Pilihan Editor

Hati-hati Berpuasa di Trimester Pertama, Dokter Ungkap Risikonya bagi Ibu Hamil

×

Hati-hati Berpuasa di Trimester Pertama, Dokter Ungkap Risikonya bagi Ibu Hamil

Sebarkan artikel ini
Image Credit Prostooleh/Freepik - Ilustrasi.
Image Credit Prostooleh/Freepik - Ilustrasi.

INDONESIAUPDATES.COM, KESEHATAN – Ibu hamil yang berada pada trimester pertama disarankan untuk lebih berhati-hati jika ingin menjalani puasa. Menurut dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr. Matthew Simangunsong, Sp.OG, terdapat risiko pertumbuhan bayi yang lebih kecil jika puasa dilakukan pada awal kehamilan.

“Buat ibu-ibu yang sekarang berada di trimester satu, bila ingin berpuasa itu harus sangat berhati-hati,” ujar dr. Matthew dari Rumah Sakit Umum Daerah Johar Baru, Jakarta Pusat, dalam sebuah webinar, Jumat (tanggal webinar).

Ia menjelaskan bahwa beberapa studi menunjukkan adanya kecenderungan pertumbuhan bayi yang lebih kecil jika sang ibu menjalani puasa di trimester pertama. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya asupan nutrisi akibat gejala mual dan muntah yang sering terjadi pada fase awal kehamilan.

“Trimester satu itu cenderung mual muntah. Kalau kita sudah mual muntah lalu tetap memaksakan puasa, otomatis konsumsi makanan akan kurang dan itu bisa berdampak buruk pada pertumbuhan janin,” paparnya.

Pastikan Kondisi Tubuh Sebelum Berpuasa

Bagi ibu hamil yang tetap ingin berpuasa di trimester pertama, dokter menyarankan agar mereka memastikan kondisi tubuh dalam keadaan baik. Salah satu aspek yang harus diperhatikan adalah indeks massa tubuh (IMT).

“Kalau berat badan ibu masih di bawah normal, sebaiknya tidak berpuasa. Karena untuk dirinya sendiri saja asupan energi masih kurang, apalagi jika harus berbagi dengan janin,” tambahnya.

Ia menegaskan bahwa jika ibu hamil tetap ingin berpuasa, maka harus dipastikan bahwa asupan makanan dan cairan tetap cukup saat sahur dan berbuka. Hal ini bertujuan untuk mencegah risiko gangguan pertumbuhan pada janin.

Trimester Kedua dan Ketiga Lebih Aman untuk Berpuasa

Dr. Matthew mengungkapkan bahwa puasa lebih aman dilakukan pada trimester kedua dan ketiga, asalkan ibu hamil sudah berkonsultasi dengan dokter dan melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu.

“Kita harus pastikan dulu, kalau ada fasilitas USG di sekitar, baik di puskesmas, bidan, atau rumah sakit, sebaiknya lakukan USG terlebih dahulu. Dengan begitu, kita bisa memantau apakah berat badan bayi dalam kondisi baik dan apakah air ketubannya cukup,” jelasnya.

Jika kondisi janin dalam keadaan sehat dan tidak ada risiko komplikasi, maka ibu hamil dapat menjalani puasa dengan lebih aman. Namun, jika ditemukan adanya gangguan pertumbuhan atau kondisi kesehatan ibu yang kurang mendukung, maka lebih baik untuk tidak berpuasa demi keselamatan ibu dan bayi.

Kesimpulan

Puasa bagi ibu hamil, terutama pada trimester pertama, perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan. Jika kondisi tubuh tidak mendukung atau mengalami gejala mual muntah yang parah, sebaiknya puasa ditunda hingga kondisi lebih stabil. Bagi yang tetap ingin berpuasa, penting untuk memastikan asupan makanan dan cairan tetap mencukupi serta berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk berpuasa. Dengan begitu, ibu hamil dapat menjalani ibadah dengan tetap menjaga kesehatan dirinya dan bayi dalam kandungan.


IKUTI INDONESIAUPDATES.COM

GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL