INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, menegaskan bahwa kekayaan negara saat ini tidak hanya berupa aset fisik seperti tanah, mineral, dan hasil bumi, tetapi juga mencakup kekayaan tak berwujud seperti data dan informasi digital. Pernyataan ini disampaikan Gibran dalam serial hilirisasi bagian ke-4 di channel YouTube pribadinya, @gibrantv.
Data Sebagai Aset Bernilai Tinggi
Gibran menjelaskan bahwa data merupakan komoditas baru yang sangat berharga di era digital. Menurutnya, kemajuan suatu bangsa kini ditentukan oleh siapa yang mampu menguasai dan mengelola data serta aset digital, bukan hanya oleh kepemilikan sumber daya alam (SDA).
“Sekarang ini bentuk kekayaan sebuah negara tidak hanya berupa tanah, bebatuan, mineral atau hasil bumi, tapi sesuatu yang kasat namun bernilai tinggi yaitu data, perilaku, pola pikir dari kita semua,” ujar Gibran.
Indonesia dengan Potensi Data Besar
Gibran menggarisbawahi potensi besar Indonesia dengan jumlah penduduk 284 juta, di mana 221 juta merupakan pengguna internet aktif. Data yang terus tumbuh dari aktivitas digital seperti klik, tontonan, transaksi, geotagging, hingga unduhan dan unggahan menjadi aset yang tak pernah habis dan terus berkembang setiap hari.
Data: Kunci Menang Kompetisi Bisnis
Wakil Presiden memberikan contoh sederhana bagaimana data perilaku konsumen dapat menjadi modal berharga. Misalnya, jika di suatu kota masyarakatnya cenderung membeli makanan berbahan ayam secara online, maka pelaku usaha dapat memanfaatkan data tersebut untuk mengembangkan bisnis ayam potong di wilayah tersebut.
“Data itu akan menjadi informasi yang sangat berharga, menjadi the new oil, menjadi kunci untuk memenangkan kompetisi,” tegas Gibran.
Pertanyaan Umum (FAQ): Pernyataan Wakil Presiden Gibran tentang Data sebagai Kekayaan Negara
1. Apa yang dimaksud dengan kekayaan negara tidak hanya fisik?
Wakil Presiden Gibran menyatakan bahwa kekayaan negara saat ini tidak hanya berupa aset fisik seperti tanah atau sumber daya alam, tetapi juga berupa aset tak berwujud seperti data dan informasi digital yang bernilai tinggi.
2. Mengapa data disebut “the new oil” oleh Gibran?
Data disebut “the new oil” karena di era digital ini data memiliki nilai ekonomi yang sangat besar dan menjadi kunci utama dalam memenangkan persaingan bisnis dan kemajuan bangsa.
3. Berapa banyak pengguna internet di Indonesia menurut Gibran?
Gibran menyebutkan bahwa Indonesia memiliki sekitar 284 juta penduduk dengan 221 juta di antaranya adalah pengguna internet aktif.
4. Bagaimana data bisa menjadi kekayaan negara?
Data yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari seperti transaksi digital, klik, tontonan, dan lainnya terus berkembang dan dapat dianalisis untuk menciptakan informasi berharga yang mendukung pengambilan keputusan ekonomi dan bisnis.
5. Apa contoh pemanfaatan data yang disampaikan Gibran?
Contohnya adalah analisis perilaku masyarakat di suatu kota yang suka membeli makanan berbahan ayam secara online, yang bisa menjadi indikator peluang bisnis ayam potong di daerah tersebut.
6. Apa pesan utama Gibran terkait data di era digital?
Pesan utama Gibran adalah mengelola dan memanfaatkan data dengan baik menjadi kunci kemajuan bangsa dan daya saing ekonomi di dunia yang semakin digital.
IKUTI INDONESIAUPDATES.COM
GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL