...
JakartaBeritaNasional

Trauma Pemain Sirkus OCI yang Disiksa di Taman Safari Indonesia: Upaya Keluarga Pendiri TSI Jadi Harapan Terakhir

×

Trauma Pemain Sirkus OCI yang Disiksa di Taman Safari Indonesia: Upaya Keluarga Pendiri TSI Jadi Harapan Terakhir

Bagikan Berita Ini
Pemain Sirkus OCI mendatangi DPR (Istimewa)
Pemain Sirkus OCI mendatangi DPR (Istimewa)

INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Kasus penyiksaan yang dialami oleh mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) saat bekerja di Taman Safari Indonesia (TSI) terus bergulir tanpa ada penyelesaian yang memadai. Trauma yang ditinggalkan oleh perlakuan tersebut kini menjadi perbincangan serius di forum rapat dengar pendapat umum (RDPU) bersama Komisi III DPR di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/4/2025).

Kuasa hukum mantan pemain sirkus OCI, Heppy Sebayang, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengirimkan surat resmi kepada keluarga besar pendiri Taman Safari Indonesia, Hadi Manansang, yang telah meninggal dunia. Surat ini merupakan upaya terakhir mereka untuk menuntut penyelesaian dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dialami oleh para mantan pemain sirkus OCI, dengan harapan bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

“Seingat kami, kami pernah menyurati keluarga besar Pak Hadi Manansang. Mengapa kepada mereka? Karena kami memahami Pak Hadi sudah wafat,” ujar Heppy Sebayang saat menyampaikan aspirasi di depan Komisi III DPR. Surat tersebut secara spesifik dialamatkan kepada tiga putra Hadi Manansang: Jansen Manansang, Frans Manansang, dan Tony Sumampouw.

Meskipun pihak Taman Safari Indonesia bukan pihak yang bertanggung jawab langsung atas keberadaan dan aktivitas OCI, Heppy menjelaskan bahwa ketiadaan tokoh sentral OCI, mengingat pendiri organisasi tersebut sudah meninggal, membuat mereka memilih pendekatan keluarga besar TSI untuk mencari solusi. “Kami paham ini bukan sepenuhnya tanggung jawab TSI. Namun, karena Pak Hadi sudah almarhum, kami merasa perlu menyampaikan hal ini kepada keluarga beliau,” tambahnya.

Penyiksaan yang dialami oleh para pemain sirkus OCI tidak hanya meninggalkan luka fisik, tetapi juga mental. Pada tahun 1997, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah mengungkap adanya pelanggaran hak asasi manusia terhadap para pemain sirkus ini, namun hingga kini belum ada tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Dalam rekomendasi yang dikeluarkan oleh Komnas HAM pada tahun 1997, ditemukan empat pelanggaran utama, antara lain:

  1. Pelanggaran hak anak untuk mengetahui asal-usul, identitas, serta hubungan kekeluargaan dan orang tuanya.

  2. Pelanggaran hak anak untuk bebas dari eksploitasi ekonomi.

  3. Pelanggaran hak anak untuk memperoleh pendidikan yang layak.

  4. Pelanggaran hak anak untuk mendapatkan perlindungan, keamanan, dan jaminan sosial sesuai hukum yang berlaku.

Komnas HAM juga memberikan empat rekomendasi penting, antara lain agar OCI bekerja sama dengan Komnas HAM, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk menghentikan potensi pelanggaran HAM. Selain itu, mereka juga merekomendasikan agar penyiksaan fisik dan mental dalam pelatihan sirkus dihentikan, dan penyelesaian konflik antara OCI dan mantan pemain sirkus dilakukan secara kekeluargaan.

Namun, meskipun rekomendasi tersebut sudah dikeluarkan hampir tiga dekade yang lalu, hingga saat ini belum ada langkah konkret yang diambil untuk mengatasi penderitaan para korban. Hal ini membuat para mantan pemain sirkus merasa kecewa dan terabaikan.

Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR, turut hadir perwakilan Taman Safari Indonesia dan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Barat, Kombes Pol Surawan. Dokumen rekomendasi Komnas HAM kembali menjadi sorotan, dan para pihak berharap dapat segera menemukan solusi yang adil bagi para korban.

