...
JepangBeritaInternasional

Dua Pulau di Jepang Bergeser 10 Sentimeter dalam Tiga Hari, Ilmuwan Ungkap Fenomena Langka

×

Dua Pulau di Jepang Bergeser 10 Sentimeter dalam Tiga Hari, Ilmuwan Ungkap Fenomena Langka

Bagikan Berita Ini
Ilustrasi - Pulau Akuseki di Kepulauan Tokara, Jepang selatan, Jumat, yang diguncang gempa.
Ilustrasi - Pulau Akuseki di Kepulauan Tokara, Jepang selatan, Jumat, yang diguncang gempa.

INDONESIAUPDATES.COM, NASIONAL – Dua pulau kecil di barat daya Jepang mengalami pergeseran hampir 10 sentimeter hanya dalam waktu tiga hari. Fenomena ini terjadi di tengah lonjakan aktivitas seismik di wilayah Kepulauan Tokara, Prefektur Kagoshima, yang mencatat lebih dari 1.600 gempa sejak akhir Juni 2025.

Profesor Ohta Yusaku dari Universitas Tohoku mengungkapkan bahwa berdasarkan analisis data geospasial, Pulau Kodakarajima bergeser sejauh enam sentimeter ke arah utara-barat laut sejak gempa magnitudo 5,6 mengguncang wilayah tersebut pada 2 Juli lalu. Sementara itu, Pulau Takarajima justru mengalami pergeseran ke arah selatan sejauh 3,5 sentimeter.

“Akibatnya, jarak antara kedua pulau bertambah hampir 10 sentimeter. Ini merupakan peristiwa yang belum pernah tercatat sebelumnya,” ujar Ohta dalam konferensi pers, Kamis (10/7).

Biasanya, kedua pulau tersebut bergerak bersama ke arah timur laut, mengikuti arah umum pergerakan lempeng di kawasan itu. Namun dalam kasus ini, gerakan yang saling menjauh menandakan adanya anomali pada dinamika kerak Bumi di bawah wilayah tersebut.

Sejak 21 Juni hingga 9 Juli 2025, Badan Meteorologi Jepang mencatat total 1.688 gempa mengguncang kawasan Tokara. Angka ini jauh melampaui rekor sebelumnya pada September 2023, ketika 346 gempa tercatat dalam kurun 15 hari.

Meskipun pergerakan pulau terjadi tak lama setelah gempa M 5,6, Profesor Ohta menilai gempa tersebut bukan penyebab utama. Ia menduga pergeseran disebabkan oleh aktivitas patahan geser lambat—fenomena geologi yang jarang terjadi namun dapat menghasilkan deformasi kerak Bumi secara perlahan di kedalaman dangkal.

“Masih terlalu dini untuk menyimpulkan apakah ini akan berujung pada gempa besar. Kami masih mempelajari data historis untuk memahami potensi risikonya,” tambah Ohta.

Jepang dikenal sebagai salah satu negara paling rawan gempa di dunia, karena terletak di pertemuan empat lempeng tektonik utama dalam wilayah Cincin Api Pasifik. Negara ini mengalami sekitar 1.500 gempa setiap tahun, atau sekitar 18% dari total gempa bumi global.

Pemerintah Jepang telah lama memperingatkan kemungkinan terjadinya gempa besar di zona subduksi Palung Nankai dalam tiga dekade mendatang. Palung sepanjang 800 kilometer ini membentang dari Shizuoka hingga selatan Pulau Kyushu, dan merupakan pertemuan antara Lempeng Eurasia dan Lempeng Laut Filipina.

Skenario terburuk yang disusun pemerintah memprediksi gempa besar di kawasan tersebut dapat menyebabkan hingga 298.000 korban jiwa dan kerugian ekonomi sebesar US$ 2.000 miliar. Dari jumlah tersebut, sekitar 215.000 diperkirakan meninggal akibat tsunami yang diprediksi bisa mencapai ketinggian lebih dari tiga meter.