Indonesia Updates
Amerika SerikatBeritaInternasional

Trump Sebut Senjata Nuklir Lebih Berbahaya dari Perubahan Iklim, Eropa Waspada

×

Trump Sebut Senjata Nuklir Lebih Berbahaya dari Perubahan Iklim, Eropa Waspada

Sebarkan artikel ini
Image Credit Doc Slate - Donald Trump mengatakan senjata nuklir jauh lebih berbahaya dari perubahan iklim.
Image Credit Doc Slate - Donald Trump mengatakan senjata nuklir jauh lebih berbahaya dari perubahan iklim.

INDONESIAUPDATES.COM, INTERNASIONAL – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan pernyataan kontroversial. Dalam wawancara dengan Fox News pada Senin (10/3/2025), Trump menegaskan bahwa ancaman terbesar bagi dunia bukanlah perubahan iklim, melainkan senjata nuklir.

“Kita menghabiskan banyak uang untuk senjata nuklir—tingkat kehancurannya tidak bisa dibayangkan. Sangat disayangkan kita harus mengeluarkan begitu banyak uang untuk sesuatu yang jika digunakan, kemungkinan besar akan mengakhiri dunia,” ujar Trump.

Pernyataan ini langsung memicu perdebatan global, terutama di kalangan sekutu AS di Eropa. Sejumlah pemimpin mulai mempertimbangkan ulang strategi pertahanan mereka, termasuk kemungkinan memperkuat pertahanan nuklir di luar payung perlindungan AS.

Eropa Bersiap Antisipasi

Salah satu reaksi datang dari Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang membuka diskusi tentang perluasan perlindungan nuklir bagi sekutu Eropa. “Pencegahan nuklir kita melindungi kita: ini sepenuhnya milik Prancis. Namun, menanggapi permintaan bersejarah dari Kanselir Jerman yang akan datang, saya memutuskan untuk membuka debat strategis tentang perlindungan sekutu kita di Eropa melalui pencegahan nuklir kita,” kata Macron.

Perdana Menteri Polandia Donald Tusk bahkan secara terbuka menyatakan ketertarikannya terhadap akses senjata nuklir. Dalam pidatonya di parlemen, ia menegaskan bahwa negaranya tengah berdiskusi dengan Prancis terkait kemungkinan bergabung dalam sistem perlindungan nuklir mereka.

“Kita harus menyadari bahwa Polandia perlu memperoleh teknologi paling modern, termasuk yang berkaitan dengan senjata nuklir dan persenjataan tidak konvensional lainnya… Ini adalah perlombaan untuk keamanan, bukan untuk perang,” ujar Tusk.

Dari Jerman, Kanselir terpilih Friedrich Merz turut menyatakan minatnya untuk membahas kemungkinan berbagi senjata nuklir dengan Prancis dan Inggris. Meski begitu, ia menegaskan bahwa langkah ini tidak akan menggantikan perlindungan nuklir yang selama ini diberikan AS.

“Berbagi senjata nuklir adalah isu yang perlu kita diskusikan… Kita harus menjadi lebih kuat dalam pencegahan nuklir,” kata Merz.

AS Masih Jadi Pemimpin Nuklir Dunia

Saat ini, AS memiliki sekitar 5.177 hulu ledak nuklir, termasuk 1.477 yang sedang dalam proses pembongkaran. Sementara itu, Rusia memiliki hampir 5.600 hulu ledak, menjadikannya negara dengan stok nuklir terbesar di dunia. China berada di posisi ketiga dengan sekitar 350 hulu ledak.

BACA :   Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Diperiksa KPK Sebagai Tersangka dalam Kasus Harun Masiku

Sejak pertengahan 2000-an, upaya perlucutan senjata nuklir melambat secara signifikan. Trump mengkritik kebijakan Presiden Joe Biden yang lebih fokus pada isu perubahan iklim dibandingkan ancaman nuklir.

“Saya sudah bertahun-tahun melihat Biden mengatakan bahwa ancaman eksistensial berasal dari perubahan iklim. Saya bilang, ‘tidak.’ Ancaman terbesar ada di rak-rak berbagai negara, disebut ‘senjata nuklir’—monster besar yang dapat meledakkan kepala Anda dalam radius bermil-mil,” tegas Trump.

Upaya Pengurangan Senjata Nuklir

Meskipun menyebut nuklir sebagai ancaman terbesar, Trump juga mengisyaratkan keinginannya untuk mengurangi jumlah senjata nuklir dunia. Bulan lalu, ia menyatakan kesiapan untuk membuka kembali negosiasi kontrol senjata dengan China dan Rusia.