“Kami berharap bisa berdialog langsung dan menyelesaikan persoalan ini secara baik-baik,” ujar Heppy Sebayang, dengan penuh harap.

Harapan agar kasus ini diselesaikan melalui jalur kekeluargaan kini bergantung pada respons keluarga besar Taman Safari Indonesia. Dengan melibatkan pihak yang lebih dekat dengan OCI, diharapkan keadilan bagi para mantan pemain sirkus yang sudah lama menderita bisa tercapai, setidaknya melalui pemenuhan rekomendasi yang telah diberikan oleh Komnas HAM.


Pertanyaan Umum (FAQ): Kasus Penyiksaan Pemain Sirkus OCI di Taman Safari Indonesia


1. Apa yang terjadi dengan para pemain sirkus OCI di Taman Safari Indonesia (TSI)? Para mantan pemain sirkus dari Oriental Circus Indonesia (OCI) mengungkapkan bahwa mereka telah menjadi korban penyiksaan fisik dan mental selama bekerja di Taman Safari Indonesia. Penyiksaan ini terjadi dalam rangka pelatihan sirkus yang dilakukan di sana.

2. Apa alasan para mantan pemain sirkus OCI mengajukan surat kepada keluarga besar pendiri TSI? Para mantan pemain sirkus OCI mengajukan surat kepada keluarga besar pendiri TSI, Hadi Manansang, yang sudah meninggal, karena mereka merasa jalur komunikasi langsung dengan pihak OCI tertutup setelah kepergian Hadi Manansang. Mereka berharap dapat menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan dengan pihak TSI.

3. Apa yang ditemukan oleh Komnas HAM terkait kasus ini? Pada tahun 1997, Komnas HAM mengungkap adanya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap para pemain sirkus OCI. Pelanggaran tersebut meliputi eksploitasi ekonomi, kekerasan fisik dan mental, serta pelanggaran hak anak untuk mendapatkan pendidikan dan perlindungan yang layak.

4. Apa rekomendasi yang dikeluarkan oleh Komnas HAM? Komnas HAM mengeluarkan empat rekomendasi, antara lain:

  • Menghentikan potensi pelanggaran HAM dalam aktivitas OCI.

  • Menelusuri asal-usul anak-anak pemain sirkus melalui kerja sama dengan berbagai pihak.

  • Menghindari pelatihan sirkus yang berisiko pada penyiksaan fisik dan mental.

  • Menyelesaikan konflik antara OCI dan mantan pemain sirkus secara kekeluargaan.

5. Mengapa surat tersebut dialamatkan kepada keluarga Hadi Manansang dan bukan langsung kepada TSI? Karena Hadi Manansang, pendiri OCI, sudah meninggal dunia, maka para mantan pemain sirkus memilih untuk mengirim surat kepada keluarga beliau. Mereka berharap bahwa keluarga besar TSI bisa menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan meskipun pihak TSI bukan pihak langsung yang bertanggung jawab.

6. Apa harapan para mantan pemain sirkus OCI dari surat yang diajukan kepada keluarga besar TSI? Para mantan pemain sirkus berharap surat tersebut dapat membuka ruang dialog dan penyelesaian masalah secara baik-baik. Mereka ingin agar masalah ini dibahas dengan serius dan diambil langkah konkret untuk memenuhi rekomendasi Komnas HAM serta memberikan keadilan bagi para korban.

7. Apa yang dimaksud dengan penyelesaian secara kekeluargaan? Penyelesaian secara kekeluargaan mengacu pada upaya menyelesaikan masalah dengan pendekatan yang lebih personal dan non-formal, melibatkan pihak keluarga dan pihak terkait untuk mencari solusi yang adil bagi semua pihak tanpa harus melalui jalur hukum yang panjang dan formal.

8. Apa langkah selanjutnya untuk menyelesaikan kasus ini? Kasus ini masih dalam proses diskusi antara perwakilan mantan pemain sirkus OCI, keluarga besar TSI, dan pihak terkait lainnya. Para pihak berharap dapat segera menemukan solusi yang adil untuk mengatasi trauma yang dialami oleh para korban, serta memenuhi rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh Komnas HAM.


IKUTI INDONESIAUPDATES.COM

GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL