Langsung ke konten 
INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Suasana haru menyelimuti hari pertama masuk sekolah di Sekolah Rakyat, Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL), Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Senin (14/7). Tangis para orang tua pecah saat harus melepas anak-anak mereka yang mulai tinggal di asrama untuk mengikuti pendidikan jenjang menengah atas.
Sebanyak 180 siswa baru resmi tercatat sebagai peserta didik tahun ajaran ini. Para siswa datang didampingi orang tua masing-masing sambil membawa perlengkapan pribadi untuk kebutuhan selama tinggal di asrama. Sesuai konsep pendidikan terpadu yang diusung, Sekolah Rakyat menyediakan fasilitas asrama untuk seluruh siswa.
Tri Wulandari, salah satu orang tua siswa, tak kuasa menahan air mata saat berpisah dengan anaknya. Ia mengaku merasa kehilangan karena selama ini selalu mendampingi putranya dalam keseharian.
“Sedihnya itu jauh, enggak bisa lihat makanannya, kegiatan sehari-harinya. Semoga enggak tidur tengah malam lagi, sama mainnya dikurangi,” ujar Tri dengan mata berkaca-kaca.
Hal serupa dirasakan oleh Tarmilah, warga Rawa Semut, Kota Bekasi. Meski berat, ia mengaku rela melepas sang anak demi masa depan pendidikan yang lebih baik.
“Sedih dan bahagia, kehilangan pasti, tetapi buat masa depan dia. Karena dari kecil bareng, sekarang harus di sini,” ungkapnya.
Sebagai bentuk dukungan emosional bagi para orang tua, pihak sekolah memberikan kelonggaran waktu hingga menjelang siang agar mereka bisa mendampingi anak-anaknya pada hari pertama. Setelah itu, siswa akan mengikuti rangkaian kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang dijadwalkan berlangsung selama sepekan penuh.
Sekolah Rakyat STPL Bekasi dikenal sebagai lembaga pendidikan inklusif yang tidak hanya menyediakan fasilitas pendidikan formal, tetapi juga membentuk karakter dan kemandirian siswa melalui sistem asrama.