“Tidak ada alasan bagi kita untuk membangun senjata nuklir baru. Kita sudah memiliki begitu banyak. Anda bisa menghancurkan dunia 50 kali, 100 kali. Dan di sini kita masih membangun senjata nuklir baru, sementara negara lain juga membangunnya,” ujar Trump.

Dengan meningkatnya ketegangan global, isu senjata nuklir kembali menjadi perhatian utama. Pernyataan Trump tidak hanya mengguncang kebijakan dalam negeri AS tetapi juga memicu reaksi di antara sekutu-sekutunya di Eropa.

Apakah dunia akan memasuki era baru perlombaan senjata nuklir? Atau justru negosiasi perlucutan senjata akan kembali dibuka? Satu hal yang pasti, di tengah kekhawatiran akan perubahan iklim, ancaman dari senjata nuklir tetap menjadi bayangan yang lebih menakutkan.


Pertanyaan Umum (FAQ) – Pernyataan Donald Trump tentang Ancaman Nuklir


1. Apa yang dikatakan Donald Trump tentang senjata nuklir?

Donald Trump menegaskan bahwa ancaman terbesar bagi dunia bukanlah perubahan iklim, melainkan senjata nuklir. Menurutnya, perang nuklir bisa terjadi kapan saja dan memiliki dampak kehancuran yang jauh lebih besar dibandingkan pemanasan global.

BACA :   Wanita Hamil 9 Bulan Terisolasi Akibat Jembatan Putus di Probolinggo, Warga Bangun Jembatan Darurat

2. Mengapa pernyataan Trump ini menjadi kontroversial?

Pernyataan Trump bertentangan dengan pandangan banyak pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Joe Biden, yang menganggap perubahan iklim sebagai ancaman eksistensial. Selain itu, pernyataannya juga memicu diskusi di antara sekutu AS di Eropa tentang perlindungan nuklir.

3. Bagaimana reaksi negara-negara Eropa terhadap pernyataan Trump?

  • Prancis: Presiden Emmanuel Macron membuka diskusi mengenai kemungkinan memperluas perlindungan nuklir bagi sekutu Eropa.
  • Polandia: Perdana Menteri Donald Tusk menyatakan ketertarikannya untuk mendapatkan akses ke senjata nuklir guna memperkuat keamanan nasional.
  • Jerman: Kanselir terpilih Friedrich Merz menyatakan minatnya untuk membahas program berbagi senjata nuklir dengan Prancis dan Inggris.

4. Berapa banyak senjata nuklir yang dimiliki AS, Rusia, dan China?

  • Amerika Serikat: Sekitar 5.177 hulu ledak nuklir, dengan 1.477 dalam proses pembongkaran.
  • Rusia: Hampir 5.600 hulu ledak nuklir, menjadikannya negara dengan stok nuklir terbesar.
  • China: Sekitar 350 hulu ledak nuklir.

5. Apakah Trump mendukung pengurangan senjata nuklir?

Meskipun menekankan ancaman nuklir, Trump juga menyatakan keinginannya untuk mengurangi jumlah senjata nuklir dunia. Ia bahkan mengusulkan negosiasi dengan China dan Rusia untuk membatasi pengembangan senjata baru.

6. Apa dampak dari pernyataan Trump terhadap kebijakan global?

Pernyataan Trump bisa memicu kembali perlombaan senjata nuklir di dunia, terutama di Eropa, di mana beberapa negara mulai mempertimbangkan untuk meningkatkan perlindungan nuklir mereka.

7. Apakah ancaman nuklir lebih besar dibandingkan perubahan iklim?

Pandangan ini masih menjadi perdebatan. Sebagian pihak berpendapat bahwa perubahan iklim adalah ancaman jangka panjang bagi keberlanjutan bumi, sementara ancaman nuklir lebih bersifat langsung dan destruktif jika terjadi perang.

8. Apakah akan ada negosiasi baru untuk pengurangan senjata nuklir?

Belum ada kepastian, tetapi Trump menyatakan kesiapan untuk membuka kembali perundingan dengan Rusia dan China mengenai kontrol senjata nuklir. Namun, negosiasi semacam ini memerlukan kesepakatan dari berbagai pihak yang berkepentingan.


IKUTI INDONESIAUPDATES.COM

GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL