INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Hari pertama pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahap I jenjang SMA dan SMK di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Selasa (10/6/2025) diwarnai kendala serius. Gangguan pada server pusat SPMB menyebabkan proses pendaftaran siswa terganggu di sejumlah sekolah, termasuk SMK Negeri Situraja.
Sejak pagi, para orang tua siswa terlihat mengantre dan menunggu proses input data yang berlangsung lambat akibat gangguan sistem. Salah satunya adalah Neni, orang tua calon siswa, yang mengaku telah datang sejak pukul 08.00 WIB namun hingga siang hari belum juga mendapat giliran input data.
“Proses yang lainnya seperti cek fisik lancar. Hanya mungkin karena serentak se-Jawa Barat, jadi pas input pendaftaran ada kendala sedikit,” ujarnya.
Server Bermasalah Tiga Tahun Berturut-turut
Panitia SPMB SMK Negeri Situraja, Ading Suherlan, membenarkan adanya masalah pada jaringan internet yang menyuplai sistem server pendaftaran. Ia mengatakan bahwa kendala serupa bukan kali ini saja terjadi.
“Masalah jaringan sudah terjadi tiga tahun terakhir setiap SPMB. Hingga pukul 11.45 WIB server belum stabil, kadang muncul, kadang hilang,” ujarnya.
Ia berharap kejadian ini menjadi evaluasi Dinas Pendidikan Jawa Barat agar ke depan pelaksanaan SPMB dapat berlangsung lebih efisien dan lancar.
Penegasan Tidak Ada Titipan dan Pungli
Di tengah kekacauan sistem, Kepala SMK Negeri Situraja, Saiful Juntan, memastikan tidak ada praktik titip-menitip siswa maupun pungutan liar (pungli) dalam proses pendaftaran. Ia menegaskan bahwa pihak sekolah mengikuti arahan dari Tim Saber Pungli dan Dinas Pendidikan Jawa Barat.
“Kami sudah diperingatkan untuk tidak menerima siswa titipan. Bahkan sudah ada spanduk penolakan praktik titipan dan pungli di lingkungan sekolah,” tegasnya.
Evaluasi Sistem Digitalisasi SPMB Jadi Sorotan
Kendala teknis seperti ini kembali menjadi catatan penting dalam pelaksanaan digitalisasi sistem pendidikan. Meskipun SPMB secara daring dinilai efisien, gangguan server di tahun-tahun sebelumnya menunjukkan perlunya peningkatan infrastruktur IT, khususnya saat pendaftaran dilakukan secara serentak se-Jawa Barat.
Masyarakat berharap, Dinas Pendidikan Jawa Barat segera memberikan solusi konkret agar siswa dan orang tua tidak kembali dirugikan akibat sistem yang belum optimal.