...
Gulir Ke Atas Untuk Baca!
Blangko
Pilihan Editor

“Karena” Bukanlah Jawaban yang Tepat: Cara Menjelaskan Aturan kepada Anak dengan Efektif

×

“Karena” Bukanlah Jawaban yang Tepat: Cara Menjelaskan Aturan kepada Anak dengan Efektif

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi.(freepik)
Ilustrasi.(freepik)

INDONESIAUPDATES.COM, KESEHATAN – Mendidik anak bukan hanya soal memberi aturan, tetapi juga soal bagaimana kita menjelaskan aturan tersebut dengan bijak. Anak-anak secara alami memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Ketika mereka bertanya “Kenapa?” atau “Kenapa tidak?”, sebenarnya mereka sedang mencoba memahami dunia di sekitar mereka — atau mencoba memahami kenapa kita menganggap sesuatu itu penting.

Namun, terlalu sering orang tua menjawab pertanyaan ini dengan kalimat singkat seperti “karena mama bilang begitu” atau “karena papa yang memutuskan”. Padahal, pendekatan ini bisa membuat anak merasa frustrasi dan bingung. Lalu, bagaimana seharusnya kita menjawab agar tetap membimbing mereka, tetapi juga menumbuhkan rasa hormat dan pemahaman?

1. Jawaban yang Bermakna untuk Anak Usia Dini

Anak-anak kecil mungkin belum bisa memahami penjelasan panjang lebar. Namun, mereka sangat peduli tentang bagaimana perasaan orang tua mereka. Jadi, ketika mereka bertanya mengapa mereka tidak boleh memukul adik atau bermain bola di dalam rumah, coba gunakan jawaban seperti:

“Mama senang sekali kalau kamu bisa mengikuti aturan di rumah.”
“Papa jadi bangga kalau kamu nurut dan nggak bikin rumah berantakan.”

Jawaban ini memberi mereka motivasi emosional yang positif: membuat orang tua bahagia.

2. Penjelasan Logis untuk Anak yang Lebih Besar

Ketika anak sudah remaja, pendekatan logis dan terbuka menjadi lebih penting. Jika mereka bertanya kenapa mereka harus pulang jam 10 malam, hindari jawaban kaku. Lebih baik jelaskan alasannya:

“Kamu harus pulang jam 10 malam karena besok kita ada janji ke dokter gigi jam 8 pagi. Kita nggak boleh terlambat.”

Dan jangan lupa untuk menyampaikan konsekuensi dengan jelas dan konsisten, misalnya:

“Kalau kamu pulangnya lewat dari jam 10, kamu nggak bisa main ke rumah teman minggu depan.”

3. Menghargai Pemikiran Mandiri Anak

Jika anak sering bertanya atau menantang alasan kita, jangan langsung kesal. Itu tandanya mereka sedang berkembang menjadi pemikir mandiri. Gunakan kesempatan ini untuk berdialog dan memperkuat nilai-nilai yang kamu tanamkan di rumah. Ajari mereka bahwa pertanyaan boleh diajukan, selama dilakukan dengan sopan dan niat untuk belajar.

Kesimpulan

Jawaban “karena aku bilang begitu” mungkin terdengar praktis, tapi tidak membantu anak memahami atau belajar menghormati aturan. Sebaliknya, dengan penjelasan yang jelas, jujur, dan empatik, kamu bisa membangun komunikasi yang sehat dan mendidik anak menjadi pribadi yang bijak dan bertanggung jawab.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)


1. Apa dampak negatif dari mengatakan “karena aku bilang begitu”?
Jawaban seperti ini bisa membuat anak merasa tidak dihargai dan mematikan rasa ingin tahu mereka.

2. Bagaimana cara menjawab pertanyaan “kenapa?” dari anak kecil?
Gunakan kalimat yang menekankan hubungan emosional, seperti “karena mama senang kalau kamu nurut.”

3. Apakah remaja butuh alasan yang jelas untuk setiap aturan?
Ya, remaja lebih memahami alasan logis dan ingin tahu latar belakang keputusan orang tua.

4. Apakah anak boleh mempertanyakan aturan?
Boleh, selama mereka bertanya dengan sopan. Ini bagian dari proses berpikir kritis dan pemahaman nilai.

5. Bagaimana cara menetapkan konsekuensi yang efektif?
Pastikan konsekuensinya jelas, realistis, dan diterapkan secara konsisten agar anak memahami pentingnya tanggung jawab.


IKUTI INDONESIAUPDATES.COM

GOOGLE NEWS | WHATSAPP CHANNEL