Indonesia Updates
Pilihan Editor

Penemuan Radioaktif Berilium-10 di Samudra Pasifik: Bukti Peristiwa Kosmik 10 Juta Tahun Lalu?

×

Penemuan Radioaktif Berilium-10 di Samudra Pasifik: Bukti Peristiwa Kosmik 10 Juta Tahun Lalu?

Sebarkan artikel ini
Image Credit Istimewa - Ilustrasi Radio Aktiv.
Image Credit Istimewa - Ilustrasi Radio Aktiv.

INDONESIAUPDATES.COM, – Ilmuwan baru-baru ini mengumumkan penemuan isotop radioaktif berilium-10 di dasar Samudra Pasifik, yang kemungkinan besar berasal dari anomali kosmik sekitar 10 juta tahun yang lalu. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications pada 14 Februari 2025 dan langsung menarik perhatian para peneliti geologi serta astrofisika.

Berilium-10 adalah isotop radioaktif yang terbentuk akibat interaksi antara radiasi kosmik dengan atom oksigen dan nitrogen di atmosfer atas Bumi. Isotop ini kemudian mengendap di dasar samudra, memungkinkan para ilmuwan melacak peristiwa geologi dan kosmik yang terjadi jutaan tahun silam. Namun, apa sebenarnya yang menyebabkan anomali radioaktif ini?

Apa Itu Berilium-10 dan Mengapa Penting?

Berilium-10 memiliki waktu paruh sekitar 1,4 juta tahun dan biasanya digunakan sebagai penanda dalam penelitian geologi dan iklim. Isotop ini memberikan wawasan tentang proses atmosferik, perubahan arus laut, serta kemungkinan adanya aktivitas kosmik besar di masa lalu.

Penemuan kadar berilium-10 yang lebih tinggi dari perkiraan ini menimbulkan berbagai spekulasi. Para ilmuwan mempertimbangkan dua kemungkinan utama penyebab anomali ini: perubahan arus laut yang mengakibatkan peningkatan akumulasi isotop atau peristiwa astrofisika seperti supernova yang meningkatkan paparan radiasi kosmik di Bumi.

Analisis Data dan Temuan Ilmiah

Tim peneliti internasional yang terlibat dalam penelitian ini mengumpulkan sampel sedimen dari dasar Samudra Pasifik, beberapa mil di bawah permukaan laut. Mereka menggunakan spektrometri massa akselerator untuk mengukur proporsi isotop boron-10, yang merupakan produk peluruhan berilium-10.

BACA :   Waspada Modus Penipuan Pendaftaran Program Makan Bergizi Gratis: Pahami Prosedur Resmi dari BGN!

Hasil penelitian menunjukkan anomali isotop boron-10 hampir dua kali lebih tinggi dibandingkan perkiraan awal. Dominik Koll, fisikawan dari Helmholtz-Zentrum Dresden-Rossendorf, menyatakan bahwa temuan ini benar-benar mengejutkan dan belum pernah terdeteksi sebelumnya.

“Kami menemukan anomali yang belum pernah terdeteksi sebelumnya,” ujar Koll dalam pernyataannya.

Dua Hipotesis Utama Penyebab Anomali Berilium-10

1. Perubahan Arus Laut dan Aktivitas Tektonik

Salah satu hipotesis utama adalah bahwa perubahan pola arus laut sekitar 10 juta tahun lalu menyebabkan akumulasi berilium-10 dalam jumlah yang lebih besar. Pergeseran arus laut dapat dipicu oleh:

  • Perubahan iklim global yang mengubah pola sirkulasi air laut
  • Aktivitas tektonik yang memengaruhi dasar samudra dan distribusi sedimen
  • Perubahan dalam distribusi sedimen yang mengandung isotop radioaktif

Jika hipotesis ini benar, berarti temuan ini dapat digunakan untuk lebih memahami sejarah perubahan iklim dan dinamika tektonik selama era Miosen.

2. Peristiwa Kosmik: Supernova atau Ledakan Astrofisika

Hipotesis kedua berfokus pada kemungkinan bahwa peningkatan kadar berilium-10 disebabkan oleh peristiwa astrofisika besar, seperti:

  • Supernova yang melepaskan radiasi kosmik dalam jumlah besar, meningkatkan pembentukan berilium-10 di atmosfer Bumi.
  • Ledakan dahsyat dari bintang yang hampir mati di dekat Bumi.
  • Tabrakan benda antarbintang yang membuat atmosfer Bumi lebih rentan terhadap radiasi kosmik.

Jika salah satu dari peristiwa ini terjadi, maka temuan berilium-10 dapat menjadi bukti penting tentang dampak peristiwa luar angkasa terhadap planet kita.

Dampak Penemuan Ini bagi Ilmu Pengetahuan

Penemuan ini tidak hanya menantang teori geologi konvensional tetapi juga membuka peluang baru dalam penelitian astrofisika dan geokronologi. Beberapa dampak utama dari penelitian ini adalah:

  • Kalibrasi Data Geologi: Isotop berilium-10 dapat digunakan sebagai penanda waktu yang lebih akurat dalam penelitian kelautan.
  • Studi Perubahan Iklim: Jika anomali ini terkait dengan perubahan arus laut, maka penelitian ini dapat membantu memahami pola iklim masa lalu dan masa depan.
  • Evolusi Bumi dan Tata Surya: Jika anomali ini berasal dari peristiwa kosmik, maka ini bisa menjadi bukti bahwa Bumi sering terpengaruh oleh peristiwa luar angkasa yang berdampak pada kehidupan dan lingkungan.
BACA :   THR dan Gaji Ke-13 ASN Ditiadakan, Apa Dampaknya bagi Aparatur Sipil Negara?

Langkah Selanjutnya: Penelitian Lanjutan di Samudra Lain

Para ilmuwan berencana untuk:

  • Mengumpulkan lebih banyak sampel dari lokasi berbeda untuk mengetahui apakah anomali ini terjadi secara lokal atau global.
  • Melibatkan kelompok penelitian lain untuk studi serupa di Atlantik, Hindia, dan Arktik.
  • Menggunakan teknologi canggih untuk lebih memahami mekanisme di balik pembentukan berilium-10 yang tidak biasa ini.

Penemuan radioaktif berilium-10 di Samudra Pasifik memberikan wawasan baru tentang sejarah kosmik dan evolusi Bumi. Dengan dua hipotesis utama—perubahan arus laut dan peristiwa astrofisika—ilmuwan masih perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan penyebab utama anomali ini.

Apakah temuan ini akan mengubah cara kita memahami sejarah Bumi dan dampak peristiwa kosmik terhadap planet ini? Hanya penelitian lebih lanjut yang bisa memberikan jawabannya.


IKUTI INDONESIAUPDATES.COM

GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL