INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Tangis haru pecah di rumah duka Marsma TNI Fajar Adrianto di Jalan Triloka XI, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (3/8/2025) sore. Putra bungsu almarhum, Akmal Fadhililah Randy Kusuma, tak kuasa menahan kesedihan saat tiba dan melihat jenazah sang ayah untuk pertama kalinya.
Marsma Fajar Adrianto gugur dalam kecelakaan pesawat latih milik Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (FASI) yang jatuh di kawasan Ciaruteun, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu siang.
Akmal tiba di rumah duka sekitar pukul 17.49 WIB. Ia langsung memeluk erat ibundanya, Dewi Kurnia, sambil menangis di pelukan sang ibu. Dewi, yang juga terpukul atas kehilangan suaminya, mencoba menenangkan Akmal dan membawanya masuk ke rumah untuk melihat jenazah Marsma Fajar yang telah disemayamkan.
Akmal diketahui tengah menempuh pendidikan di luar kota. Sementara itu, putra sulung almarhum, Naufal Firdaus Sandy Kusuma, belum tiba di rumah duka.
Dimakamkan di Probolinggo
Jenazah Marsma Fajar akan diterbangkan dari Lanud Halim Perdanakusuma ke Malang pada Senin pagi, 4 Agustus 2025, menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU. Setelah itu, jenazah akan dibawa menuju Probolinggo, Jawa Timur, melalui jalur darat dan dimakamkan di pemakaman keluarga sebelum waktu salat zuhur.
“Rencana jenazah almarhum akan digeser ke Malang lewat Lanud Halim pada pukul 06.30 WIB,” jelas Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsma I Nyoman Suadnyana, di rumah duka.
Sosok Panutan di TNI AU
Marsma Fajar dikenal sebagai salah satu pilot terbaik yang dimiliki TNI AU. Ia pernah menjadi penerbang pesawat tempur F-16 dan merupakan rekan satu skuadron Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Tonny Harjono.
“Beliau adalah panutan, berdedikasi tinggi, dan penuh inovasi, khususnya saat bertugas di Dinas Penerangan TNI AU,” kata Nyoman.
Kronologi Kecelakaan
Pesawat latih yang ditumpangi Marsma Fajar dan kopilotnya, Roni, lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pukul 09.08 WIB dalam rangka latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara. Sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat dinyatakan hilang kontak.
Tak lama berselang, pesawat ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana, Bogor. Kedua awak langsung dievakuasi ke RSAU dr. M. Hassan Toto. Namun, Marsma Fajar dinyatakan meninggal dunia setibanya di rumah sakit.
Penerbangan tersebut merupakan bagian dari latihan rutin dalam pembinaan kemampuan personel FASI yang berada di bawah binaan TNI AU. Pesawat telah dinyatakan laik terbang dan telah memiliki Surat Izin Terbang (SIT) dengan nomor SIT/1484/VIII/2025.
Kehilangan Marsma Fajar meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi seluruh institusi TNI AU. Sosoknya yang dikenal hangat, inovatif, dan dekat dengan semua kalangan menjadi kenangan tak terlupakan.