Indonesia Updates
Pilihan Editor

Isaac Newton dan Prediksi Akhir Dunia: Sebuah Pemikiran Teologis yang Menarik

×

Isaac Newton dan Prediksi Akhir Dunia: Sebuah Pemikiran Teologis yang Menarik

Sebarkan artikel ini
Image Credit X.com/@newtonisaac_sir - Illmuwan dunia Isaac Newton.
Image Credit X.com/@newtonisaac_sir - Illmuwan dunia Isaac Newton.

INDONESIAUPDATES.COM – Isaac Newton, ilmuwan jenius yang dikenal luas atas penemuan-penemuannya dalam fisika dan matematika, ternyata juga memiliki sisi lain yang jarang diketahui publik. Newton, selain ahli di bidang ilmiah, juga merupakan seorang teolog yang mendalami Alkitab. Dalam salah satu surat yang ditulis pada tahun 1704, ia menuangkan pemikirannya mengenai akhir dunia yang kelak akan terjadi, namun bukan dengan tujuan untuk meramalkan kiamat, melainkan untuk membantah teori-teori spekulatif yang tidak berdasar.

Isaac Newton: Ilmuwan dan Teolog

Sejarah mencatat Newton sebagai tokoh yang paling berpengaruh dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern. Hukum geraknya, hukum gravitasi universal, serta kontribusinya terhadap teori pasang surut dan sifat cahaya, menjadikannya salah satu pemikir terbesar sepanjang masa. Namun, di luar dunia ilmiah, Newton juga tertarik pada bidang teologi. Ia menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari dan menganalisis teks-teks suci, termasuk Alkitab.

Meskipun lebih dikenal karena penemuan ilmiahnya, Isaac Newton memiliki ketertarikan mendalam pada nubuat-nubuat dalam Alkitab. Dalam surat yang ia tulis pada tahun 1704, Newton menganalisis bagian-bagian tertentu dalam Kitab Daniel yang membahas tentang masa depan dunia, termasuk prediksi mengenai akhir dunia.

Prediksi Akhir Dunia Newton: 2060

Salah satu bagian paling menarik dari surat Newton adalah prediksi mengenai akhir dunia. Newton memperkirakan bahwa dunia tidak akan berakhir sebelum tahun 2060. Ia mencapai kesimpulan ini melalui perhitungan matematis yang sangat cermat dan analisis mendalam terhadap teks-teks Alkitab, khususnya dalam Kitab Daniel yang berisi nubuat tentang akhir zaman.

Newton menuliskan bahwa prediksi ini didasarkan pada periode 1.260 tahun yang dimulai setelah apa yang ia sebut sebagai “Kemurtadan Besar”—di mana gereja dianggap telah menyimpang dari ajaran aslinya. Menurut Newton, periode 1.260 tahun itu dimulai dengan penaklukan tiga raja pada tahun 800 Masehi, dan akan berakhir pada tahun 2060.

BACA :   Berita Kesehatan, Tekno, Olahraga, Otomotif, dan Hiburan: Lisa BLACKPINK Rilis Lagu Baru hingga Samsung Galaxy S26 Pakai Exynos, Timnas U20 Siap Ke Piala Dunia

Dalam suratnya, Newton menulis: “Hari-hari Binatang yang berumur pendek, ditetapkan berdasarkan tahun-tahun kerajaan yang pernah ada, periode 1260 tahun, jika dihitung sejak penaklukan penuh tiga raja pada tahun 800 M, akan berakhir pada tahun 2060 M. Mungkin akan berakhir lebih lambat, tetapi saya tidak melihat alasan untuk mengakhirinya lebih cepat.”

Tujuan Prediksi Newton: Membantah Spekulasi

Meskipun perhitungannya memberikan tanggal tertentu untuk akhir dunia, Newton dengan jelas menyatakan bahwa tujuannya bukan untuk meramalkan kiamat. Dalam surat tersebut, Newton lebih menekankan bahwa ia ingin membantah spekulasi dan dugaan-dugaan tak berdasar yang banyak beredar mengenai akhir zaman. Ia mengingatkan bahwa banyak orang yang dengan gegabah meramalkan tanggal kiamat, sering kali tanpa dasar yang kuat dan mengabaikan logika.

Newton menulis: “Saya sebutkan ini bukan untuk menegaskan kapan akhir zaman akan terjadi, tetapi untuk mengakhiri dugaan-dugaan gegabah dari orang-orang yang suka berkhayal yang sering meramalkan akhir zaman, dan dengan berbuat demikian mendiskreditkan nubuat-nubuat suci yang sering kali ramalan-ramalan mereka meleset.”

Sains dan Agama: Pendekatan Newton

Pendekatan Newton terhadap Alkitab menunjukkan bagaimana ia memadukan sains dan agama. Dengan menggunakan metode ilmiah untuk menganalisis teks-teks suci, Newton menunjukkan bahwa pengetahuan dan iman tidak harus bertentangan. Ia melihat bahwa pemahaman terhadap dunia ini dapat diperoleh baik melalui eksperimen ilmiah maupun melalui penelitian terhadap teks-teks suci yang dianggap sebagai wahyu ilahi.

BACA :   Gempa Magnitudo 3,6 Guncang Yogyakarta, Tidak Ada Laporan Kerusakan

Sikap kritis dan rasional yang ditunjukkan Newton dalam menanggapi ramalan-ramalan kiamat sangat relevan pada masa itu. Pada abad ke-17, berbagai teori spekulatif tentang akhir dunia beredar luas, dan banyak orang yang mencoba meramalkan kapan kiamat akan datang. Newton ingin menekankan bahwa hanya dengan pendekatan rasional dan berbasis bukti yang dapat membantu umat manusia dalam memahami masa depan dunia, bukan dengan mengandalkan ramalan yang tidak berdasar.

Refleksi pada Prediksi Newton

Meskipun prediksi Newton tentang tahun 2060 bukanlah ramalan yang pasti mengenai akhir dunia, hal ini mencerminkan pandangannya tentang pentingnya pendekatan ilmiah dalam menghadapi isu-isu besar dalam kehidupan manusia. Newton ingin mengingatkan bahwa meskipun kita tidak bisa memprediksi dengan pasti kapan dunia akan berakhir, kita tetap harus menggunakan akal sehat dan ilmu pengetahuan untuk memahami dunia ini.

Dengan prediksi yang tidak bermaksud untuk dijadikan ramalan, Newton justru ingin memberi peringatan tentang pentingnya menjaga keseriusan dalam menyikapi nubuat-nubuat agama dan menghindari spekulasi tak berdasar yang bisa merusak kredibilitasnya.

Isaac Newton bukan hanya seorang ilmuwan revolusioner, tetapi juga seorang teolog yang memandang dunia dengan pendekatan rasional. Prediksi mengenai akhir dunia yang ia buat dalam suratnya pada tahun 1704, meskipun menarik, tidak lebih dari sebuah perhitungan matematis yang ingin menanggapi teori-teori spekulatif yang berkembang pada masanya. Newton menunjukkan bahwa dalam menghadapi hal-hal besar dalam kehidupan manusia, kita harus mengutamakan logika dan akal sehat, bukan spekulasi tanpa dasar.


IKUTI INDONESIAUPDATES.COM

GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL