang pernah menjalani operasi gastrointestinal berisiko tinggi untuk mengalami defisiensi zat besi.
- Kehilangan darah: Pendarahan, terutama pada saluran cerna, dapat menyebabkan penurunan jumlah zat besi dalam tubuh anak.
- Penyebab genetik: Meskipun jarang terjadi, anak-anak dengan anemia defisiensi besi refrakter besi (IRIDA) mengalami defisiensi besi akibat mutasi genetik yang menyebabkan penurunan penyerapan zat besi.
Penanganan dan Pencegahan Anemia Defisiensi Besi pada Anak
Mencegah dan mengatasi anemia defisiensi besi pada anak sangat bergantung pada asupan zat besi yang cukup. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah atau mengatasi kondisi ini:
- Memberikan makanan kaya zat besi: Anak perlu mengonsumsi makanan yang kaya zat besi, seperti daging merah (daging sapi, kambing), kuning telur, hati ayam atau sapi, serta sayuran berdaun hijau tua seperti bayam dan brokoli.
- Memberikan suplementasi zat besi: Suplemen zat besi bisa diberikan pada anak sejak usia 6 bulan, terutama setelah mulai diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). Untuk anak yang lahir prematur, suplementasi zat besi bisa dimulai pada usia 2-3 bulan. Dosis suplementasi yang disarankan adalah sekitar 2 mg per kilogram berat badan setiap hari, hingga anak berusia 2 tahun. Penting untuk diingat bahwa memperbaiki cadangan zat besi dalam tubuh anak memerlukan waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.
Pentingnya Pemeriksaan Rutin
Sebagai langkah pencegahan, pemeriksaan kesehatan rutin sangat penting untuk mendeteksi dini anemia defisiensi besi. Jika terdeteksi lebih awal, penanganan anemia dapat dilakukan dengan lebih efektif, mencegah komplikasi yang lebih serius seperti gangguan jantung dan otak.
Kesimpulan
Anemia defisiensi besi adalah masalah kesehatan yang umum terjadi pada anak-anak, namun sering tidak terdeteksi pada tahap awal. Dengan pemahaman yang tepat mengenai gejala, penyebab, serta cara penanganannya, orang tua dapat mencegah dan menangani anemia pada anak secara efektif. Menjaga asupan makanan bergizi dan memberikan suplementasi zat besi sesuai kebutuhan sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang anak yang sehat.
Pertanyaan Umum (FAQ) :
- Apa gejala utama anemia defisiensi besi pada anak? Gejala utama termasuk kulit pucat, kelelahan, iritabilitas, peningkatan detak jantung, serta keinginan untuk makan bahan-bahan yang tidak biasa seperti tanah atau es (pica).
- Apa penyebab utama anemia defisiensi besi pada anak? Penyebab utama termasuk diet rendah zat besi, perubahan tubuh seperti pertumbuhan cepat pada anak, gangguan pencernaan, kehilangan darah, dan faktor genetik yang jarang terjadi.
- Bagaimana cara menangani anemia defisiensi besi pada anak? Penanganan melibatkan pemberian makanan kaya zat besi, serta suplementasi zat besi yang sesuai dengan dosis yang disarankan.
- Kapan suplementasi zat besi harus diberikan pada anak? Suplementasi dapat dimulai pada usia 6 bulan, atau 2-3 bulan untuk anak yang lahir prematur. Dosisnya disesuaikan dengan berat badan anak.
IKUTI INDONESIAUPDATES.COM DI GOOGLE NEWS